Menurut Psikolog, Ternyata Ini Alasan Kenapa Seseorang Bisa Berbohong

Blanka Rahel Maretha Joanne | Beautynesia
Senin, 01 Apr 2024 18:00 WIB
Tentang Perilaku Berbohong
Tentang perilaku berbohong/Foto: Pinterest/Mahaganapati

Kita semua pasti pernah merasakan momen di mana kita benar-benar nggak mau atau nggak bisa mengatakan kebenaran. Entah itu karena merasa terancam, nggak ingin kehilangan wibawa, nggak ingin menambah masalah atau untuk kebaikan.

Memang kebohongan nggak selalu ‘jahat’, tetapi bisa juga bagaimana seseorang ‘bermain’ dengan suatu kebenaran. Bisa dengan menambahkan situasi atau kata-kata yang berlebihan.

Tentang Perilaku Berbohong

Tentang perilaku berbohong/Foto: Pinterest/Mahaganapati

Menurut psikologi, umumnya seseorang mulai berbohong pada usia 2 tahun. Dilansir The Washington Post, berbohong membutuhkan perhatian terhadap lingkungan, perencanaan yang matang dan kemampuan memanipulasi situasi.

Pada kenyataannya, kebanyakan orang mulai ingin atau merasa harus berbohong ketika kenyataannya tidak menyenangkan.

Seseorang cenderung berbohong untuk membuat diri mereka merasa lebih baik maupun menghindari rasa malu atau penolakan. Dalam situasi ini, seseorang nggak peduli dengan perasaan orang yang dibohongi.

Pada orang yang nggak jujur, ada peningkatan aktivitas di jaringan kontrol frontal parietal pada otak. Perasaan takut, cemas dan emosi mendominasi di dalam diri. Otak berpikir keras untuk memutuskan apakah harus jujur atau berbohong.

Berbohong juga dapat dipengaruhi dari lingkungan eksternal. Beberapa penyebabnya seperti stres, kurang tidur dan banyak pikiran. 

Dikutip dari New York Post, ada orang yang sengaja berbohong dengan egois dan orang berbohong untuk melindungi orang lain.

Seperti dalam wawancara kerja, ada pertanyaan tentang pengalaman relevan yang dimiliki pelamar. Di situasi ini, orang cenderung berbohong atau memainkan kata-kata agar peluang diterima semakin besar.

Dalam situasi lain, ketika kita tidak ingin orang lain merasa tersakiti. Contohnya seperti ketika teman kita bertanya tentang penampilannya. Kita mungkin ‘terpaksa’ mengatakan kalau penampilannya bagus supaya nggak menyakiti perasaannya.

Dampak dari Berbohong

Dampak dari berbohong/Foto: Pexels/David Garrison

Berbohong nggak selalu tentang ketidakjujuran terhadap orang lain. Kita juga bisa menipu diri kita sendiri dengan cara membenarkan pilihan atau realitas agar sesuai dengan keinginan kita.

Ini adalah trik mental untuk meremehkan sesuatu yang nggak bisa kita miliki untuk menghilangkan perasaan gelisah atau frustrasi yang kita alami. Namun, memberi afirmasi baik untuk percaya pada kebohongan daripada menghadapi kebenaran yang menyakitkan adalah cara yang buruk untuk kesehatan mental kita.

Tanpa kita sadari, ternyata berbohong bisa menurunkan harga diri kita, karena meningkatkan perasaan negatif lebih tinggi dibandingkan ketika kita mengatakan kebenaran.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE