Mengenal Istilah Brain Drain, Ketika Talenta Muda 'Kabur' Mencari Peluang Lebih Baik
Baru-baru ini viral di media sosial fenomena ‘Kabur Aja Dulu’. Banyak orang ramai-ramai menuliskan tagar #KaburAjaDulu dalam unggahannya terutama di platform X dan Instagram. Fenomena ini bermula ketika orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri membagikan informasi tentang kehidupan, lowongan pekerjaan, dan pengalamannya di media sosial. Namun, baru-baru ini tagar tersebut digunakan dengan ungkapan rasa kekecewaan dan kecemasan generasi muda terhadap isu sosial hingga politik yang terjadi di Indonesia.
Kemunculan tagar #KaburAjaDulu menjadi berkaitan dengan fenomena brain drain yang telah lama terjadi di Indonesia dan negara-negara berkembang sejak lama. Apa itu brain drain dan bagaimana dampaknya terhadap negara?
Apa Itu Brain Drain?
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Thirdman
Brain drain atau human capital flight adalah fenomena ketika orang pintar dan berbakat memilih untuk bekerja di luar negeri. Brain drain seringkali terjadi di negara-negara berkembang. Banyak orang dengan profesi seperti dokter, ilmuwan, hingga insinyur yang memilih untuk berkarir di luar negeri.
Hal tersebut terjadi untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi di negara lain, standar dan kehidupan yang lebih baik karena belum bisa didapatkan di negaranya sendiri. Selain itu, alasan lainnya misalnya karena ketidakstabilan politik hingga penyimpangan norma dan agama.
Di Indonesia, fenomena brain drain terjadi sejak tahun 1960-an. Merangkum dari Portal Berita Universitas Pendidikan Indonesia, banyak mahasiswa yang tengah menimba ilmu di Rusia memilih tidak pulang ke Indonesia. Pada tahun 1980-an ketika Menristek BJ Habibie mengirim banyak remaja untuk belajar ke luar negeri, mereka juga memilih untuk bekerja di banyak perusahaan Amerika Serikat.Â
Dampak Brain Drain untuk Indonesia
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Mikhail Nilov
Indonesia sebagai negara berkembang tentu akan mendapatkan dampak dari fenomena brain drain yang terjadi. Melansir dari laman Investopedia, brain drain memiliki dampak besar bagi negara berkembang. Seperti sulitnya menemukan orang yang kompeten dengan keterampilan serupa meski dengan profesi yang sama.
Hal tersebut bisa menyebabkan hilangnya pendapatan pajak dan bisa mengakibatkan pajak yang lebih tinggi untuk kekurangan tersebut. Selain itu, kurangnya sumber daya berkualitas yang mungkin tidak bisa dirasakan warga negara, seperti pendidikan dan perawatan kesehatan yang akan berpengaruh pada kualitas hidup warga negara.
Upaya Mengurangi Brain Drain
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Kindle Media
Meski tidak mudah untuk mengatasi fenomena brain drain, masih melansir dari laman Investopedia, mungkin pemerintah dan pemangku bisnis bisa melakukan beberapa hal agar bisa meminimalisir fenomena tersebut.
- Menawarkan gaji yang kompetitif
- Membuka jalan bagi reformasi hukum dan sosial
- Meningkatkan investasi di sektor ekonomi tertentu
- Meningkatkan kualitas sumber daya, misalnya perumahan dan layanan kesehatan
- Memberikan solusi terbaik untuk perumahan yang terjangkau
Dari fenomena yang terjadi saat ini, bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!