Mengenal 4 Bentuk Stress Language

Raihannisa Fitriah | Beautynesia
Selasa, 25 Nov 2025 17:30 WIB
Mengenal 4 Bentuk Stress Language
Ilustrasi perempuan mengalami stres ketika banyak pekerjaan/ Foto: Freepik

Beauties, mungkin kamu sudah tidak asing dengan love language, kan? Namun, pernahkah kamu terpikirkan kalau ternyata ada cara yang tepat untuk mengelola stres dengan mengetahui stress language?

Stress language atau bahasa stres merupakan cara seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang mereka hadapi. Sama pentingnya dengan love language, bahasa stres mampu membantu kamu untuk mengatasi stres dan mengkomunikasikannya dengan orang lain. 

Dikutip dari Times Entertainment, seorang pakar kebugaran mental bernama Maya Raichoora menyatakan bahwa setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan stresnya. Dengan demikian, penting untuk mengetahui empat jenis stress language supaya bisa mahir dalam mengelola stres. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Si Fight 

Ilustrasi perempuan bereaksi melawan pasangan ketika sedang stres/ Foto: Freepik/ Stefamerpik

Sesuai dari arti Fight yaitu melawan. Biasanya, seseorang yang memiliki stress language fight akan dengan mudah bereaksi pada situasi yang kurang nyaman. Responnya mulai dari berteriak, membentak, gelisah, dan bahkan menyerang orang lain. 

Namun, di balik itu, seseorang yang memiliki stress language ini menganggap daripada diam lebih baik untuk mengekspresikan amarahnya supaya masalah cepat selesai. 

Menunjukkan pikiran dan perasaan stres tidak melulu dengan kemarahan luar biasa. Kamu bisa mengelola stres dengan cara berolahraga, meditasi, dan menangis untuk melampiaskan emosi.  

Si Flight 

Ilustrasi perempuan yang menghindari rasa stres dengan menyendiri/ Foto: Freepik/ Zinkevych

Berbanding terbalik dengan penganut stress language fight, sejumlah orang yang memiliki bahasa stres flight justru lebih memilih untuk menghindar dari masalah. Sering kali, mereka akan menyangkal topik pembicaraan dan memendam emosi. Pasalnya, mereka kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan sehingga lebih baik menjauh dari masalah. 

Biasanya, respon fisik stress language flight seperti rasa gelisah, cemas, dan gerakan kaki serta tangan. Akan tetapi, stress language ini bisa kamu cegah dengan membiasakan untuk belajar berkomunikasi secara baik dengan orang lain. 

 

Si Freeze

Ilustrasi perempuan memilih hiatus untuk meredam emosi stres/ Foto: Freepik/ Pikisuperstar

Pemilik stress language freeze cenderung akan memisahkan diri untuk melindungi diri sendiri dari rasa sakit. Tandanya, mereka akan lebih memilih menarik diri dari keramaian publik untuk meredakan emosi pikiran dan perasaannya. 

Sayangnya, mereka kebingungan untuk menyelesaikan masalah. Alhasil, sering kali mereka akan menyalahkan diri mereka sendiri. Dengan demikian untuk mencegah stres yang semakin parah, kamu bisa melakukan journaling mengenai pikiran dan perasaan yang kamu alami. 

 

Si Fawn

Ilustrasi perempuan berusaha menyenangkan orang lain demi tidak terlalu stres/ Foto: Freepik/ Jcomp

Sementara itu berbeda dengan ketiga stress language sebelumnya, sejumlah orang dengan bahasa stres fawn merespon dengan cara membahagiakan orang lain tanpa menyakiti. Contoh halnya seperti mengalah, selalu berkata, “Ya”, dan meminta maaf terlebih dahulu. 

Stress language fawn selalu berupaya memenuhi ekspektasi orang lain. Dengan demikian, cara mengelola stres ini perlunya memberikan batasan serta berani untuk menolak sesuatu yang dirasa kurang nyaman. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE