Membaca buku memang merupakan hobi tersendiri bagi beberapa orang. Selain bisa menambah wawasan baru, membaca buku juga menjadi hiburan, bahkan bisa menjadi pelarian seseorang ketika sedang merasa lelah atau stres. Dalam komunitas penggemar buku, sudah menjadi hal yang wajar untuk mempunyai preferensi bacaan masing-masing, mengingat terdapat berbagai genre buku berbeda yang beredar di pasaran.
Secara umum, ada dua jenis buku yang masing-masing terdiri dari beberapa genre, yaitu jenis fiksi dan nonfiksi. Jenis fiksi terdiri dari genre classic, comic, fantasy, coming of age, young adult, dan sebagainya. sedangkan buku nonfiksi misalnya biografi, bisnis, ekonomi, dan masih banyak lagi.
Mempunyai genre favorit dalam membaca buku tentunya merupakan hal yang wajar. Namun, ada sebuah aktivitas yang dikenal bisa merusak 'iklim sehat dalam memandang perbedaan itu'. Aktivitas tersebut adalah book-shaming.
Dilansir dari Urban Dictionary, book-shaming adalah aktivitas mempermalukan seseorang karena apa yang ia baca. Juga untuk membuatnya merasa bersalah atas buku yang mereka baca dan nikmati.
Contoh kecilnya, ketika seseorang mengatakan kepada temannya bahwa buku fiksi yang ia baca tidak berbobot dan hanya membuang waktu. Perilaku tersebut tentunya sangat mengganggu, dan tidak baik untuk diteruskan. Bagi korban book-shaming, hal ini sangat merugikan karena ia menjadi kecil hati dan tidak bisa menikmati buku seperti sebelumnya.
Beauties, lantas apa saja tanda-tanda seseorang telah melakukan book-shaming? Simak penjelasan berikut, yuk.
1. Berfikir Lebih Keren daripada Orang Lain Karena Genre yang Disukai
Merasa keren daripada orang lain/Pexels/Rodnae Production |
Hal ini biasa dalam suatu forum. Ketika seseorang membaca buku tertentu dan merasa buku itu sangat hebat, ia berpotensi untuk memandang rendah buku lainnya. Misalnya, seseorang telah menyelesaikan buku Sapiens karangan Yuval Noah Harari lalu ia merasa menjadi orang yang tercerahkan.
Kemudian ia mulai menyukai buku-buku serupa dan merasa semakin keren. Hasil akhirnya, ia merendahkan buku dengan genre lain karena merasa buku demikian tidak saintis, tidak mind-blowing, bahkan kekanak-kanakan!
2. Mencela Penulis Tertentu
Mencela orang lain/Pexels/Cottobro |
Tidak hanya soal genre, book-shaming juga terjadi ketika seseorang mencela penulis tertentu yang tidak ia sukai karyanya. Ingat, setiap penulis punya gaya tulisan yang berbeda, dan sebagai pembaca kita berhak untuk menyukai gaya tulisan tertentu.
Namun, hal ini bisa menjadi toxic ketika seseorang sampai ke level mencela penulis tertentu. Sama dengan perilaku book-shaming lainnya, mencela penulis tidaklah dibenarkan dan harus dihentikan.
3. Mengotak-ngotakkan Orang Lain
Mengotak-ngotakkan orang/Pexels/Nitivat Thitisavetpan |
Yaitu ketika seseorang menganggap genre tertentu hanya cocok untuk kalangan tertentu. Misalnya, buku komik hanya untuk anak SD, orang dewasa tidak seharusnya membaca novel romance, atau laki-laki tidak wajar jika membaca buku feminisme. Padahal, semua orang berhak membaca buku apapun yang ia mau.
Nah itu dia, Beauties 3 tanda seseorang telah melakukan book-shaming. Jangan sampai kita menjadi pelaku book-shaming ya, Beauties. Dan semoga kita terhindar dari orang-orang yang melakukan book-shaming.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!