Meski Sama-Sama Muda, Ini 2 Perbedaan Signifikan Milenial dan Gen Z saat Belanja
Meskipun generasi Z (Gen Z) dan milenial sama-sama merupakan generasi muda yang tumbuh dengan teknologi digital, hubungan mereka dengan teknologi dan daya beli masing-masing menunjukkan perbedaan penting dalam cara mereka berbelanja. Pengetahuan ini sangat krusial bagi produsen dalam merumuskan pendekatan yang lebih tepat dan efektif dalam memasarkan produk kepada kedua generasi tersebut.
Untuk membantu produsen memahami bagaimana kedua generasi ini berbelanja, dilakukan survei terhadap 600 konsumen di AS guna mengetahui bagaimana mereka membuat keputusan pembelian, baik melalui perangkat mobile maupun secara langsung.
Dilansir dari Attentive, inilah beberapa perbedaan perilaku belanja Milenial dan Gen Z yang harus dipahami!
Milenial adalah Pembelanja Impulsif
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik |
Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan belanja impulsif makin marak di berbagai generasi. Sebanyak 56 persen konsumen menyatakan bahwa mereka akan membeli suatu barang dalam waktu 24 jam setelah menemukannya saat berbelanja melalui ponsel.
Lebih lanjut, 74 persen responden mengaku melakukan pembelian impulsif, baik secara teratur ataupun sesekali. Menariknya, kebiasaan ini tidak hanya terbatas pada generasi muda, dengan Gen X (69 persen), Gen Z (63 persen), dan bahkan baby boomers (53 persen) juga tercatat sebagai pelaku pembelian impulsif.
Meskipun frekuensinya berbeda, data tersebut menunjukkan bahwa belanja impulsif telah menjadi tren lintas generasi. Milenial, khususnya, menunjukkan kecenderungan yang hampir sama untuk melakukan pembelian impulsif baik di ponsel (48 persen) maupun di toko fisik (49 persen). Namun, angka ini jauh lebih rendah saat mereka berbelanja melalui komputer (3 persen).
Keberhasilan dalam mendorong pembelian impulsif sangat bergantung pada kemampuan untuk menjangkau konsumen dengan barang yang tepat pada waktu yang tepat. Entah itu saat mereka menjelajahi lorong toko atau menggulir layar ponsel mereka, teknologi AI prediktif kini membantu pengusaha untuk memicu keputusan pembelian konsumen secara real-time dengan lebih efektif.
Gen Z Selalu Melakukan Riset Terlebih Dahulu
Ilustrasi/Foto: Freepik/rawpixel.com
Generasi Z, yang baru memasuki dunia kerja, cenderung lebih berhati-hati dalam berbelanja dibandingkan dengan generasi milenial. Data menunjukkan bahwa hampir setengah dari generasi Z (47 persen) memilih untuk menunda pembelian selama beberapa hari, dibandingkan dengan 41 persen generasi milenial. Hal ini menunjukkan bahwa generasi Z lebih teliti dalam merencanakan pengeluaran mereka dan melakukan riset sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk.
Perilaku gen Z dapat dikaitkan dengan pengalaman mereka sebagai generasi yang baru merintis karier. Mereka belum memiliki banyak pengalaman dalam melakukan pembelian besar dan lebih nyaman dengan pengeluaran kecil, terutama untuk pembelian daring. Generasi Z cenderung lebih nyaman mengeluarkan uang antara 20 hingga 50 USD (Rp312 ribu hingga Rp782 ribu), sedangkan generasi milenial yang sudah lebih mapan merasa nyaman dengan kisaran pengeluaran yang lebih tinggi, yakni 50 hingga 100 USD (Rp782 ribu hingga Rp1.563.000). Untuk mencapai target pasar tertentu, para pemasar perlu menyesuaikan strategi mereka dengan karakteristik dan kebiasaan belanja generasi tertentu.
Jika menargetkan gen Z, prioritaskan produk yang berada di kisaran harga yang nyaman untuk mereka saat kampanye pemasaran. Selain itu, penggunaan pesan teks yang terfokus dan informatif dapat membantu mendorong konversi di gen Z. Pesan teks ini dapat berisi informasi lebih lanjut tentang produk yang direkomendasikan, termasuk ulasan positif dan konten yang diberikan oleh pengguna lain.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
