Kurangi 3 Hal 'Sederhana' Ini untuk Tahun 2025 yang Jauh Lebih Baik, Yuk Jadikan Resolusimu!

Meuthia Khairani | Beautynesia
Rabu, 08 Jan 2025 06:45 WIB
Kurangi 3 Hal 'Sederhana' Ini untuk Tahun 2025 yang Jauh Lebih Baik, Yuk Jadikan Resolusimu!
Hal yang perlu dikurangi di tahun 2025/Foto: Freepik.com

Resolusi tahun baru tidak melulu tentang apa yang ingin dilakukan atau dicapai di tahun tersebut. Namun, bisa juga mengenai hal-hal yang ingin dikurangi agar kehidupan di tahun baru lebih baik dan berkembang lagi daripada sebelumnya.

Untuk melengkapi resolusimu di 2025 ini, berikut adalah daftar hal yang mungkin perlu mulai kamu kurangi dari sekarang. Apa saja?

1. Perasaan Takut Gagal

Ilustrasi orang yang mengalami gagal fokus/foto: pexels.com/andrea piacquadio

Perasaan takut gagal/Foto: pexels.com/andrea piacquadio

Takut gagal dapat membuatmu tidak ke mana-mana dan tidak melakukan sesuatu. Dilansir dari Verywell Mind, tanda-tanda takut gagal adalah ketika kamu percaya bahwa kamu tidak memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan untuk mencapai sesuatu.

Kamu juga suka menunda-nunda pekerjaan, memberitahu orang lain bahwa kamu mungkin gagal sehingga ekspektasimu begitu rendah tentang tujuan hidup, meremehkan kemampuan sendiri untuk menghindari kekecewaan (yang belum tentu terjadi), dan penuh rasa khawatir bahwa kekurangan atau ketidaksempurnaanmu membuat orang lain memandangmu rendah.

Perasaan-perasaan toxic ini dapat menyebabkanmu tidak ingin mencoba sama sekali untuk menghindari rasa sakit, malu, dan kecewa bila tidak berhasil. Penyebabnya, mungkin karena kamu kurang dukungan moril dari orang terdekat setiap melakukan sesuatu, takut membuat kesalahan karena selalu kena teguran keras dari orang tua setiap berbuat salah, memiliki gangguan kecemasan maupun trauma, atau ada unsur perfeksionisme atau standar yang sangat tinggi dalam dirimu.

Namun, jangan terlalu berlarut dalam rasa takut gagal. Kamu bisa melakukan beberapa strategi untuk mengurangi hingga menghilangkan rasa takut gagal, yakni sebagai berikut:

  1. Pikirkan kemungkinan terburuk dan solusinya. Hal ini perlu dilakukan sebagai persiapan jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencanamu sekaligus meredakan kecemasanmu sebelum melakukan sesuatu.
  2. Fokus pada hal yang dapat kamu kendalikan, yakni situasi, energi, dan kinerjamu.
  3. Gunakan pemikiran positif dengan menghindari pembicaraan negatif pada diri sendiri.
  4. Berusahalah berpikir secara optimis agar motivasimu tetap tinggi.

2. Tidak Mau Keluar dari Zona Nyaman

Tidak mau keluar dari zona nyaman/Foto: Pexels/Aminniak

Melansir Anna Selundberg, terus menerus berada di zona nyaman membuatmu kehilangan begitu banyak kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Sebab, begitu banyak peluang yang berada di luar batas zona nyamanmu. Dengan tidak keluar dari situ, kamu menahan dirimu sendiri untuk mencoba hal baru yang mungkin bermanfaat untukmu.

Mengapa kamu harus keluar dari zona nyaman? Untuk menantang diri sendiri dan menabrak batas yang selama ini membuat kemampuanmu hanya seputar itu-itu saja dan tidak berkembang. Keluar dari zona nyaman juga bermanfaat untuk membiasakanmu beradaptasi dengan situasi tak terduga, membangun ketahananmu.

Lalu, bagaimana caranya keluar dari zona nyaman?

  1. Memiliki kejelasan terlebih dahulu tentang alasan yang lebih besar dan apa yang akan kamu peroleh dari berperilaku atau mencoba hal yang berbeda.
  2. Selanjutnya, dikutip dari Tonny Robbins, temukan titik awalmu dan kuasai emosimu. Kembangkan pola pikir dan mulailah mencoba dari hal-hal terkecil.
  3. Temukan orang-orang yang punya pola pikir yang berkembang dan maju. Yakni, orang yang bisa merayakan pencapaianmu dan membantumu belajar dari kegagalan.
  4. Terima kegagalan dan belajar dari situ.

Takut gagal adalah salah satu ketakutan paling umum yang menahan kita untuk mencapai kemajuan diri. Ketika kamu melihat pengusaha atau pemain film terbaik, kamu akan menemukan satu kesamaan, bahwa mereka semua pasti pernah gagal di beberapa titik dalam hidup mereka.

Namun, mereka tidak membiarkan kegagalan menahan mereka. Mereka tahu bahwa dalam setiap kegagalan ada pelajaran. Cara untuk memahaminya adalah dengan keluar dari zona nyaman.

3. Berlebihan Mengkritik Diri Sendiri

Berlebihan mengkritik diri sendiri/Foto: Pexels/Pavel Danilyuk

Mengkritik diri sendiri berkenaan dengan menerapkan standar, dan memberikan harapan dan ekspektasi pada diri sendiri. Lalu, mengkritik diri ketika ditemukan kesalahan atau kekurangan jika kriteria tersebut tidak tercapai.

Meskipun kritik dapat bersifat membangun dan memotivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi, kritik diri yang berlebihan dan tak henti-henti dapat berdampak buru bagi kesehatan mental sehingga menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi. Demikianlah yang dikutip dari Thriveworks.

Menurut psikologi, perilaku mengkritik diri muncul karena adanya keyakinan yang saling berkaitan dengan rendah-tingginya harga diri, kemampuan, kesukaan, pengalaman, dan tekanan masyarakat. Orang yang suka mengkritik diri cenderung keras pada diri sendiri. Akibatnya, selalu merasa tidak mampu dan meragukan diri sendiri.

Ketika seseorang hanya berfokus pada kekurangan dan kelelahan mereka, maka mereka memandang diri mereka dengan begitu negatif. Sehingga, efek selanjutnya tak terhindarkan, yakni depresi. Sebab, kritik diri terus menerus dapat menyebabkan perasaan putus asa, depresi, dan kurang minat untuk beraktivitas lagi.  

Adapun cara mengurangi kebiasaan mengkritik diri sendiri secara keras dan berulang adalah dengan memberikan kasih sayang dan penerimaan diri, menantang pikiran negatif, menetapkan ekspektasi dan standar yang realistis, mencari dukungan dari teman dan orang terdekat maupun profesional, dan belajar memerlukan diri sendiri dengan kebaikan serta penuh pengertian.

Semoga dengan mengurangi tiga hal ini, hidupmu dapat maju lebih pesat di bidang apa pun ya, Beauties!

*** 

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE