Mengenang Shireen Abu Akleh, Jurnalis Al Jazeera yang Tewas Ditembak Pasukan Israel

Nadya Quamila | Beautynesia
Jumat, 03 Nov 2023 17:00 WIB
PBB Resmi Nyatakan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel
Mengenang Shireen Abu Akleh, Jurnalis Al Jazeera yang Tewas Ditembak Pasukan Israel/Foto: Ronaldo Schemidt/AFP via Getty Images

Beauties, masih ingatkah kamu dengan peristiwa penembakan yang menewaskan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada Mei 2022 lalu? Jurnalis veteran Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, tewas ditembak saat meliput operasi penyerbuan pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat pada Mei 2022.

Sekitar satu bulan usai kepergiannya yang meninggalkan duka mendalam, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menyatakan bahwa Shireen Abu Akleh tewas ditembak oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Peristiwa penembakan yang menewaskan jurnalis perempuan tersebut menyulut kemarahan warga Palestina dan masyarakat dunia. Usai kabar kematiannya menyebar, kaum perempuan di Palestina menjadikan Shireen Abu Akleh sebagai sosok inspiratif. Tak sedikit dari mereka yang ingin menekuni jurnalisme karena sosok perempuan tersebut.

Mengenang sosoknya, berikut profil Shireen Abu Akleh, sang jurnalis pemberani yang tewas ditembak pasukan Israel.

Profil Shireen Abu Akleh, Jurnalis Al Jazeera yang Tewas Ditembak Pasukan Israel

Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Shireen Abu Akleh/Foto: Twitter/Joyce_Karam

Shireen Abu Akleh adalah sosok jurnalis perempuan yang hebat, profesional, sangat berdedikasi, dan dikagumi oleh rekan-rekannya. Pujian berdatangan padanya karena keberanian dan profesionalismenya, terutama ketika meliput konflik dan peperangan.

Shireen Abu Akleh adalah salah satu koresponden lapangan pertama Al Jazeera yang bergabung pada tahun 1997. Dilansir dari CNN Indonesia, perempuan kelahiran Yerusalem timur itu lahir dari keluarga Kristiani asli Palestina. Ibunda Abu Akleh lahir di Yerusalem barat dan sang ayah berasal dari Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Ia lulus dari perguruan tinggi pada tahun penandatanganan perjanjian damai Oslo dan bergabung dengan radio Voice of Palestine yang saat itu baru terbentuk. Pada 1997, Abu Akleh bergabung dengan Al Jazeera, di mana karir jurnalismenya terus meroket hingga menjadi tokoh ikon di media Arab.

Ketenaran Abu Akleh tumbuh sejak liputannya tentang intifada Palestina kedua, atau pemberontakan warga Palestina, dari tahun 2000 hingga 2005. Wartawan senior Al Jazeera Dima Khatib membuat cuitan di Twitter bahwa Abu Akleh adalah "salah satu koresponden perang perempuan Arab pertama di akhir 1990-an".

Diketahui pada saat itu, kebanyakan jurnalis perempuan bekerja di studio televisi dan tidak diterjunkan ke zona perang. Shireen pun dianggap sebagai pelopor dalam generasi yang mematahkan stereotip peran gender dalam jurnalisme TV. Sebagian besar karir jurnalistiknya dihabiskan untuk meliput konflik Israel dan Palestina.

Shireen Abu Akleh adalah Suara Rakyat Palestina

LONDON, ENGLAND - MAY 12: Tributes are paid to murdered Palestinian journalist Shireen Abu Akleh at a protest and vigil at BBC Broadcasting House on May 12, 2022 in London, England. (Photo by Guy Smallman/Getty Images)

Shireen Abu Akleh/Foto: Getty Images/Guy Smallman

Usai kabar kematiannya menyebar, kaum perempuan di Palestina menjadikan Shireen Abu Akleh sebagai sosok inspiratif. Tak sedikit dari mereka yang ingin menekuni jurnalisme karena sosok perempuan tersebut.

Anggota parlemen Palestina Khalida Jarrar mengatakan bahwa Abu Akleh adalah suara rakyat Palestina. Ia tewas karena "kejahatan kolonialisme dan pendudukan Israel".

"Shireen selalu menjadi suara saya dari sel penjara," kata Jarrar kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa sebulan setelah penahanan terakhirnya oleh Israel, Shireen adalah orang pertama yang dia lihat di sidang pengadilannya.

"Shireen adalah suara kami. Ini tidak bisa dipercaya. Ini adalah kejahatan, semuanya jelas, penargetan yang disengaja dan langsung. Dia menjadi sasaran. Sudah jelas," kata Jarrar.

Kronologi Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh Ditembak Tentara Israel

Shireen Abu Akleh adalah seorang jurnalis Al Jazeera yang tewas ditembak oleh pasukan Israel. Akleh tewas saat sedang meliput serangan Israel di Tepi Barat.

Shireen Abu Akleh/Foto: Al Jazeera

Shireen Abu Akleh tewas ditembak oleh tentara Israel saat hendak meliput operasi penyerbuan pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat pada Rabu (11/5/2022). Ali Al-Samoudi, seorang jurnalis Al Jazeera, dan jurnalis lain di tempat kejadian mengatakan tidak ada pejuang Palestina yang hadir ketika para jurnalis itu ditembak.

Hal ini secara langsung membantah pernyataan Israel yang merujuk kemungkinan bahwa itu adalah tembakan Palestina.

"Kami akan merekam operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting," kata Al-Samoudi, dikutip dari Al Jazeera.

"Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen, tidak ada perlawanan militer Palestina sama sekali di tempat kejadian," ungkap Al-Samoudi, yang kini dalam kondisi stabil usai penembakan.

Shatha Hanaysha, seorang jurnalis lokal yang berdiri di samping Shireen Abu Akleh ketika dia ditembak, juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak ada konfrontasi antara pejuang Palestina dan tentara Israel. Dia mengatakan kelompok wartawan telah menjadi sasaran langsung.

"Kami empat wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm. Tentara pendudukan [Israel] tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan yang dilepaskan. Tentara bersikeras menembak untuk membunuh," kata Hanaysha. 

Shireen langsung dilarikan ke rumah sakit di Jenin dalam kondisi kritis. Tak lama kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia. Kepala departemen kedokteran di Universitas al-Najah di Nablus membenarkan bahwa Abu Akleh ditembak di kepala. Dia mengatakan bahwa tubuhnya dipindahkan untuk diautopsi berdasarkan perintah dari penuntut umum.

Dalam email terakhirnya, Abu Akleh mengirim pesan ke biro Ramallah Al Jazeera pada pukul 6:13 pagi di mana dia menulis, "Pasukan pendudukan menyerbu Jenin dan mengepung sebuah rumah di lingkungan Jabriyat. Dalam perjalanan ke sana, saya akan membawakan Anda berita segera setelah gambarannya menjadi jelas."

PBB Resmi Nyatakan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Palestinian schoolgirls approach a drawing on May 19, 2022 at an art exhibit honouring slain Al-Jazeera journalist Shireen Abu Akleh (portraits) at the spot where she was killed on May 11 while covering an Israeli army raid in Jenin in the occupied West Bank. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (Photo by RONALDO SCHEMIDT/AFP via Getty Images)

Mengenang Shireen Abu Akleh, Jurnalis Al Jazeera yang Tewas Ditembak Pasukan Israel/Foto: Ronaldo Schemidt/AFP via Getty Images

Sekitar satu bulan usai kepergiannya yang meninggalkan duka mendalam, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menyatakan bahwa Shireen Abu Akleh tewas ditembak oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

"Semua informasi yang kami kumpulkan, termasuk informasi resmi dari militer Israel dan jaksa agung Palestina, konsisten dengan temuan bahwa tembakan yang menewaskan Abu Akleh dan melukai rekannya Ali Sammoudi berasal dari pasukan keamanan Israel dan bukan dari tembakan sembarangan oleh orang Palestina bersenjata, seperti yang awalnya diklaim oleh otoritas Israel," juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) Ravina Shamdasani kepada wartawan di Jenewa, dilansir dari Reuters.

Dilansir dari Al Jazeera, Shamdasani menambahkan bahwa informasi yang dikumpulkan OHCHR telah mengungkapkan tidak ada "aktivitas oleh orang-orang Palestina bersenjata di sekitar para jurnalis" saat peristiwa itu terjadi. 

"Temuan kami menunjukkan bahwa tidak ada peringatan yang dikeluarkan dan tidak ada penembakan yang terjadi pada waktu itu dan di lokasi itu," kata Shamdasani.

"Beberapa peluru tunggal yang tampaknya ditujukan dengan baik ditembakkan ke arah mereka [para jurnalis] dari arah pasukan keamanan Israel," ungkapnya.

Shamdasani menambahkan bahwa peluru terus ditembakkan ke seorang pria tak bersenjata yang mencoba datang membantu Abu Akleh, serta seorang jurnalis yang berlindung di balik pohon.

Kepala OHCHR Michelle Bachelet terus mendesak pihak berwenang Israel untuk membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan Abu Akleh. Dalam sebuah pernyataan menanggapi pengarahan Shamdasani, IDF bersikeras telah terjadi baku tembak antara pasukan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina.

"Sejak insiden itu, IDF telah menyelidiki dan meninjau keadaan kematian Abu Akleh. Penyelidikan IDF dengan jelas menyimpulkan bahwa Abu Akleh tidak sengaja ditembak oleh seorang tentara IDF dan tidak mungkin untuk menentukan apakah dia dibunuh oleh seorang pria Palestina besernjata yang menembak tanpa pandang bulu di daerahnya atau secara tidak sengaja oleh seorang tentara IDF," ungkap pernyataan itu.

Permintaan Maaf Israel Setahun Setelah Tewasnya Shireen Abu Akleh

A mural of slain of Al Jazeera journalist Shireen Abu Akleh is on display, in Gaza City, Sunday, May 15, 2022. Abu Akleh was shot and killed while covering an Israeli raid in the occupied West Bank town of Jenin on May 11, 2022. (AP Photo/Adel Hana)

Mengenang Shireen Abu Akleh, Jurnalis Al Jazeera yang Tewas Ditembak Pasukan Israel/Foto: AP/Adel Hana

Israel meminta maaf atas tewasnya wartawan Shireen Abu Akleh, setahun setelah kematiannya. Permintaan maaf ini adalah pertama kalinya disampaikan oleh militer Israel atas terbunuhnya koresponden terkemuka untuk Al Jazeera itu.

Permintaan maaf itu disampaikan oleh juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam wawancara dengan jurnalis CNN, Eleni Giokos, dalam acara 'Connect the World' pada Kamis (11/5/2023) waktu setempat.

"Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan bahwa kami sangat meminta maaf atas kematian Shireen Abu Akleh," ucap Hagari.

"Dia merupakan seorang jurnalis, seorang jurnalis yang sangat terkemuka," imbuhnya merujuk pada Abu Akleh, dilansir dari detikNews.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus membombardir Gaza. Jumlah korban tewas akibat gempuran Israel ke Gaza Palestina mencapai 8.005 orang dan melukai lebih dari 20.200 orang lainnya. Sebagian besar korban tewas di Gaza merupakan anak-anak dan perempuan.

Selain itu, setidaknya 34 jurnalis Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan di Jalur Gaza, dilansir dari Al Jazeera.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE