Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 24 Nov 2025 14:00 WIB
Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini
Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami Masalah Ini/Foto: Freepik/garetsvisual

Bukan hal yang asing ketika kita curhat atau berbicara mengeluarkan isi hati mengenai kehidupan hingga masalah dengan orang terdekat. Namun, beberapa tahun belakangan ini muncul istilah "oversharing", yaitu kebiasaan membagikan informasi pribadi secara berlebihan.

Menurut psikolog, kita tidak boleh mengungkapkan informasi diri secara berlebihan ke publik melalui media sosial atau orang lain, Beauties. Misalnya seperti masalah keuangan pribadi, hubungan dengan pasangan, orang yang tidak disukai, hingga trauma masa lalu. Topik-topik sensitif ini bisa selain mengundang ancaman bagi diri sendiri, juga bisa membuat orang lain menjadi tidak nyaman.

"Ketika seseorang mengungkapkan informasi tentang diri mereka sendiri yang melampaui topik pembicaraan yang umum, itulah yang disebut berbagi berlebihan atau oversharing," kata psikolog berlisensi Dr. Natalie Bernstein, dikutip dari Parade.

Namun, terkadang kita tidak sadar kalau kita sudah oversharing. Setelahnya, kita bisa jadi malu dan menyesalinya. Kita berpikir apakah orang lain akan berpikir aneh tentang kita atau memanfaatkan informasi tersebut untuk hal buruk. 

Nah, menurut psikolog, ada 5 masalah mendalam yang dihadapi orang yang suka oversharing. Dirangkum dari Parade, yuk, simak ulasannya!

Tidak Dapat Mengidentifikasi Batasan yang Sehat

Batasan atau bondaries diperlukan dalam hubungan. Namun, jika pengalamanmu menunjukkan bahwa batasanmu sering kali diabaikan atau tidak dihormati, kamu mungkin kesulitan memahami seperti apa batasan yang sehat, Beauties. Akibatnya, kamu tanpa sadar melakukan oversharing.

Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini/Foto: Freepik

Batasan atau bondaries diperlukan dalam hubungan. Namun, jika pengalamanmu menunjukkan bahwa batasanmu sering kali diabaikan atau tidak dihormati, kamu mungkin kesulitan memahami seperti apa batasan yang sehat, Beauties. Akibatnya, kamu tanpa sadar melakukan oversharing.

"Jika seseorang telah menyadari bahwa batasan mereka sering diabaikan atau tidak dihormati, mereka mungkin kesulitan mengenali kapan mereka terlalu banyak berbagi atau melanggar batasan orang lain, yang menyebabkan ketegangan atau kebingungan dalam hubungan," ungkap psikolog berlisensi Dr. Kathy Wu.

Merasa Tidak Nyaman di Keheningan

Kamu mungkin pernah mengalami suasana menjadi senyap atau hening di tengah percakapan. Kamu lalu merasa tidak nyaman dan akibatnya, demi mengisi kekosongan, kamu jadi berbicara hal-hal yang seharusnya tidak dibicarakan.

Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini/Foto: Pexels/Pavel Danilyuk

Beauties, kamu mungkin pernah mengalami suasana menjadi senyap atau hening di tengah percakapan. Kamu lalu merasa tidak nyaman dan akibatnya, demi mengisi kekosongan, kamu jadi berbicara hal-hal yang seharusnya tidak dibicarakan.

"Ketidaknyamanan dengan keheningan dapat mendorong seseorang untuk mengisi kekosongan percakapan, bahkan dengan konten yang tidak disaring atau tidak perlu," kata Dr. Wu.

"Bagi individu yang mengasosiasikan keheningan dengan ketegangan, keterputusan, atau penolakan, jeda apa pun dapat terasa seperti darurat sosial, mendorong mereka untuk berbicara berlebihan atau berbagi terlalu banyak hanya untuk menghindari keheningan," tambahnya.

Takut Ditolak atau Ditinggalkan

Rasa takut ditolak atau ditinggalkan juga dapat mendorong seseorang untuk oversharing demi membangun kedekatan yang instan dengan orang lain.

Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini/Foto: Freepik

Rasa takut ditolak atau ditinggalkan juga dapat mendorong seseorang untuk oversharing demi membangun kedekatan yang instan dengan orang lain, Beauties. Menurut Dr. Wu, mereka percaya bahwa mengungkapkan informasi pribadi dapat memperkuat ikatan.

"Mereka mungkin mengungkapkan informasi pribadi terlalu dini, karena percaya bahwa keterbukaan akan memperkuat ikatan, padahal kenyataannya hal itu justru dapat membebani orang lain dan berdampak buruk secara emosional," ujarnya.

Punya Trauma yang Belum Terselesaikan

Trauma yang belum terselesaikan atau kerinduan yang kuat akan keterikatan yang aman dapat mendorong seseorang untuk berbagi kisah pribadi yang mendalam. Tujuannya adalah untuk mencari validasi, meredakan tekanan batin, atau menguji apakah seseorang merasa aman.

Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini/Foto: Freepik

Dr. Wu menyatakan bahwa trauma yang belum terselesaikan atau kerinduan yang kuat akan keterikatan yang aman dapat mendorong seseorang untuk berbagi kisah pribadi yang mendalam. Tujuannya adalah untuk mencari validasi, meredakan tekanan batin, atau menguji apakah seseorang merasa aman.

“Meskipun perilaku ini sering kali berawal dari kebutuhan emosional yang mendalam akan penerimaan, hal itu dapat membuat orang tersebut rentan terhadap rasa sakit yang lebih lanjut jika respons yang mereka terima tidak tepat, meremehkan, atau merugikan,” ujarnya.

Merasa Bersalah dan Malu

Jika kamu cenderung terlalu banyak berbagi dengan orang lain alias oversharing, kamu mungkin akan merasa bersalah dan malu, serta menyesal telah berbagi begitu banyak.

Menurut Psikolog, Orang yang Suka Oversharing Tanpa Sadar Alami 5 Masalah Ini/Foto: Freepik

Dr. Bernstein mengatakan bahwa jika kamu cenderung terlalu banyak berbagi dengan orang lain alias oversharing, kamu mungkin akan merasa bersalah dan malu, serta menyesal telah berbagi begitu banyak. Hal ini dapat menyebabkan kamu merasa kesepian dan disalahpahami, dan kamu mungkin kehilangan kepercayaan pada orang lain.

Itulah beberapa masalah mendalam yang dialami oleh orang yang suka oversharing menurut psikolog, Beauties. Ada beberapa cara yang kamu bisa lakukan untuk mengatasi kebiasaan oversharing, seperti beri jedaa dan berhenti sejenak sebelum kamu bergabung dalam sebuah percakapan. Selain itu, coba berbicara lebih lambat dan luangkan waktu untuk berpikir sebelum menanggapi seseorang dalam obrolan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE