Kenapa Media Sosial Juga Disebut Bisa 'Berbahaya' Buat Anak Remaja? Ini Penjelasannya

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Selasa, 20 Dec 2022 06:30 WIB
Alasan psikologis di balik bahanya sosial media bagi remaja/ Foto: Freepik.com/souayang

Memiliki akun sosial media sudah menjadi hal lumrah saat ini. Sosial media/medsos bisa menjadi sarana bagi setiap orang untuk terhubung satu sama lain dan berbagi cerita dalam hidupnya.

Namun sayangnya, di balik kemudahan untuk terhubung satu sama lain tersebut, sosial media menyimpan sisi-sisi negatif sehingga membuatnya berbahaya.

Sebagaimana dirangkum dari laman Psych2go, terdapat beberapa alasan psikologis di balik bahaya sosial media, terutama bagi remaja. Apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Berpotensi 'Salah' Menilai Norma


Ilustrasi bermain sosmed/ Foto: Freepik.com/davidengy

Seorang ilmuwan perilaku bernama Dr. Gretchen Brion-Meisels menjelaskan bahwa pada masa pubertas, para remaja memandang dunia bisa jauh lebih kompleks bahkan dibandingkan orang dewasa. Dalam situasi ini pula, mereka mencoba memahami hal yang normal untuk dilakukan yakni dengan menjadi sama dengan mayoritas.

Maksudnya adalah bahwa para remaja ingin menyesuaikan diri dengan melakukan sesuatu hal yang sama dengan hal yang dilakukan oleh sebagian besar orang.

Oleh karenanya, saat mereka berselancar di media sosial dan melihat puluhan postingan di linimasa mereka semisal tren tertentu, maka itu akan mudah untuk mempengaruhi mereka. Sementara, tidak semua tren dinilai baik untuk diikuti. Alhasil, ini bisa menjadi sesuatu yang 'menjebak'.

2. FOMO


Ilustrasi bermain media sosial/ Foto: Freepik.com/alexuhrin95

Secara sederhana, FOMO atau Fear of Missing Out dapat diartikan sebagai perasaan takut tertinggal yang ditandai dengan adanya kecemasan. FOMO memang mungkin saja bisa memunculkan perasaan dikucilkan dari kegiatan menyenangkan.

Sebuah makalah penelitian pada 2020 menunjukkan bahwa rasa takut tertinggal akibat FOMO bisa berkembang menjadi kecanduan internet yang parah.

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang diterbitkan oleh Human Factors in Healthcare yang mengungkap bahwa salah satu faktor pendorong para remaja mengikuti tren yang ada adalah adanya rasa takut ketinggalan.

Padahal, bila ditelusuri, beberapa trend challenge di sosial media memiliki risiko yang bisa membahayakan, dan kabar baiknya tidak apa-apalah lho untuk tidak mengikuti semua tren. Bahkan semakin dewasa, beberapa orang justru merasa bahagia dengan JOMO atau Joy of Missing Out.

(fip/fip)