Standar kecantikan yang berlangsung di masyarakat saat ini masih melanggengkan anggapan bahwa cantik itu harus berkulit putih dan langsing. Namun, Khoudia Diop, model kulit hitam berdarah Senegal ini telah mematahkan stigma tersebut. Meski telah lama mendapat kritikan karena warna kulitnya yang gelap, Diop belajar mengubah hal negatif tersebut menjadi inspirasi dan membagikan cara mencintai diri sendiri.
Diop menjadi perbincangan di kalangan masyarakat dunia maya usai tampil dalam iklan The Colored Girl Project, sebuah platform yang bertujuan memperkenalkan konsep cantik dengan berbagai nuansa warna kulit yang berbeda. Penasaran seperti apa perjuangan Diop melawan stigma negatif tentang dirinya? Berikut kisah inspiratifnya dilansir dari Bright Side.
Mengalami Perundungan Sejak Kecil
Khoudia Diop/Foto: Instagram.com/melaniin.goddess |
Khoudia Diop lahir di Senegal pada tahun 1996. Ibunya pindah ke New York ketika usianya dua tahun, sehingga Diop dibesarkan oleh oleh bibinya di rumah. Diop diberitahu oleh sepupunya untuk mencerahkan warna kulitnya dengan produk kecantikan, tapi Diop selalu menolak.
"Produk pemutih kulit adalah krim yang sangat murah, bahkan beberapa di antara produk tersebut dijual dengan harga kurang dari satu dolar. Begitulah cara mereka membuatnya mudah diakses untuk perempuan di negara saya," katanya.
Khoudia Diop/Foto: Instagram.com/melaniin.goddess |
"Saya tidak pernah mencobanya, tapi saya tidak berbohong kalau saya ingin kulit menjadi lebih cerah. Saya benar-benar merasa malu karena saya benci bagaimana orang-orang melihat saya. Tapi, kakak perempuan saya membantu saya menemukan hal positif," lanjut Diop.
Model cantik ini telah menghadapi stigma negatif sejak kecil. Diop ingat ketika anak-anak seusianya mengolok-olok Diop karena warna kulitnya, seperti memanggil Diop dengan sebutan midnight atau mother of stars. Namun dari hal itu, Diop menemukan daya tariknya dan tidak peduli dengan kritik orang karena warna kulitnya.
Julukan Melanin Goddess
Khoudia Diop/Foto: Instagram.com/melaniin.goddess |
Diop telah memberi julukan pada dirinya sendiri sebagai Melanin Goddess. "Saya memberi nama panggilan untuk diri saya sendiri karena kulit saya yang gelap dan kaya akan melanin. Saya juga ingin menginspirasi perempuan-perempuan muda dan memberi tahu mereka bahwa kita semua adalah dewi luar dalam," jelasnya.
Model itu melanjutkan, "Pesan yang saya miliki untuk perempuan-perempuan di luar sana adalah bahwa penampilan Anda baik-baik saja selama Anda merasa cantik dari dalam."
Saat tumbuh dewasa, Diop disebut Black Barbie oleh teman-temannya.
"Saya ingin menunjukkan kepada para perempuan bahwa memiliki kulit gelap bukanlah sesuatu yang buruk karena perbedaan itu sesuatu yang indah. Membantu perempuan menyadari bahwa mereka tidak harus mengubah siapa diri mereka membuat saya bangga," jelasnya.
Berkarier Sebagai Model
Khoudia Diop/Foto: Instagram.com/melaniin.goddess |
Diop pindah ke Paris saat usianya 15 tahun. Saat menjalani pendidikan sekolah menengah di sana, beberapa fotografer menginginkan fotonya dan Diop terus-menerus ditanya apakah dia tertarik untuk menjadi model. Setelah menghadapi keraguan, Diop pun mengambil kesempatan tersebut.
"Saya mengambil kesempatan itu karena ingin menginspirasi perempuan lain," kata Diop. Dia benar-benar menekuni dunia modeling saat usianya 17 tahun. Setelah tampil dalam iklan The Colored Girl Project tahun 2016, pengikutnya langsung bertambah dari 300 pengikut menjadi lebih dari 300 ribu pengikut.
Saat ini, Diop telah mengantongi 485 ribu pengikut di Instagram. Melalui media sosial yang dimiliki, Diop ingin merangkul keindahan kulit gelap Afrika, harga diri, dan beberapa budaya Afrika.
Kira-kira, apa saja standar kecantikan yang harus dihilangkan dari industri fashion menurut kamu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!