Kasih sayang di masa kanak-kanak merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang emosi dan psikologis seseorang. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta cenderung memiliki rasa aman, percaya diri, dan kemampuan bersosialisasi yang lebih baik.
Sementara itu, kurang kasih sayang masa kecil dapat meninggalkan luka emosional yang terbawa hingga dewasa sehingga menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan, rasa rendah diri, hingga gangguan kecemasan.
Tahukan kamu bahwa banyak orang dewasa menjalani hidup tanpa menyadari bahwa akar dari masalah emosional mereka berasal dari masa kecil yang dingin dan penuh kekosongan? Dilansir dari Worth Explorer, ada beberapa tanda kurang kasih sayang di masa kecil yang efeknya bertahan hingga dewasa.
Perfeksionisme
Ilustrasi/Foto: Freepik/wayhomestudio |
Perfeksionisme bisa muncul sebagai salah satu dampak kurang kasih sayang masa kecil. Ketika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang tidak memberinya rasa dicintai atau diterima, ia cenderung mengembangkan dorongan untuk selalu menjadi sempurna di kemudian hari. Ini tidak melulu berarti ia berambisi untuk selalu unggul dalam segala hal, tetapi lebih sering terlihat dari rasa takut berbuat kesalahan atau kekhawatiran berlebihan akan mengecewakan orang lain.
Meskipun terkadang perfeksionisme bisa menjadi motivasi untuk bekerja keras dan mencapai hasil yang luar biasa, tetapi tekanan untuk selalu sempurna justru bisa menjadi beban yang melelahkan. Seseorang yang perfeksionis bisa merasa stres terus-menerus, bahkan merasa tidak pernah cukup baik, meskipun sudah berusaha sekuat tenaga.
Oleh karena itu, perlu untuk disadari bahwa nilai diri seseorang tidak bergantung sepenuhnya pada pencapaian. Kesalahan adalah bagian alami dari proses belajar dan bertumbuh.
Tidak ada manusia yang sempurna dan semua orang sedang menjalani proses perkembangan dalam hidupnya. Mengizinkan diri untuk tidak sempurna justru bisa menjadi langkah besar menuju kesehatan mental dan kebahagiaan yang lebih baik.