Mengenal 8 Prinsip Kaizen, Metode untuk Membangun Kebiasaan Jangka Panjang
Seseorang tidak terlahir ke dunia dengan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Tindakan atau perilaku yang kerap seseorang tunjukkan dan lakukan setiap waktu tersebut terbentuk dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, saat seseorang ingin memiliki kebiasaan yang baik di dalam hidupnya, mereka perlu menggunakan metode tertentu demi membangun kebiasaan itu. Dilansir dari Develop Good Habits, Kaizen adalah salah satu metode yang bisa dilakukan untuk membangun kebiasaan, terutama kebiasaan jangka panjang. Berikut ulasannya!
Mengenal Kaizen
Kaizen adalah istilah bahasa Jepang yang memiliki makna “perubahan yang baik” atau “perkembangan”. Sebagai sebuah filosofi, Kaizen memperkenalkan pola pikir yang menekankan bahwa perubahan kecil sekali pun akan memberikan dampak besar pada akhirnya.
Sementara itu, sebagai sebuah metodologi Kaizen digunakan untuk meningkatkan ranah tertentu dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang menerapkan metode Kaizen ini akan melibatkan karyawan di level manajemen hingga administratif untuk melakukan perubahan setiap hari karena pergerakan kecil yang mereka lakukan itulah yang bisa membawa hasil besar.
Untuk lebih memahami tentang metode Kaizen, kamu perlu memelajari cara Kaizen diterapkan, baik dalam ranah personal maupun profesional. Cara kerja Kaizen sendiri bisa diketahui lewat prinsip-prinsip di bawah ini!
1. Terus Mengembangkan DIri
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Annie Spratt
Perusahaan yang mengadopsi filosofi Kaizen selalu mencari cara untuk berkembang dalam praktik bisnisnya alih-alih memberikan kesan kepada pelanggan bahwa mereka sudah cukup puas dengan layanan atau produk yang mereka ciptakan.
Dalam level personal, filosofi Kaizen bisa dimaknai dengan lebih sederhana lagi, yakni akan selalu ada hal baru untuk dipelajari dan kemampuan baru untuk dikembangkan, tak peduli sesukses apa pun dirimu.
2. Menyingkirkan Kebiasaan Lama
Ilustrasi/Foto: Unsplash/bruce mars
Hal penting berikutnya yang perlu dilakukan agar tidak terjebak dalam zona nyaman adalah dengan menyingkirkan tradisi lama dan membosankan yang telah ketinggalan zaman.
Kita hidup dalam sebuah lingkungan sarat budaya yang terus membuat perubahan dan perkembangan sehingga sektor bisnis pun harus berusaha tetap relevan dengan pergantian itu.
Untuk menyingkirkan kebiasaan lama di tingkat individu, seseorang perlu belajar demi meningkatkan kemampuannya dari hari ke hari.
3. Bersikap Proaktif
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Gabin Vallet
Membuat perencanaan adalah hal yang penting untuk dilakukan. Namun, akan lebih baik lagi jika rencana yang dibuat tersebut tidak hanya sampai tahap pembicaraan saja, tetapi benar-benar dilakukan demi mengimplementasikan perubahan.
Jika kamu ingin melakukan sesuatu, segera lakukan! Berhenti bersikap ragu-ragu karena takut dengan rintangan yang bahkan belum benar-benar terjadi dan bergeraklah untuk meraih tujuanmu.
4. Jangan Berasumsi akan Langsung Berhasil
Ilustrasi/Foto: Unsplash/airfocus
Metode baru yang dipraktikkan dalam sebuah bisnis tidak selalu memberikan hasil yang lebih baik. Namun, percobaan gagal dan perubahan harus tetap dilakukan demi meraih kesuksesan dalam bisnis.
Seseorang juga perlu melakukan proses uji coba tertentu di dalam hidup demi menemukan metode terbaik untuk meraih tujuannya. Hal ini penting karena tidak semua cara yang bekerja dengan baik dalam hidup orang lain bisa memberikan hasil serupa ketika dilakukan oleh orang lainnya.
5. Mengoreksi Kesalahan
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Jason Goodman
Proses uji coba yang dilakukan dalam sebuah bisnis memerlukan penanganan lebih lanjut berupa koreksi terhadap kesalahan yang terjadi selama proses atau praktik bisnis. Koreksi tersebut penting dilakukan demi terus berkembang.
Seseorang juga perlu melakukan koreksi di dalam hidupnya jika mereka ingin menghabiskan waktunya dengan lebih efisien. Kamu bisa mulai mencari aspek dalam hidupmu yang mana yang memerlukan perkembangan dan mulailah melakukan kebiasaan baru untuk mengoreksi hal tersebut.
6. Dengarkan Masukan dari Orang Lain
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Kaleidico
Semua orang di perusahaan—mulai dari CEO hingga pekerja administrasi—punya andil atas kesuksesan bisnisnya. Tidak berlebihan bila semua jajaran dalam perusahaan didorong untuk memberikan masukan demi perkembangan bisnis dan solusi dari sebuah permasalahan apa pun yang tengah dihadapi perusahaan.
Dalam ranah personal, keluarga dan teman adalah orang yang masukannya harus kamu dengarkan. Kamu mungkin meyakini bahwa caramu melakukan sesuatu sudah benar, tetapi dengarkan pendapat mereka yang lebih berpengalaman dan mungkin kamu bisa mendapatkan wawasan baru dalam prosesnya.
7. Mempertimbangkan Berbagai Sudut Pandang
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Amy Hirschi
Prinsip ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya, tetapi kali ini kamu harus mendengarkan lebih banyak orang di luar lingkaran tersebut. Makin banyak pendapat yang kamu dengar, makin banyak ide yang bisa kamu pakai sebelum mengimplementasikan perubahan atau membangun kebiasaan baru.
8. Mempraktikkan Metode “Five Why”
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Emma Simpson
Sebelum membuat keputusan final, temukan akar permasalahanmu dengan menanyakan “mengapa” sebanyak 5 kali. Dengan mempraktikkan hal ini, kamu bisa masuk lebih jauh ke dalam inti masalah sebenarnya yang menghalangimu meraih suatu tujuan.
Misalnya, ketika kamu berpikir bahwa alasanmu tidak bisa kurus adalah karena tidak punya waktu untuk berolahraga. Tanyakan hal berikut:
Mengapa kamu tidak punya waktu? Apa karena kamu bekerja penuh waktu dan sudah berkeluarga?
Banyak orang yang berada dalam situasi serupa dan tetap bisa meluangkan waktu untuk berolahraga, tetapi mengapa kamu tidak bisa? Apa karena kamu harus menyiapkan makan malam dan menidurkan anak-anak sepulang kerja?
Lantas mengapa kamu tidak berolahraga di pagi hari saja? Apa karena kamu selalu bangun kesiangan sehingga harus terburu-buru agar tidak terlambat ke kantor?
Mengapa tidak bangun lebih pagi saja?
Jika dilanjutkan, kamu mungkin akan menemukan fakta lewat pertanyaan terakhir yang kamu ajukan bahwa alasan kamu tidak bisa kurus adalah karena kamu kurang termotivasi, bukannya karena banyak kesibukan hingga kurang waktu.
Jadi, cara meningkatkan motivasi itulah yang sebenarnya harus kamu praktikkan demi menyelesaikan masalahmu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!