Pergeseran Tren Lomba 17-an "Zaman Now" yang Makin Kreatif, Masih Relevan dengan Esensinya?
Perayaan HUT RI tentu identik dengan banyak lomba yang seru dan penuh tawa. Beberapa perlombaan yang sering dimainkan, seperti panjat pinang, balap karung, hingga tarik tambang menjadi lomba yang melekat dengan perayaan 17-an. Lomba-lomba tersebut sudah ada sejak lama dan memiliki sejarah untuk bangsa Indonesia.
Kini, seiring dengan berkembangnya zaman, lomba-lomba untuk merayakan HUT RI pun semakin beragam, Beauties. Kehadiran teknologi, budaya populer, dan juga media sosial memberikan banyak perubahan dalam lomba-lomba 17-an.
Hal tersebut membuat adanya pergeseran tren yang erat dengan lomba 17-an terdahulu yang memiliki makna tentang kemerdekaan. Kira-kira, lomba-lomba zaman now masih relevan dengan esensi perlombaan tradisional yang legendaris?
Sejarah dan Makna Perlombaan 17-an
Ilustrasi/Foto: pexels.com/kevin yung
Dalam sejarah yang beredar, lomba 17-an disebut sebagai hiburan para penjajah. Merangkum dari detikkalimantan, Dr Hj Lutfiyah dalam bukunya yang berjudul Bunga Rampai Kisah dan Cerita Inspiratif Pengabdian Mahasiswa, mengutip pernyataan Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma, Heri Priyatmoko menyebutkan bahwa lomba 17 Agustus punya makna tentang kemerdekaan Indonesia. Masyarakat bisa mengingat masa lalu, sekaligus menyalurkan kreativitas dan menjalin kebersamaan.
Perlombaan sudah ada sejak sebelum masa kemerdekaan. Lomba panjat pinang disebut sebagai lomba hiburan pernikahan bangsawan sejak dahulu. Lomba panjat pinang memiliki makna kebersamaan dan gotong royong yang menjadi hiburan masyarakat kala itu.
Lomba makan kerupuk mulai ada sejak tahun 1950-an, sebagai bentuk hiburan rakyat yang sederhana dan membangkitkan rasa nasionalisme yang sempat padam karena masa perang dan krisis ekonomi. Kerupuk dianggap sebagai simbol kesetaraan dan kehidupan rakyat kecil. Sehingga, lomba makan kerupuk mencerminkan ketangguhan bangsa dalam menghadapi masa-masa sulit.
Begitupun dengan lomba balap karung yang sudah ada sejak zaman Belanda. Lomba balap karung menggunakan goni termasuk lomba yang hanya bisa dimainkan oleh kaum elit karena harga goni yang mahal saat itu.
Tren Lomba 17-an Masa Kini yang Lebih Kreatif
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Yazid N
Tren lomba 17-an saat ini semakin kreatif, Beauties. Misalnya, lomba menghias kampung, lomba memasak kreatif, fashion show bertema kemerdekaan, lomba kostum dari barang-barang bekas, dan masih banyak lagi.Â
Tak hanya itu, di era digital sekarang, banyak lomba yang dilaksanakan secara daring atau mengunggahnya ke sosial media, misalnya lomba konten kreatif yang diunggah ke media sosial, lomba e-sport yang memiliki tema kemerdekaan, dan lomba desain poster, hingga lomba menulis artikel yang berhubungan dengan hari merdeka.
Mengapa Pergeseran Tren Terjadi?
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Vincensius Seno Aji Pradhana
Pergeseran lomba 17-an tentu tak lepas dari peran generasi muda saat ini, terutama Gen Z dan Milenial yang kini banyak terlibat sebagai panitia atau peserta. Kedua generasi ini tak lepas dari era digital yang banyak mengakses informasi juga hiburan di media sosial.
Mereka berupaya untuk menciptakan konsep lomba baik secara nyata ataupun digital. Lomba-lomba tradisional, seperti panjat pinang atau tarik tambang masih dilestarikan, namun akan muncul ide-ide lomba lain yang bisa diikuti semua umur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Lomba-lomba di era modern juga bisa menjangkau partisipan yang lebih luas.
Menjaga Esensi Kemerdekaan
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Yazid N
Merujuk pada pernyataan Heri Priyatmoko di atas tentang makna lomba 17-an yang merupakan bentuk memperingati kemerdekaan, menyalurkan kreativitas, dan kebersamaan maka meskipun kini perlombaan 17 Agustus banyak inovasi, namun nilai-nilai di atas masih menjadi fondasi.
Dalam proses persiapan, warga akan bekerja sama untuk menjadi panitia dalam melaksanakan perayaan HUT RI, menyusun ide lomba, menghias area lomba, dan banyak hal yang dilakukan untuk tercapainya kemeriahan kemerdekaan. Warga akan menjalin kebersamaan yang kuat di lingkungan sekitar.
Panitia atau warga menyalurkan kreativitas dengan menyusun lomba-lomba yang menarik agar bisa mengundang banyak masyarakat di segala usia. Tak hanya soal menang atau kalah, lomba 17-an jadi sarana membangun ikatan sosial.
Lomba-lomba zaman modern yang semakin kreatif pun dirancang tanpa menghilangkan sejarah dan bentuk edukasi bagi generasi muda tentang perjuangan para pahlawan terdahulu. Misalnya, adanya lomba cerdas cermat tentang sejarah Indonesia atau lomba kostum pahlawan. Selain hiburan, masyarakat akan menambah pengetahuan tentang sejarah kemerdekaan.
Jadi, meskipun banyak lomba modern yang semakin kreatif, tetapi dalam prosesnya esensi perayaan kemerdekaan masih tetap dijaga dan dilestarikan. Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!