Perempuan Tidak Perlu Sekolah Tinggi? Salah Banget! Ini 5 Stigma tentang Perempuan yang Salah dan Perlu Kamu Lawan

Dian Purnamasari | Beautynesia
Senin, 30 Aug 2021 14:30 WIB
Perempuan Tidak Perlu Sekolah Tinggi? Salah Banget! Ini 5 Stigma tentang Perempuan yang Salah dan Perlu Kamu Lawan
Stigma tentang perempuan yang harus kamu lawan/Foto:pexels.com/ RF._.studio

Perempuan sering kali mendapat stigma dari masyarakat yang membatasi ruang geraknya. Pemikiran bahwa perempuan harus di rumah, memasak, dan mengurus anak saja, membuat ia akhirnya merasa tidak hidup seutuhnya. Ia selalu merasa, bahwa ia tidak memiliki hak untuk memilih kehidupan seperti apa yang ingin mereka jalani.

Meski saat ini sudah banyak perempuan yang mulai melawan stigma, nyatanya perjalanan untuk benar-benar lepas dari stigma memang masih panjang. Hal ini dikarenakan budaya patriarki yang telah melekat kuat sejak dulu.

Meski perjalanan perempuan untuk melawan stigma masih begitu panjang, tapi kamu jangan menyerah sampai sini ya, Beauties. Berikut beberapa stigma tentang perempuan yang harus kamu lawan:

1. Perempuan Tidak Perlu Sekolah Tinggi-tinggi

Perempuan berhak untuk sekolah tinggi
Perempuan berhak untuk sekolah tinggi/Foto: pexels.com/pixabay

Apakah kamu sering mendengar stigma bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena nantinya hanya berada di dapur? Jelas pernyataan ini salah besar ya, Beauties. Perempuan berhak mengenyam pendidikan setinggi-tingginya sesuai dengan yang ia mau.

Akan berada di mana pun kamu nanti, pendidikanmu tidak akan sia-sia. Justru ilmu yang kamu dapat bisa berguna untuk dirimu, lingkungan sekitarmu, dan generasimu kelak.

2. Perempuan Tidak Perlu Bekerja dan Mengejar Karier

Lawan stigma, perempuan berhak bekerja dan mengejar karier
Lawan stigma, perempuan berhak bekerja dan mengejar karier/Foto: pexels.com/Christina Morillo

Lagi-lagi stigma seperti ini muncul, dengan alasan karena nantinya perempuan hanya akan berada di dapur atau di rumah saja. Perempuan yang bekerja dan mengejar karier, dianggap sebagai sebuah kesalahan dan terlalu ambisius. Karena menurut stigma yang ada: lebih baik yang bekerja adalah laki-laki karena tugasnya menafkahi.

Ingat ya, Beauties, siapa pun berhak untuk untuk bekerja dan mengejar karier sesuai dengan yang ia mau. Termasuk para perempuan yang telah berumah tangga. Selama kamu mau dan mampu, kamu bisa terus melakukan pekerjaanmu dan mengejar karier idamanmu. Jadi jangan sampai terjebak akan statement meresahkan itu ya.

3. Perempuan Seutuhnya, Adalah Perempuan yang Telah Melahirkan dan Memiliki Anak

Punya anak atau tidak, perempuan tetap jadi perempuan seutuhnya
Punya anak atau tidak, perempuan tetap jadi perempuan seutuhnya/Foto: pexels.com/Elina

Anggapan bahwa perempuan belum menjadi perempuan seutuhnya jika belum punya anak, adalah sebuah kesalahan. Seperti apa pun dirimu, seperti apa pun keadaanmu, kamu adalah perempuan seutuhnya.

Kamu berhak untuk memilih ingin memiliki anak maupun childfree, selama kamu dan suami telah sepakat dan kalian bahagia. Maka tidak ada yang berhak menyalahkan pilihanmu.

Memang, stigma ini pun terus membebani perempuan yang memiliki masalah dengan reproduksinya. Perempuan yang belum juga memiliki anak karena masalah reproduksi jadi terus merasa bersalah, belum lagi menghadapi berbagai macam pertanyaan dan segala arahan yang terkadang tidak masuk akal dari orang sekitar.

Jika kamu memiliki saudara atau teman yang mengalami hal ini, sebaiknya kamu memberikannya dukungan dan bantu ia memahami bahwa hal tersebut bukan sebuah kesalahan. Kamu tetap menjadi perempuan seutuhnya meski tidak memiliki anak.

4. Perempuan Tidak Boleh Lebih Tinggi dari Laki-laki dalam Hal Apa Pun

Perempuan boleh jadi pemimpin
Perempuan boleh jadi pemimpin/Foto: pexels.com/fauxels

Budaya patriarki yang menempatkan laki-laki lebih tinggi dari perempuan, memunculkan stigma bahwa perempuan tidak boleh lebih tinggi dari laki-laki dalam hal apa pun. Pendidikan, gaji, jabatan dan lainnya.

Ingat ya, Beauties, perempuan tidak perlu menurunkan kualitas dirinya hanya agar diterima oleh laki-laki. Jika ada laki-laki yang tidak menerimamu karena kamu terlalu berpendidikan, gajimu terlalu besar, atau jabatanmu terlalu tinggi. Itu artinya laki-laki tersebut merasa tidak percaya diri atau insecure dan memang tidak mampu berdampingan denganmu.

Justru seharusnya kamu bersyukur, Beauties. Karena kamu berhak mendapatkan laki-laki yang lebih baik, yang lebih matang pemikirannya, dan mampu berdampingan denganmu.

5. Perempuan Tidak Cocok Jadi Pemimpin

Perempuan bisa jadi pemimpin
Perempuan bisa jadi pemimpin/Foto: pexels.com/fauxels

Kembali pada budaya patriarki yang menempatkan laki-laki lebih tinggi dari perempuan, maka muncul stigma bahwa perempuan tidak cocok menjadi pemimpin. Selain itu, ada pula yang mengaitkan hal ini dengan sistem reproduksi perempuan, yaitu menstruasi.

Perempuan yang sedang menstruasi dianggap sedang berada pada siklus terlemahnya, di mana ia sering merasakan sakit pada tubuhnya dan hormon yang tak menentu membuatnya menjadi emosian.

Hal itu dianggap sebagai hambatan perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, karena jika sedang menstruasi ia dianggap tidak bisa bekerja dengan baik dan keputusan yang diambil berdasarkan emosi saja.

Dikutip dari kemenpppa.go.id, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan “Kepemimpinan perempuan nyatanya sangat esensial bagi kesejahteraan bangsa, bahkan dunia. Hal ini perlu terus menerus kita gelorakan dan gaungkan, sehingga tertanam menjadi persepsi yang baru di dalam masyarakat.”

Jadi, tidak ada kata tidak cocok bagi perempuan untuk menjadi seorang pemimpin ya, Beauties.

Itulah kelima stigma perempuan yang harus kamu lawan. Selain kelima ini, sebenarnya masih banyak lagi stigma perempuan yang melekat di masyarakat yang perlu kamu lawan.

Stigma apa lagi yang kamu tahu dan pernah kamu rasakan selain kelima daftar di atas, Beauties? Bagikan di kolom komentar ya!

CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE