Menurut Psikologi, Ini 3 Alasan Kenapa Marah Penting untuk Diekspresikan

Banyak orang berpikir bahwa marah itu buruk dan seharusnya dipendam. Namun, sebenarnya, marah bisa menjadi kekuatan yang memotivasi kita untuk bertindak. Dalam dunia psikologi, marah dianggap sebagai emosi yang memiliki peran penting dalam kehidupan kita.

Ketika kita mendengar pepatah, "Menahan marah itu seperti meminum racun dan berharap orang lain yang akan mati," kita bisa memahami bahwa marah adalah emosi yang beracun jika kita biarkan terlalu lama. Namun, marah itu sendiri bukanlah racun, melainkan marah adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang salah dan perlu diatasi.

Untuk mengetahui lebih lengkapnya, dilansir dari Psychology Today, berikut adalah manfaat penting mengekspresikan rasa marah.

Marah dan Kesehatan

3 Alasan Kenapa Marah Penting untuk Diekspresikan/Foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Banyak penelitian menunjukkan bahwa marah dapat berhubungan dengan masalah kesehatan, seperti hipertensi dan pengelolaan rasa sakit yang lebih buruk. Bagi orang yang memiliki masalah kesehatan mental, kemarahan yang berlebihan bisa meningkatkan risiko bunuh diri dan melukai diri sendiri.

Namun, jika kita melihat lebih dekat, marah itu bukan penyebab utama masalah kesehatan. Justru, bagaimana kita mengelola kemarahan kita adalah hal yang lebih penting.

Marah adalah Emosi yang Valid

3 Alasan Kenapa Marah Penting untuk Diekspresikan/Foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Marah adalah emosi yang alami. Ketika kita merasa marah, itu menunjukkan bahwa kita merasa ada ketidakadilan yang perlu diperbaiki. Marah dapat muncul ketika kita melihat sesuatu yang tidak adil atau saat kita merasa terancam.

Penting untuk diingat bahwa marah bukanlah perilaku agresif. Marah adalah perasaan, sedangkan agresi adalah tindakan. Kita bisa merasa marah tanpa harus bertindak agresif. Contohnya, jika seseorang memotong antreanmu, kamu bisa merasa marah tanpa harus berkonfrontasi secara fisik.

Marah Sebagai Motivasi

3 Alasan Kenapa Marah Penting untuk Diekspresikan/Foto: Pexels/SHVETS production

Marah sebenarnya bisa menjadi motivasi. Meskipun terkadang kita menganggap marah sebagai emosi yang tidak menyenangkan, ketika kita merasa marah, otak kita memberi sinyal bahwa kita perlu bertindak. Saat kita marah, kita dapat merasa lebih terjaga dan bersemangat untuk menghadapi masalah.

Daripada melihat kemarahan sebagai sesuatu yang buruk, kita bisa memanfaatkan perasaan ini untuk mendorong perubahan positif dalam hidup kita dan masyarakat. Ketika kita menggunakan kemarahan untuk menyuarakan ketidakpuasan kita dan memperjuangkan keadilan, kita bisa menjadi agen perubahan yang baik.