Menurut Ahli Komunikasi, Hindari 2 Kata Ini saat Meminta Maaf Agar Terlihat Lebih Tulus

Dwi Lindah Permatasari | Beautynesia
Minggu, 22 Oct 2023 22:00 WIB
Bagaimana Cara Memberikan Permintaan Maaf yang Otentik?
Ilustrasi meminta maaf/Foto: Pexels/Liza Summer

Bagi sebagian orang, meminta maaf sering kali terasa tidak nyaman, karena hal itu membuat mereka merasa berada di posisi yang rentan. Berbagai pertanyaan kerap terlintas di kepala ketika ingin meminta maaf.

Bagaimana jika kamu mengakui kesalahan dan orang lain mengambil kesempatan untuk terus melanjutkan? Bagaimana jika permintaan maaf kamu membuat dirimu dipermalukan di depan umum?

Bagaimana jika kamu dipaksa untuk melihat sesuatu tentang diri kamu yang tidak ingin kamu lihat? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini tentu sering terlintas dan membuat kita mengurungkan niat untuk meminta maaf.

Namun, mempelajari cara memberikan permintaan maaf yang tulus dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi diri kamu sendiri dan orang lain.

Melansir dari CNBC, seorang pakar komunikasi menemukan bahwa orang yang pandai mengatakan “maaf” menghindari dua kata, yaitu “jika” dan “tetapi”. Sebab, dua kata ini membuat permintaan maaf terdengar palsu dan tidak tulus.

Menggunakan “Jika”

Ilustrasi/Foto: Freepik/benzoix

Saat kamu menggunakan kata “jika” untuk memenuhi syarat permintaan maaf, kamu mempertanyakan reaksi penerima permintaan maaf terhadap kesalahan tersebut, bukan terhadap kesalahan itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa kamu gagal mengenali kerugian yang ditimbulkan.

Yang lebih buruk lagi, kata “jika” berusaha mengalihkan kesalahan, dengan mengatakan “Saya minta maaf jika kamu begitu terluka, sehingga kamu tidak dapat melihat reaksi kamu yang berlebihan.”

Ketika pihak yang meminta maaf benar-benar tidak yakin akan kerugian yang ditimbulkannya, permintaan maaf masih bisa mendapatkan manfaat dari rasa ingin tahu yang lebih besar. Kamu tidak yakin apakah seseorang terluka, jadi mengapa tidak bertanya saja?

Menggunakan “Tetapi”

Ilustrasi/Foto: Freepik/cookie_studio

Menggunakan kata “tetapi” bisa menunjukkan bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas tindakan kamu. Saat kamu meminta maaf yang dimulai dengan “Maaf, tapi…”, kamu tidak hanya berusaha menghindari tanggung jawab, tetapi kamu juga berasumsi bahwa kerugian bisa terulang kembali.

Contohnya, jika kamu mengatakan, “Maaf, tapi pagi ini saya sangat sedih,” orang lain mungkin bertanya-tanya apakah kamu akan mengulangi perilaku kamu saat mengalami hari yang buruk lagi. Bentuk klasik lain dari permintaan maaf yang berupaya memaafkan kesalahan adalah, “Maaf, tapi saya tidak bersungguh-sungguh.”

Memberikan konteks untuk tindakan kamu dapat sangat membatu. Ini bergantung pada seberapa parah perilaku kamu, orang lain mungkin tidak terlalu merasakan dampak negatifnya, jika mereka mengetahui bahwa kamu sedang melalui masa sulit dan bertindak di luar karakter.

Bagaimana Cara Memberikan Permintaan Maaf yang Otentik?

Ilustrasi meminta maaf/Foto: Pexels/Liza Summer

Bayangkan kamu sedang bekerja dan kamu bingung membedakan dua rekan kerja. Kamu dapat mengatakan sesuatu seperti, “Saya meminta maaf karena nama kamu tertukar. Saya sadar saya telah mempermalukan kamu dan memperkuat stereotip yang ada. Saya akan berusaha keras untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi.”

Permintaan maaf sederhana ini memenuhi beberapa unsur, yaitu pengakuan, tanggung jawab, rasa bersalah, dan upaya mengambil tindakan untuk memperbaiki yang terjadi. Ada potensi pertumbuhan, pemahaman, dan perubahan nyata ketika kamu menyampaikan permintaan maaf dengan tepat.

Siap menyampaikan permintaan maaf yang tulus tanpa menggunakan kata “jika” dan “tapi”, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE