
Kisah Nyata di Balik Drama The Glory yang Dibintangi Song Hye Kyo, Lebih Kejam dan Memilukan

Drama Korea Netflix The Glory telah menjadi perbincangan sejak penayangan season pertamanya. Tidak hanya karena diperankan oleh aktor papan atas Korea terkemuka, Song Hye Kyo dan Lee Do Hyun, drama The Glory juga mengangkat isu paling sensitif dan memilukan, yaitu kekerasan dan intimidasi di sekolah.
Dilansir dari kpoppost, Wikitree dan Hankook Ilbo melaporkan kesaksian dari inspektur sekolah dengan spesialisasi kasus kekerasan sekolah di Kantor Pendidikan Suwon di Provinsi Gyeonggi, Choi Woo Sung.
Inspektur sekolah Choi Woo Sung mengungkapkan kisah nyata di balik adegan intimidasi drama Korea The Glory dalam sebuah wawancara dengan MBC Radio.
Lebih Detail Tentang Kisah Nyata di Balik Kekerasan Sekolah The Glory
![]() Park Yeon Jin dalam drama The Glory / Foto: instagram.com/netflixkr |
Selama wawancara, pembawa acara bertanya kepada inspektur sekolah Choi Woo Sung apakah adegan intimidasi dan kekerasan di sekolah dalam drama korea The Glory benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Choi Woo Sung menyatakan bahwa kenyataannya sebenarnya jauh lebih buruk daripada yang digambarkan dalam drama The Glory. Kasus pertama yang diceritakan oleh inspektur sekolah Choi Woo Sung adalah kasus kekerasan sekolah curling iron yang terjadi di Sekolah Menengah Cheongju pada tahun 2006.
Dia mengungkapkan detail mengerikan yang mencengangkan tentang kasus tersebut, serta insiden intimidasi dan kekerasan di bawah umur yang lebih parah.
Detail yang Lebih Mengerikan tentang Kasus Penindasan Sekolah Curling Iron pada tahun 2006
![]() Moon Dong Eun dalam drama The Glory / Foto: instagram.com/netflixkr |
Mengenai kasus bullying curling iron pada tahun 2006, Choi Woo Sung mengungkapkan bahwa pelaku bernama Kim berusia 15 tahun ketika menyerang temannya A yang setahun lebih muda saat itu.
Kim tidak hanya membakar lengan A dengan curling iron seperti adegan bullying dalam drama The Glory, tetapi dia juga memukul korban dengan topi baseball dan mencakar dadanya dengan jepitan.
Perundungan dan kekerasan terjadi terus menerus selama kurang lebih 20 hari sehingga menyebabkan luka parah pada jiwa dan fisik korban. Kisah ini jauh lebih buruk daripada apa yang terjadi di drama.
“Korban saat itu mengalami luka bakar parah dan tulang ekor menonjol. Cedera ini mengharuskannya menjalani rawat inap selama 5 hingga 6 minggu. Parahnya lagi, para pelaku juga mengaku telah menghukum korban dengan merobek bagian kulit yang terbentuk di bekas lukanya dengan kuku mereka.” Ujar Choi Woo Sung ke Radio MBC.