Kecerdasan bisa dilihat dari beberapa aspek. Kecerdasan pun ada banyak jenisnya, ada kecerdasan bahasa, interpersonal, emosional, dan masih banyak lagi. Kecerdasan juga bisa dilihat dari nilai IQ seseorang.
Selain itu, tingkat kecerdasan seseorang dapat menentukan beberapa sikap dalam dirinya. Salah satunya dalam hal jatuh cinta. Ada anggapan yang sering beredar bahwa orang cerdas ternyata sulit untuk jatuh cinta.
Apakah benar orang cerdas sulit jatuh cinta? Dan apa saja penyebab orang pintar sulit untuk jatuh cinta dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini!
Fokus Pada Tujuan
Ilustrasi Perempuan Mandiri/foto: pexels.com/moose-photos |
Salah satu hal yang menjadi penyebab mengapa orang cerdas sulit untuk jatuh cinta adalah mereka fokus untuk mencapai tujuannya terlebih dahulu, baru memikirkan hal-hal lain seperti jatuh cinta. Orang yang memiliki kecerdasan terkadang terlalu fokus untuk mencapai tujuan-tujuannya sehingga cenderung tidak memperhatikan sekelilingnya.
Selain itu, orang yang memiliki kecerdasan senang membuat daftar mimpi-mimpi dan tujuan dalam hidupnya. Hal tersebutlah yang akan dicapai terlebih dahulu ketimbang memikirkan masalah percintaan. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan hidupnya akan ada fase untuk jatuh cinta.
Jika si cerdas sudah mulai jatuh cinta, artinya hal tersebut sudah masuk ke dalam rencananya untuk mulai mencari tambatan hati. Namun biasanya, hal tersebut terjadi saat tujuan-tujuan lain yang lebih utama dalam hidupnya sudah tercapai.
Terlalu Overthinking
Overthinking/foto: pexels.com/mart-production |
Orang yang cerdas senang memikirkan banyak hal dalam kepalanya. Tidak jarang, hal tersebut dapat menjadi berlebihan dan membuatnya overthinking. Saat jatuh cinta, si pemilik otak cerdas akan terlalu memikirkan banyak hal. Mulai dari sikap pasangan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan pasangan. Sehingga akhirnya, mereka memutuskan untuk mengevaluasi dan melihat kualitas pasangan dan hubungannya sebelum memulai sebuah hubungan.
Selain itu, bagi kamu yang memiliki otak cerdas juga cenderung senang membuat skenario-skenario dalam kepala dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dalam hubunganmu. Jika ternyata dari hasil analisamu hubunganmu tidak layak untuk dimulai, maka kamu tidak berniat untuk melanjutkan hubungan tersebut dan fokus untuk melanjutkan hidupmu lagi.
Percaya Kepada Logika Ketimbang Perasaan
Orang yang cerdas terlalu sering menggunakan logika ketimbang perasaannya. Sebelum memutuskan untuk jatuh cinta, kamu yang memiliki otak cerdas akan menganalisanya terlebih dahulu berdasarkan fakta yang ada. Kamu akan dengan mudah mengesampingkan perasaan terlebih dahulu dan menilai secara logis apakah orang tersebut layak untuk membuatmu jatuh cinta atau tidak.
Lebih Nyaman Sendiri
Ilustrasi Single Happy/foto: pexels.com/julia-avamotive |
Setelah memikirkan ketidakmungkinan serta hal-hal lain yang akan terjadi dalam sebuah hubungan, bukan tidak mungkin bagi si otak cerdas memutuskan untuk nyaman hidup sendiri. Kamu tidak menggantungkan hidupmu dalam hidup orang lain, pun kamu merasa bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Orang yang cerdas akan berpikir bahwa jatuh cinta hanya akan membuat segalanya menjadi lebih rumit apabila bertemu dengan orang yang tidak tepat.
Orang yang memiliki otak cerdas lebih banyak menggunakan logikanya sehingga sulit untuk jatuh cinta karena jatuh cinta lebih menggunakan perasaan. Namun demikian, tidak ada salahnya bagi si otak cerdas untuk mendengarkan kata hatinya dan memulai untuk jatuh cinta. Tentunya dengan tetap menggunakan logikanya dan menyesuaikan dengan tujuan hidupnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!