STATIC BANNER
160x600
STATIC BANNER
160x600
BILLBOARD
970x250

Postcoital Dysphoria, Rasa Sedih yang Muncul Setelah Berhubungan Seks dengan Suami Tanpa Paksaan, Apa Penyebabnya?

Dita Feby Indriani | Beautynesia
Selasa, 07 Feb 2023 20:30 WIB
Postcoital Dysphoria, Rasa Sedih yang Muncul Setelah Berhubungan Seks dengan Suami Tanpa Paksaan, Apa Penyebabnya?

Bagi Beauties yang merasa sedih setelah melakukan hubungan suami istri padahal pun tanpa paksaan, ini dikenal dengan Postcoital dysphoria.

Mengutip pada WebMD, emosi yang dirasakan oleh penderitanya antara lain depresi, marah, malu, atau rasa bersalah. Penyebab utamanya adalah luapan emosi selama dan setelah berhubungan seksual. Hal ini biasanya dikaitkan dengan kesehatan kondisi mental.

Apa faktor penyebab Postcoital dysphoria dan seperti apa cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!

1) Adanya Trauma

Suami istri bertengkar/Foto:freepik
Suami istri bertengkar/Foto:freepik

Bisa jadi Beauties atau pasangan menangis setelah berhubungan suami istri karena adanya trauma di masa lalu. Bagi para perempuan hal ini berkaitan dengan pengalaman keguguran, atau mungkin bayi yang meninggal di usia masih kecil.

Sehingga ada rasa takut untuk bercinta kembali. Hal lain yang memicu rasa trauma adalah pernah menjadi korban pelecehan seksual. Dengan melakukan hubungan suami istri Beauties kembali teringat kejadian tersebut. Untuk mengatasinya, perlu ada komunikasi yang baik antara suami dan istri. Diharapkan salah satu pihak bisa memahami dan melakukan hubungan seksual karena persetujuan bersama.

2) Perasaan Bersalah

Merasa bersalah/Foto:freepik
Merasa bersalah/Foto:freepik

Terkadang tuntutan 'perempuan harus bisa memuaskan pihak laki-laki' menjadi alasan seseorang mengalami Postcoital dysphoria. Beauties merasa tertekan dan takut jika tidak dapat mencapainya. Hasilnya perasaan bersalah dan malu muncul di pikiran.

Selain itu, adanya konflik rumah tangga juga dapat menjadi pemicu Postcoital dysphoria. Beauties merasa terbebani untuk berbagi cinta dengan melakukan hubungan seksual karena merasa bersalah atas masalah yang sedang terjadi.

Komunikasi menjadi solusi juga untuk faktor penyebab ini. Sebaiknya selesaikan permasalahan yang ada dalam rumah tangga tanpa membuat salah satu pihak merasa bersalah. 

3) Perubahan Hormon

Saat melakukan hubungan suami istri, terdapat perubahan hormon yang dapat mengubah suasana hati. Dengan menerima rangsangan yang terus-menerus, kadar serotonin pada tubuh akan meningkat sampai mencapai orgasme. Dikutip dari Mental Health America, serotonin dalam hubungan intim berfungsi untuk meningkatkan gairah dan melepaskan perasaan negatif yang muncul.

Namun setelah itu, ketika rangsangan berhenti secara tiba-tiba, kadar serotonin juga turut menurun drastis. Biasanya bagi pasangan muda, yang memiliki kontrol emosi belum stabil, ini dapat memicu Postcoital dysphoria. Perasaan negatif muncul karena tidak dapat mengendalikan suasana hati yang berubah dalam sekejap.

4) Merasa Tidak Nyaman Atas Tubuhnya Sendiri

Pasangan bertengkar:Foto/unsplash/Aifi Ramdhasuma
Pasangan bertengkar:Foto/unsplash/Aifi Ramdhasuma

Beauties tentu pernah merasakan tidak percaya diri dengan bagian tubuh tertentu yang dimilikinya. Ini juga bisa memicu Postcoital dysphoria. Beauties menjadi khawatir dan bertanya-tanya apakah suami dapat menerima kondisi tubuh kamu, apakah bentuk tubuh Beauties membuat suami nyaman, dan pikiran negatif lainnya.

Biasanya pemikiran ini bisa muncul karena mungkin Beauties pernah menjadi korban bullying. Sebaiknya komunikasikan juga dengan pasangan berkaitan dengan hal ini. Bila setelah dikomunikasikan, kamu atau pasangan masih belum berhasil, mengkonsultasikan pada ahli bisa jadi pilihan.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE