Mengupas Fakta Menarik Grave of The Fireflies yang Tayang Lagi, Siap-siap Nangis Sesenggukan!

Aqida Widya Kusmutiarani | Beautynesia
Jumat, 29 Aug 2025 10:00 WIB
Mengupas Fakta Menarik Grave of The Fireflies yang Tayang Lagi, Siap-siap Nangis Sesenggukan!
Foto: netflix.com

Siapkan tisu dan hati yang kuat karena Grave of The Fireflies tayang di layar lebar Indonesia!  Film animasi legendaris dari Studio Ghibli ini dijadwalkan tayang lagi di bioskop mulai 29 Agustus 2025.

Disutradarai oleh Isao Takahata dan diangkat dari kisah nyata yang bikin haru biru, film ini menceritakan perjuangan dua kakak beradik, Seita dan Setsuko, di tengah kejamnya Perang Dunia II. 

Di balik ceritanya yang menyayat hati, ternyata ada banyak hal menarik yang bikin film ini jadi salah satu karya paling unik dari Studio Ghibli. Yuk, kita kulik beberapa fakta menarik dari Grave of the Fireflies!

Diangkat dari Kisah Nyata

grave of the fireflies diangkat dari kisah nyata
grave of the fireflies/Foto: instagram.com/ghibliarchives

Grave of the Fireflies diadaptasi dari novel semi-autobiografi karya Akiyuki Nosaka. Film ini terinspirasi dari pengalaman pahitnya kehilangan adik perempuannya saat Perang Dunia II. Rasa bersalah karena selamat menjadi latar emosi yang kuat dari kisah ini.

Film ini pertama kali tayang pada 1988 di Jepang dengan judul Hotaru no Haka, disutradarai oleh Isao Takahata. Film ini sekaligus jadi proyek pertamanya bersama Studio Ghibli.

Berbeda dari ciri khas Ghibli yang penuh warna dan fantasi, film ini hadir dengan nuansa gelap dan penuh kesedihan. Meskipun begitu, Grave of the Fireflies justru mendapat banyak pujian dan dianggap sebagai salah satu karya animasi paling menyentuh sepanjang masa.

Sempat Ditolak Langsung oleh Penulisnya

Akiyuki Nosaka sempat menolak berbagai tawaran adaptasi (Grave of the fireflies/Foto: instagram.com/ghibliarchives)

Akiyuki Nosaka sempat menolak berbagai tawaran adaptasi karena merasa tak ada media lain yang mampu menyampaikan emosi ceritanya seautentik versi aslinya. 

Namun, pandangannya berubah setelah ia melihat storyboard garapan Isao Takahata dan akhirnya memberi lampu hijau untuk dibuat versi filmnya.

Sebagai Media Menyampaikan Kesedihan

Film ini sebagai media untuk menyampaikan kesedihan dan makna mendalam dengan sangat kuat (Fakta Ghibli/Foto: instagram.com/ghibliarchives)

Awalnya Nosaka pikir animasi hanya cocok buat cerita ringan. Namun, setelah melihat cara Takahata menggarap ceritanya, ia sadar kalau animasi juga bisa menyampaikan kesedihan dan makna mendalam dengan sangat kuat.

Kunang-Kunang yang Sarat Akan Makna

Kunang-kunang yang sarat akan makna (Ghibli/Foto: instagram.com/ghibliarchives)

Kunang-kunang dalam film ini bukan sekadar elemen visual. Mereka jadi simbol kehidupan yang singkat dan indah, sekaligus mewakili kematian para korban perang, termasuk Setsuko.

Sinematografi yang Fokus pada Perasaan, Bukan Pertempuran

Film Ghibli yang fokus pada perasaan, bukan adegan perang (Ghibli/Foto: netflix.com)

Isao Takahata tidak menampilkan adegan perang secara langsung. Sebaliknya, ia lebih memilih menunjukkan bagaimana perang memengaruhi orang-orang lewat rasa lapar, kehilangan, dan rusaknya hubungan antar manusia.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE