Mengenal Zahra Joya, Aktivis Afghanistan yang Bikin Platform Media untuk Pemberdayaan Perempuan
Dua tahun setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, hak-hak perempuan di negara tersebut telah dihancurkan. Perempuan Afghanistan diasingkan dari kehidupan publik, dilarang masuk universitas, dilarang pergi ke salon kecantikan, dipaksa menutup wajah, dan dihukum berat jika melakukan protes.
Meski begitu, tidak sedikit aktivis Afghanistan yang berjuang menegak keadilan untuk perempuan-perempuan di negara tersebut, salah satunya adalah Zahra Joya. Yuk, kenal lebih dekat dengan Zahra Joya yang dilansir dari Glamour Magazine!
Sosok Zahra Joya
![]() Zahra Joya/Foto: Dok. People |
Ketika Zahra berusia lima tahun (pada tahun 1990an), Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan dan sangat membatasi hak-hak perempuan, termasuk melarang pendidikan anak perempuan. Zahra terus bersekolah dengan mengenakan pakaian anak laki-laki sebelum mendaftar sebagai mahasiswa hukum dan akhirnya menjadi jurnalis.
Menyusul kembalinya Taliban berkuasa pada Agustus 2021, Zahra terpaksa meninggalkan Afghanistan dan sekarang tinggal sebagai pengungsi di Inggris, mengelola sebuah platform media untuk pemberdayaan perempuan bernama Rukhsana Media.
Zahra memulai Rukhshana Media pada tahun 2020. Platform media tersebut memiliki tujuan sederhana, yaitu memberikan platform bagi perempuan di Afghanistan dan memberikan kesempatan kepada jurnalis perempuan muda. Zahra ingin berbagi sejarah kehidupan dan pengalaman perempuan di Afghanistan.
"Saya bekerja di pengasingan. Rekan-rekan saya yang pemberani dan berada di Afganistan menghubungi saya, mencoba untuk meningkatkan suara perempuan Afganistan," ungkapnya.
Inspirasi Nama Rukhsana Media
Mengenal Zahra Joya, Aktivis Afghanistan yang Bikin Platform Media untuk Pemberdayaan Perempuan/Foto: Dok. ABC News
Zahra mengungkapkan bahwa Rukhshana adalah seorang perempuan muda yang mencoba melarikan diri dari pernikahan paksa. Pada tahun 2015, Taliban menangkapnya dan melemparinya dengan batu sampai mati.
Zahra secara pribadi berbicara dengan teman-teman dan keluarganya, dan saudara laki-lakinya mengatakan kepada Zahra bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk bersuara, mereka sangat merindukannya, dan itu adalah kenangan yang sangat menyakitkan bagi mereka.
Selama 20 tahun (sebelum Taliban mendapatkan kembali kekuasaan di Afghanistan), mereka kehilangan perempuan karena kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan Taliban, dan karena kekerasan teroris di negara tersebut.
Jurnalisme adalah Tanggung Jawab
![]() Zahra Joya/Foto: Instagram.com/una_donna_algiorno |
Zahra percaya bahwa jurnalisme adalah sebuah tanggung jawab, terutama pada saat ini di Afghanistan. Masyarakat Afghanistan hanya punya media dan Zahra tidak percaya berapa banyak pesan yang dia terima dari pria, perempuan, dan seluruh negeri.
Masyarakat tidak mampu bersuara dan ini menjadi tanggung jawab Zahra serta jurnalis lainnya untuk membantu mereka.
Harapan Zahra bagi Perempuan di Masa Depan
Mengenal Zahra Joya, Aktivis Afghanistan yang Bikin Platform Media untuk Pemberdayaan Perempuan/Foto: Instagram.com/bnnafghanistan
Zahra berharap perempuan dan anak perempuan lain di seluruh dunia tidak pernah mengalami apa yang dialami perempuan Afghanistan. Dia berdoa untuk para perempuan Afghanistan bahwa suatu hari mereka akan bangkit dan bebas. Saat ini, mereka terbangun dengan kenyataan bahwa mereka dipenjara, yang sangat memilukan. Zahra harap penderitaan ini akan berakhir secepat mungkin.
Bagaimana menurut kamu tentang sosok Zahra Joya, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

