Masa Kecil Kurang Kasih Sayang? 3 Tanda Ini Bisa Jadi Kamu Alami saat Dewasa

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Senin, 19 May 2025 20:00 WIB
Masa Kecil Kurang Kasih Sayang? 3 Tanda Ini Bisa Jadi Kamu Alami saat Dewasa
Masa Kecil Kurang Kasih Sayang? 3 Tanda Ini Bisa Jadi Kamu Alami saat Dewasa/Foto: Pexels.com/Liza Summer

Kasih sayang di masa kanak-kanak merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang emosi dan psikologis seseorang. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta cenderung memiliki rasa aman, percaya diri, dan kemampuan bersosialisasi yang lebih baik.

Sementara itu, kurang kasih sayang masa kecil dapat meninggalkan luka emosional yang terbawa hingga dewasa sehingga menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan, rasa rendah diri, hingga gangguan kecemasan.

Tahukan kamu bahwa banyak orang dewasa menjalani hidup tanpa menyadari bahwa akar dari masalah emosional mereka berasal dari masa kecil yang dingin dan penuh kekosongan? Dilansir dari Worth Explorer, ada beberapa tanda kurang kasih sayang di masa kecil yang efeknya bertahan hingga dewasa.

Perfeksionisme

Ilustrasi/Foto: Freepik/wayhomestudio
Ilustrasi/Foto: Freepik/wayhomestudio

Perfeksionisme bisa muncul sebagai salah satu dampak kurang kasih sayang masa kecil. Ketika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang tidak memberinya rasa dicintai atau diterima, ia cenderung mengembangkan dorongan untuk selalu menjadi sempurna di kemudian hari. Ini tidak melulu berarti ia berambisi untuk selalu unggul dalam segala hal, tetapi lebih sering terlihat dari rasa takut berbuat kesalahan atau kekhawatiran berlebihan akan mengecewakan orang lain.

Meskipun terkadang perfeksionisme bisa menjadi motivasi untuk bekerja keras dan mencapai hasil yang luar biasa, tetapi tekanan untuk selalu sempurna justru bisa menjadi beban yang melelahkan. Seseorang yang perfeksionis bisa merasa stres terus-menerus, bahkan merasa tidak pernah cukup baik, meskipun sudah berusaha sekuat tenaga.

Oleh karena itu, perlu untuk disadari bahwa nilai diri seseorang tidak bergantung sepenuhnya pada pencapaian. Kesalahan adalah bagian alami dari proses belajar dan bertumbuh.

Tidak ada manusia yang sempurna dan semua orang sedang menjalani proses perkembangan dalam hidupnya. Mengizinkan diri untuk tidak sempurna justru bisa menjadi langkah besar menuju kesehatan mental dan kebahagiaan yang lebih baik.

Kesulitan Mempercayai Orang Lain

Ilustrasi/Foto: Freepik

Kesulitan untuk mempercayai orang lain sering kali dialami oleh mereka yang tumbuh tanpa merasa dicintai. Orang-orang ini akhirnya membangun pertahanan diri yang tinggi dan merasa lebih aman jika menjaga jarak daripada memberi kesempatan kepada orang lain untuk masuk ke dalam kehidupan mereka.

Ketika seseorang terbiasa melihat dunia dengan kacamata ketidakpercayaan, mereka cenderung selalu waspada terhadap potensi kekecewaan atau pengkhianatan, baik dari teman, rekan kerja, maupun pasangan. Mengharapkan yang terburuk adalah hal yang mereka anggap sebagai cara melindungi diri agar tidak terluka. Bahkan, menjauhkan orang lain bisa terasa lebih nyaman dibandingkan harus menanggung risiko patah hati.

Namun, perlu untuk dipahami bahwa tidak semua orang akan menyakiti. Membangun kepercayaan memang membawa risiko, tetapi itu juga merupakan kunci dalam menciptakan hubungan yang tulus dan bermakna. Perlahan-lahan, belajarlah untuk membuka diri, menurunkan dinding pertahanan, dan memberi ruang bagi orang lain dalam hidup.

Terlalu Mandiri

Ilustrasi/Foto: Freepik

Banyak orang yang tumbuh tanpa kasih sayang yang cukup dari orang tuanya cenderung mengembangkan kemandirian yang sangat kuat. Mereka terbiasa mengandalkan diri sendiri dalam berbagai hal karena tidak pernah merasa bergantung pada orang lain. Akibatnya, mereka kesulitan meminta bantuan bahkan ketika benar-benar membutuhkannya.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya cenderung tumbuh menjadi individu yang sangat mandiri. Sikap ini bisa terus terbawa hingga dewasa dan sering kali menyebabkan seseorang menarik diri dari lingkungan sosial atau bahkan menolak bantuan meskipun itu ditawarkan dengan niat baik.

Memang, kemandirian adalah hal yang positif dan penting dalam kehidupan. Namun, terlalu mandiri justru bisa menjadi penghalang dalam menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.

Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya saling membutuhkan. Menerima bantuan tidak berarti lemah, tetapi justru menunjukkan bahwa kita cukup kuat untuk mengakui bahwa kita tidak bisa melakukan segalanya sendiri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE