Menurut Pakar Komunikasi Stanford, Ini 3 Kata Ajaib yang Sering Digunakan Orang yang Jago Bicara
Ada banyak cara untuk membangun percakapan dengan orang lain. Meski demikian, tidak semua kata-kata cukup efektif untuk menarik minat dan membuat orang lain bersedia meluangkan waktu untukmu.
Dalam hal ini, menurut pakar komunikasi Stanford Matt Abrahams, ada tiga kata 'ajaib' yang mampu membantu membangun ketertarikan orang lain untuk berbincang denganmu.
Apa kata-kata yang dimaksud? Berikut ulasannya sebagaimana dilansir dari laman Inc:
“Ceritakan Lebih Banyak”
![]() Tiga Kata Ajaib Menurut Pakar Komunikasi Standford/Foto: Freepik.com |
Matt Abrahams mengungkapkan bahwa “tell me more”, yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti “ceritakan lebih banyak”, adalah ungkapan sederhana namun memiliki efek yang cukup kuat.
Dosen Stanford sekaligus penulis buku “Talk Faster, Talk Smarter” itu mengungkapkan bahwa frase ini efektif untuk menjalin komunikasi yang baik, menarik minat lawan bicara, serta mendorong orang tersebut untuk berbicara denganmu.
Menariknya, pelajaran tentang kekuatan kata-kata ini bukan diperolehnya dari pendidikan formal, melainkan dari ibu mertuanya. Melalui laman CNBC, Abrahams mengungkapkan bahwa ibu mertuanya adalah sosok yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, serta selalu berhasil mengajak orang lain bicara tentang diri mereka. Berdasarkan pengamatan Abrahams, ibu mertuanya, cukup sering mengucapkan kata-kata “tell me more”.
“Ungkapan favoritnya adalah “tell me more” dan itu selalu digunakan oleh orang-orang yang pandai berbasa-basi,” ungkap Abrahams. "Saya langsung merasakan besarnya hubungan yang berhasil dia jalin dengan tiga kata sederhana itu, serta saya melihat bahwa banyak yang dia pelajari dari orang-orang yang dia ajak bicara,” lanjutnya.
Kenapa Kata-Kata Ini Dianggap Efektif?
Tips Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi Standford/Foto: Freepik.com
Abrahams melanjutkan alasan kenapa tiga kata sederhana ini memberikan dampak signifikan dalam percakapan. Dalam bukunya, dia menjelaskan tentang dua jenis respon dalam percakapan, yaitu “dukungan” dan “pengalihan”.
Respon “dukungan” adalah ketika kamu memberikan tanggapan berisi simpati dan perhatian. Sementara itu, respon “pengalihan” merupakan tanggapan di mana kamu justru mengubah fokus pembicaraan dari lawan bicara menjadi dirimu sebagai pusatnya.
Untuk memperjelas, mari kita ambil contoh kasus. Katakanlah seorang rekan yang berprofesi sebagai wirausahawan sedang menceritakan rasa frustasi tentang customer yang tak kunjung membayar tagihan padahal sudah lama jatuh tempon. Dalam hal ini, ada dua jenis respon yang akan diberikan lawan bicara, yaitu:
- Respon dukungan: “Ya ampun, kok bisa? Apa alasan mereka telat bayar? Coba ceritakan lebih banyak lagi!”
- Respon pengalihan: “Wah, saya juga pernah mengalami hal itu. Menyebalkan sekali… Jadi dulu saya...”
Kedua pernyataan tersebut akan memberikan efek yang berbeda. Ketika kamu menggunakan kalimat pertama, lawan bicara akan mengungkapkan lebih banyak informasi kepadamu karena merasa mendapat perhatian.
Sementara itu, respon kedua akan membuat mereka berhenti memberikan informasi dan beralih mendengarkan ceritamu. Namun perlu diingat bahwa ketika seseorang tidak mendapat perhatian, lain kali dia mungkin akan berpikir ulang untuk mengajakmu bicara.
Seberapa Besar Pengaruhnya?
Tips Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi Standford/Foto: Freepik.com/drobotdean
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Abrahams melihat bahwa tiga kata ini berdampak sangat signifikan untuk menarik banyak informasi dan membuat orang lain nyaman dan respek saat berbicara denganmu. Ungkapan macam ini akan sangat tepat saat kamu melakukan wawancara atau ingin menggali lebih banyak hal tentang sesuatu.
Penggunaan kalimat basa-basi ini juga sangat penting saat kamu berusaha membaur dengan suatu kelompok. Meski demikian, perlu diingat bahwa respon dukungan kadang juga tidak diperlukan jika kamu tidak tertarik dengan sebuah percakapan atau ingin menghindari sebuah pembicaraan.
Keseimbangan Tetap Penting
Tips Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi Standford/Foto: Freepik.com
Terlepas dari efektifitas kalimat “tell me more” dalam menggali informasi dan membuat orang nyaman berbicara, Abrahams menekankan bahwa keseimbangan tetap diperlukan. Meskipun respon dukungan adalah hal penting, namun respon pengalihan juga tidak harus benar-benar ditinggalkan karena keduanya memiliki peran masing-masing.
Jika kamu terus menggunakan kalimat “ayo ceritakan lebih banyak”, dan sejenisnya, maka kamu hanya menyimpan informasi untuk dirimu sendiri. Sementara, mungkin saja orang lain juga ingin mendengar sudut pandang dan pengalamanmu.
Dengan kata lain, dalam percakapan, kepekaan membaca kondisi tetap diperlukan sehingga kamu tahu waktu yang tepat untuk menggunakan ungkapan untuk menarik informasi dan kapan menggunakan kalimat yang membuat fokus beralih padamu.
Sudah siap mencoba, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
