Mereka yang Berjuang di Balik Jeruji: Ini Profil Aktivis Muda yang Masih Ditahan

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Selasa, 28 Oct 2025 07:30 WIB
Mereka yang Berjuang di Balik Jeruji: Ini Profil Aktivis Muda yang Masih Ditahan
Aliansi Perempuan Indonesia gelar aski damai di depan Polda Metro, tuntut Delpedro dkk dibebaskan, Rabu (17/9/2025)/Foto: Wildan Noviansah/detikcom

Berjuang di balik jeruji bukan hal mudah, apalagi ketika perjuangan dilakukan atas nama demokrasi dan kebebasan berekspresi. Namun, beberapa nama tetap teguh, bahkan dari dalam tahanan, mereka masih bersuara untuk keadilan.

Beauties, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, mari kita mengenal lebih dekat profil aktivis yang masih ditahan sepanjang aksi demonstrasi yang terjadi sejak Agustus hingga September 2025. Dikutip dari detikNews, enam orang aktivis telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya dengan tudingan melakukan penghasutan terhadap pelajar.

Siapa saja mereka? Yuk, simak kisah perjuangan mereka satu per satu.

Delpedro Marhaen Rismansyah (DMR)

Delpedro Marhaen Rismansyah (DMR)/Foto: Dok. Lokataru Fondation

Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen Rismansyah, ditangkap atas dugaan menghasut pelajar di bawah usia 18 tahun untuk ikut aksi. Menurut Kombes Ade Ary Syam Indradi, Delpedro diduga mengajak massa pelajar melakukan tindakan provokatif.

Namun, di balik tudingan itu, publik mengenal Delpedro sebagai sosok cerdas dan berintegritas. Dikutip dari detikJabar, ia merupakan lulusan S2 Hukum dengan pengalaman panjang dalam advokasi kebebasan sipil dan isu demokrasi. Sebelum memimpin Lokataru, ia aktif di KontraS dan Haris Azhar Law Office.

Dari balik sel, Delpedro menulis surat terbuka kepada Menko Polhukam Yusril Ihza Mahendra, berisi permintaan agar sidang praperadilannya berlangsung adil. Berikut isi surat lengkapnya

“Saya masih memegang komitmen Saudara Kemenko Polhukam Imipas Yusril Ihza Mahendra untuk memastikan adanya peradilan yang adil serta perlindungan hak-hak tersangka bagi saya dan tahanan lainnya. Oleh karenanya, Saudara Yusril harus dapat menjamin para penyidik hadir dan tidak mangkir dari sidang praperadilan saya, Muzaffar, dan Syahdan pada Jumat, 17 Oktober 2025, pukul 09.00 WIB di Ruang Sidang 4 PN Jakarta Selatan.

Ketidakhadiran penyidik dalam sidang tersebut dapat berdampak pada ditundanya sidang, yang berarti menunda keadilan. Saya telah bersikap gentleman seperti yang Saudara minta. Saya telah menjalani masa tahanan selama 44 hari dan menempuh praperadilan ini untuk merebut keadilan. Semoga Saudara juga dapat bersikap sama, dengan meminta para penyidik untuk hadir secara gentleman dalam sidang praperadilan tersebut. Saya dengan gembira menantikan kesempatan untuk beradu argumen pada saat itu.

Saya juga meminta agar saya, Muzaffar, dan Syahdan dihadirkan dalam setiap rangkaian sidang tersebut tanpa terkecuali. Selain itu, saya memohon agar sidang tersebut dapat dihadiri dan disaksikan oleh keluarga serta publik. Bisakah Saudara memastikan hal itu semua? Semoga Saudara tidak kehilangan kendali atas persoalan-persoalan yang semestinya berada di bawah koordinasi Saudara.”

Salam,

Delpedro Marhaen

Jakarta, 14 Oktober 2025.

Mujaffar Salim (MS)

Mujaffar Salim (MS)/Foto: Instagram/@bangsamahardika

Selain Delpedro, Mujaffar Salim, staf Lokataru Foundation sekaligus admin akun Blok Politik Pelajar, juga ditetapkan sebagai tersangka. Ia ditangkap di kantin Polda Metro Jaya saat mengikuti Delpedro yang lebih dulu diamankan.

Menurut Kombes Ade Ary, Mujaffar diduga berkolaborasi dengan beberapa akun media sosial untuk menyebarkan ajakan pengrusakan. Namun, anggota tim advokasi Lokataru, Fian Alaydrus, menegaskan bahwa Mujaffar ditangkap tanpa pendamping hukum dan baru diperiksa setelah desakan dari pihak kuasa hukum.

Meski begitu, dukungan terhadap Mujaffar terus mengalir. Ia dikenal sebagai sosok muda yang kritis dan aktif menyuarakan kebebasan berekspresi di ruang digital.

Syahdan Husein (SH)

Syahdan Husein (SH)/Foto: Instagram/@mandiri.my

Dilansir dari detikBali, Syahdan Husein, pengelola akun Gejayan Memanggil, ditangkap di Bali dan ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap menyebarkan ajakan pengrusakan.

Namun, publik mengenalnya sebagai salah satu tokoh muda yang konsisten memperjuangkan hak rakyat. Akun Gejayan Memanggil sendiri lahir dari gerakan mahasiswa tahun 2019 di Yogyakarta yang menuntut reformasi dan transparansi kebijakan publik.

Dari balik sel, Syahdan menulis puisi berjudul “Dilahirkan dan Melawan”, yang diunggah oleh akun @bangsamahardika. Berikut isi lengkap puisinya.

Dilahirkan dan Melawan

Aku lahir dari ceceran-ceceran darah manusia.

Aku besar dari suara-suara yang tak sampai menjadi pesan.

Aku tumbuh dari jalan-jalan konflik kelas pekerja peradaban.

Aku mati untuk rakyat yang tiap hari lapar, ditindas oleh penguasa jahanam.

Dan aku hidup dari doa-doa harapan orang sekarat yang terus berjuang.

Aku akan selalu ada di depan, di samping, dan di belakang kawan sejalan.

Rutan Polda Metro Jaya

Khariq Anhar (KA)

Khariq Anhar (KA)/Foto: RRI

Aktivis mahasiswa Khariq Anhar ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta pada 29 Agustus 2025 dan ditahan oleh Polda Metro Jaya. Ia dijerat dengan UU ITE karena postingan di akun Instagram @aliansimahasiswapenggugat.

Menurut pengacara dari Instagram @lbhpekanbaru, Khariq diduga mengunggah ajakan aksi mahasiswa. Namun, dalam surat yang ditulis dari Rutan Mapolda Jakarta, Khariq menegaskan dirinya tidak bersalah dan tetap teguh memperjuangkan kebenaran. Ia juga mengungkap kerinduan pada keluarga dan masakan ibunya, menunjukkan sisi manusiawi seorang pejuang muda yang tetap setia pada idealismenya. Berikut isi lengkap suratnya.

“Tetap tegar dan jangan takut, insyaallah aku aman di sini. Besok Pakde saja yang jenguk, kalau bisa ya ke sini. Aku rindu kalian semua. Kepada Bapak Khariq, aku minta maaf karena makin lama menyelesaikan studi, semoga masih sempat.

Khariq tidak salah, Pak. Memang negara belum siap dengan warganya yang terlalu jujur. Besok kalau aku pulang, tolong masakkan candil ya, aku kangen masakan Emak. Aku janji tidak akan kalah, pasti menang melawan negara yang sewenang-wenang. Jangan lupa ibadah dan jangan sakit selama aku ditahan.

Semoga segera bisa pulang.”

Rutan Mapolda Jakarta

Jakarta, 30 Agustus 2025

Khariq Anhar

Beauties, kisah mereka adalah potret nyata bahwa semangat perjuangan tak bisa dibungkam oleh ruang sempit penjara. Mereka berjuang di balik jeruji bukan karena ingin melawan negara, tapi karena cinta pada keadilan dan kebenaran. Semoga profil aktivis yang masih ditahan dan berjuang ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk menumbuhkan rasa nasionalis, ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.