
Mengenal Istilah Sunk Cost Fallacy dalam Toxic Relationship: Ketika Usaha Tidak Sebanding dengan Hasil

Istilah sunk cost fallacy biasanya identik dengan dunia finansial seperti akuntansi, bisnis hingga investasi. Istilah sunk cost fallacy merujuk pada biaya hangus atau biaya yang sudah dikeluarkan di masa lalu yang tidak bisa dikembalikan.
Dalam bisnis, sunk cost fallacy, merujuk pada satu kondisi di mana seorang pemilik bisnis sudah mengeluarkan banyak modal untuk usahanya namun belum juga memperoleh keuntungan. Akan tetapi bisnisnya tersebut tetap dilanjutkan tanpa mengubah sistem namun berharap hasilnya akan baik.
Berangkat dari ilustrasi tersebut, lalu apa kaitannya dengan hubungan? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Sunk Cost Fallacy dalam Hubungan
![]() Ilustrasi uang/foto: Pexels.com/Alexander Mils |
Saat menjalin hubungan, kita seringkali mengeluarkan effort yang tidak sedikit. Bisa dari segi materi, waktu, bahkan perasaan. Tidak jarang bahwa usaha yang kita lakukan seringkali tidak bersambut.
Hubungan yang kita harapkan akan berhasil justru malah sebaliknya. Dengan effort yang tidak mudah dan dengan hasil yang tidak sesuai, apakah hubungan masih bisa untuk dipertahankan?
Sayangnya, tak sedikit yang meyakini bahwa suatu saat akan ada keajaiban yang membuat semua usahanya tidak sia-sia. Uniknya, kondisi tersebut sangat sesuai dengan gambaran ilustrasi mengenai sunk cost fallacy dalam dunia bisnis.
Ketika modal sudah dikeluarkan dan hasil yang didapat tidak sebanding, namun masih tetap dipertahankan dengan harapan suatu saat akan memperoleh hasil yang diinginkan. Sangat mirip dengan sebuah hubungan yang toxic.
![]() Pasangan yang Sedang Berkomunikasi/foto: pexels.com/Pavel Danilyuk |
Orang-orang yang terjebak dengan hubungan yang toxic hampir selalu memiliki pola yang serupa. Adanya effort yang berlebih dari salah satu pihak dibandingkan pihak lain yang kemudian berimbas pada perlakuan yang tidak sebanding. Hal inilah yang akhirnya menjadi kerugian.
Pihak yang berkorban akan semakin mengeluarkan effort berlebih dengan harapan akan ada perubahan. Letak kekeliruannya adalah, kita berharap bahwa kondisi tersebut bisa dikendalikan agar hasilnya sesuai dengan harapan. Kita melupakan bahwa ada hal-hal yang memang di luar batas kendali kita.
Lantas, bagaimana caranya agar tidak terjebak sunk cost fallacy dalam hubungan?
Tips agar Tidak Terjebak Sunk Cost Fallacy dalam Hubungan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari sunk cost fallacy dalam hubungan. Pertama, pastikan terlebih dahulu apakah pasangan memiliki perasaan dan tujuan yang sama dengan kita. Jika dari awal memang sudah terlihat hanya kita yang akan berkorban atau memiliki effort yang lebih tinggi dibanding pasangan kita, maka kita harus bersiap-siap untuk tidak menaruh harapan berlebih. Pasalnya, hubungan yang baik terjadi jika kedua belah pihak saling berkontribusi satu sama lain.
Lalu, perhatikan tanda-tandanya. Jika memang sudah nampak adanya "kerugian" yang akan kita dapatkan dari hubungan tersebut, maka jangan tunggu lebih lama lagi. Seseorang tidak akan bisa berubah demi orang lain, seseorang akan berubah karena keinginan dari dirinya. Jadi jangan pernah menunggu orang lain untuk mengubah sikapnya hanya karena kita sudah berjuang ya, beauties.
![]() Ilustrasi toxic relationship/foto: pexels.com/cottonbro |
Jika kamu merasa sedang terjebak dalam hubungan yang membawa kerugian dan tidak tau kapan harus mengakhirinya, coba komunikasikan terlebih dahulu dengan pasangan. Sebab, kamu juga tidak bisa menghakimi seseorang mengapa mereka berperilaku demikian.
Jika sudah dikomunikasikan namun ternyata tidak ada titik temu, mungkin saatnya kamu harus berhenti untuk memperjuangkan seseorang yang tidak memperjuangkanmu. Memang tidak mudah, namun percayalah bahwa di luar sana akan ada seseorang yang bisa menerimamu apa adanya dan memperjuangkan hubungan dengan lebih baik.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!