Kisah Masyarakat Lombok yang Jalani Tradisi Penampahan, Lakukan Mandi Wajib di Pantai Sebelum Masuki Bulan Ramadan
Sehari sebelum memasuki puasa Ramadan, biasanya terdapat anjuran untuk melakukan mandi wajib sebagai proses menyucikan diri. Hanya saja, sebenarnya tidak ada rukun atau syarat puasa yang mewajibkan mandi besar menjelang ibadah puasa Ramadan.
Mandi wajib sebelum melaksanakan puasa Ramadan hanya wajib dilakukan jika seseorang habis mengalami hadas besar. Meski begitu, ritual mandi wajib tampaknya masih banyak dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Salah satunya seperti tradisi Penampahan yang diadakan oleh masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat pada H-1 sebelum memasuki bulan Ramadan.
Tradisi Penampahan, atau juga disebut Bebersinan, merupakan prosesi mandi safar atau mandi besar atau mandi wajib. Tujuannya semata-mata untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum masuk ke bulan suci Ramadan.
Tradisi Mandi Wajib di Air Terjun hingga Pantai
Ilustrasi mandi di air terjun/ Foto: iStock/Hafiz Ismail |
Bebersinan dapat dilakukan dimana saja. Saat ini, kebanyakan warga melakukan Bebersinan di rumah mereka masing-masing. Sebagian warga memilih mandi besar di danau atau di sejumlah air terjun terkenal di Lombok, seperti Air Terjun Kembang Kuning, Air Terjun Sendang Gile, Sumber Mata Air Awet Muda Narmada, atau pemandian Sesaot.
Ada juga warga Lombok yang melakukan prosesi Penampahan dengan mandi di pantai, kemudian membilasnya dengan mandi air tawar. Pasalnya, mandi di laut lepas diyakini bisa menghanyutkan segala keburukan dan dosa yang ada dalam diri seseorang.
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan oleh Masyarakat Lombok: Ziarah Kubur dan Roahan
Masyarakat Lombok melakukan ziarah ke makam keluarga dan tokoh agama/Foto: Freepik/freepik
Tradisi Ziarah Kubur
Di samping Penampahan atau Bebersinan, umat Islam di Lombok juga melakukan tradisi ziarah kubur ke makam keluarga serta tokoh agama yang disegani yang sudah meninggal.
Misalnya, ke Makam Loang Baloq, Makam Batu Layar, Makam Tuan Guru Saleh Hambali, atau Makam Ketaq (Tuan Guru Lopan). Ziarah kubur dilakukan untuk mendoakan orang-orang yang sudah meninggal, sembari membersihkan makam mereka.
Tradisi Roahan
Roahan atau pengajian menjelang bulan Ramadan/Foto: Freepik/rawpixel.com |
Jelang Ramadan, rasanya belum afdol kalau belum saling bermaaf-maafan untuk melebur kesalahan sebelum memasuki bulan suci. Umat Islam di Lombok juga melakukan aksi saling memaafkan bersama keluarga, kerabat, dan tetangga.
Usai acara ziarah dan bermaaf-maafan, warga biasanya mengadakan acara Roahan atau kenduri (selamatan). Roahan, atau di daerah lain dikenal dengan sebutan Ruwahan, merupakan acara pengajian dan tahlilan bersama yang dilakukan di masjid, musala setempat, ataupun salah satu rumah warga. Saat itu, mereka akan mengundang keluarga besar, tetangga, dan pemuka agama. Terakhir, acara Roahan biasanya ditutup dengan santap bersama makanan khas Lombok yang telah disediakan warga.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi mandi di air terjun/ Foto: iStock/Hafiz Ismail