Krisis Kelaparan Kian Memburuk di Gaza, 19 Warga Tewas karena Kelaparan dalam 24 Jam

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 28 Jul 2025 07:30 WIB
Krisis Kelaparan Kian Memburuk di Gaza, 19 Warga Tewas karena Kelaparan dalam 24 Jam
Krisis Kelaparan Kian Memburuk di Gaza, 19 Warga Tewas karena Kelaparan dalam 24 Jam/Foto: Dok. UN/UNWRA

Krisis kelaparan yang melanda warga Palestina di Gaza kian memburuk. Tak hanya serangan dari Israel yang tidak kunjung berhenti, kini warga Palestina juga terancam kelaparan dan malnutrisi. Sejumlah warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan bantuan, mengantre makanan, dan kelaparan.

Setidaknya 115 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan Israel baru-baru ini, termasuk 92 orang yang ditembak mati saat mencoba mendapatkan makanan di perlintasan Zikim di utara dan titik-titik bantuan di Rafah dan Khan Younis di selatan, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Pengepungan Israel terus berlanjut di Gaza, membuat krisis kelaparan semakin parah. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 19 warga Palestina meninggal karena kelaparan pada Minggu (20/7) dan ratusan warga lainnya yang menderita malnutrisi dapat segera meninggal.

"Kami memperingatkan bahwa ratusan orang yang tubuhnya telah melemah berisiko segera meninggal karena kelaparan," kata seorang juru bicara kementerian, dilansir dari Al Jazeera.

Kementerian Kesehatan Gaza menambahkan bahwa setidaknya 71 anak telah meninggal karena malnutrisi sejak genosida Israel dimulai pada 2023, sementara 60 ribu lainnya menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi yang parah.

Kesaksian Warga Gaza di tengah Krisis Kelaparan yang Melanda

Krisis kelaparan melanda Gaza, Palestina

Kesaksian Warga Gaza di tengah Krisis Kelaparan yang Melanda/Foto: Dok. UN/WHO

Dilansir dari Al Jazeera, di Zikim, pasukan Israel menembak setidaknya 79 warga Palestina, menurut sumber medis. Penembakan itu terjadi saat kerumunan besar warga berkumpul dengan harapan mendapatkan tepung dari konvoi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sementara itu, sembilan orang lainnya tewas di dekat titik bantuan di Rafah, tempat 36 orang lainnya kehilangan nyawa hanya 24 jam sebelumnya. Empat orang lainnya tewas di dekat lokasi bantuan kedua di Khan Younis, menurut Pertahanan Sipil Palestina.

Rizeq Betaar, seorang pria Palestina yang selamat dari serangan di Zikim, membantu membawa seorang pemuda yang menjadi korban ke rumah sakit.

“Kami melihat pemuda ini tergeletak di tanah, dan kamilah yang membawanya dengan sepeda. Kami berusaha membantunya. Tapi tidak ada apa-apa,” kata Betaar. “Tidak ada ambulans, tidak ada makanan, tidak ada kehidupan, tidak ada cara untuk bertahan hidup lagi. Kami hampir tidak bisa bertahan.”

Warga Palestina lain yang selamat, Osama Marouf, juga membantu mengangkut seorang pria tua yang tertembak dan terluka.

"Kami membawa seorang kakek dari Zikim. Dia pergi hanya untuk membeli tepung," kata Marouf. "Saya mencoba menyelamatkannya dengan sepeda, saya bahkan tidak menginginkan tepung lagi, dia sudah seperti ayah saya, kakek ini. Semoga Tuhan memberi saya kekuatan untuk berbuat baik. Dan semoga kesulitan ini tidak berlangsung lama."

Sementara itu, jurnalis Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza tengah, mengatakan bahwa seorang bayi berusia 35 hari di Kota Gaza dan seorang bayi berusia empat bulan di Deir el-Balah meninggal dunia akibat malnutrisi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.

“Sang ibu menyentuh tubuhnya, sambil berkata, ‘Maaf saya tidak bisa memberi kamu makan,’” kata Khoudary.

“Orang tua pergi ke lokasi distribusi GHF [Yayasan Kemanusiaan Gaza] untuk mengambil risiko terbunuh atau membiarkan anak-anak mereka kelaparan. Kami bertemu seorang ibu yang memberi anak-anaknya air hanya untuk mengisi perut mereka. Ia tidak mampu membeli tepung, dan ketika ia bisa, ia tidak dapat menemukannya," ungkap Khoudary.

Sementara itu, para dokter di Gaza mengatakan telah terjadi lonjakan jumlah orang yang datang ke rumah sakit dalam kondisi lemah dan kekurangan gizi. Namun, mereka tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk merawat mereka.

Dr. Mohammed Abu Afash, direktur Lembaga Bantuan Medis Palestina di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perempuan dan anak-anak sedang menderita kelaparan.

“Kita sedang menuju ke tempat yang tidak diketahui. Malnutrisi di antara anak-anak telah mencapai tingkat tertinggi,” ujarnya.

WFP: 1 dari 3 Warga Palestina Tidak Makan selama Berhari-hari

PBB Peringatkan 14 Ribu Bayi di Gaza Bisa Tewas dalam 48 Jam karena Kelaparan

WFP: 1 dari 3 Warga Palestina Tidak Makan selama Berhari-hari/Foto: Dok. UNICEF

Militer Israel mengakui serangan tersebut, mengatakan mereka telah melepaskan "tembakan peringatan untuk menghilangkan ancaman langsung terhadap pasukan" di Gaza utara. Namun, militer Israel tidak memberikan bukti atau detail dugaan ancaman tersebut.

Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengeluarkan pernyataan yang membantah pernyataan Israel, mengatakan bahwa para korban hanyalah orang-orang yang "berusaha mengakses makanan untuk memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka yang berada di ambang kelaparan".

WFP menyatakan bahwa penembakan oleh Israel terjadi tepat setelah konvoi 25 truk yang membawa bantuan pangan melintasi titik Zikim.

"Tak lama setelah melewati pos pemeriksaan terakhir... konvoi tersebut bertemu dengan kerumunan besar warga sipil yang cemas menunggu untuk mengakses pasokan makanan yang sangat dibutuhkan," kata badan tersebut. "Saat konvoi mendekat, kerumunan di sekitarnya diserang oleh tank-tank Israel, penembak jitu, dan tembakan lainnya."

Kekerasan tersebut terjadi meskipun ada jaminan dari Israel bahwa kondisi operasional lembaga-lembaga kemanusiaan di Gaza akan membaik, kata WFP, termasuk bahwa angkatan bersenjata tidak akan hadir atau terlibat di sepanjang rute konvoi.

"Krisis kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat keputusasaan yang baru. Banyak orang meninggal karena kurangnya bantuan kemanusiaan. Malnutrisi melonjak dengan 90.000 perempuan dan anak-anak sangat membutuhkan perawatan. Hampir satu dari tiga orang tidak makan selama berhari-hari," WFP memperingatkan.

"Hanya peningkatan besar dalam distribusi bantuan pangan yang dapat menstabilkan situasi yang semakin memburuk ini, meredakan kecemasan, dan membangun kembali kepercayaan masyarakat bahwa akan ada lebih banyak makanan," tambahnya.

Di Gaza selatan, pasukan Israel menewaskan setidaknya 13 orang yang sedang menunggu makanan di dekat titik distribusi yang dikelola oleh GHF yang didukung Amerika Serikat di Rafah dan Khan Younis. Pembunuhan ini menambah jumlah warga Palestina yang tewas di atau dekat lokasi GHF sejak Mei menjadi hampir 1.000 orang.

GHF, yang diusulkan Israel sebagai alternatif sistem bantuan PBB di Gaza, hampir selalu dikecam oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia karena melanggar prinsip-prinsip imparsialitas kemanusiaan dan apa yang mereka sebut sebagai keterlibatan dalam kejahatan perang.

Israel telah menutup perlintasan Gaza untuk bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan sejak 2 Maret 2025, memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Blokade tersebut telah mendorong wilayah tersebut ke dalam kondisi kelaparan, dengan banyak kematian dilaporkan akibat kelaparan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE