Profil dan Harta Kekayaan Satryo Soemantri, Mendiktisaintek yang Didemo Pegawainya
Nama menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro sedang jadi sorotan hangat. Para pegawai Kemendiktisaintek menggelar aksi demo pada Senin (20/1) di kantor pemerintahan tersebut, berupaya memprotes langkah Satryo yang memberhentikan salah seorang pegawai yang diduga secara sepihak dan mendadak.
Dilansir dari CNN Indonesia, seorang pegawai bernama Neni Herlina mengaku dirinya dipecat dan diusir oleh Satryo. Menurut Neni, pemecatan itu berawal dari pergantian meja kerja menteri. Satryo disebut tidak terima dengan meja kerja yang disediakan.
Selain membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel, peserta demo juga sempat meneriaki Satryo. Dari video yang beredar, Satryo terlihat menaiki mobil dengan plat RI 25. Saat mobil mau keluar, sejumlah pegawai yang tengah berunjuk rasa menghampiri mobil yang ditumpangi Satryo.
Nama Satryo kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial hingga menjadi trending di mesin pencarian Google. Berikut ini profil Mendiktisaintek Satryo Soemantri.
Riwayat Pendidikan Satryo Soemantri
Riwayat Pendidikan Satryo Soemantri/Foto: Dok. istimewa/detikcom
Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah seorang Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih yang dilantik pada 21 Oktober 2024. Dalam menjalankan tugasnya, Satryo didampingi oleh dua wakil menteri yakni Fauzan dan Stella Christie.
Satryo Soemantri lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Ia adalah putra dari Soemantri Brodjonegoro, yaitu mantan rektor Universitas Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1973. Satryo memiliki seorang adik, yaitu Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang kini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi.
Dilansir dari detikEdu, Satryo menyelesaikan pendidikan tinggi di bidang teknik mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia kemudian melanjutkan studinya ke University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Dari kampus tersebut, ia meraih gelar Ph.D di bidang Teknik Mesin pada 1985.Â
Perjalanan Karier Satryo Soemantri
Perjalanan Karier Satryo Soemantri/Foto: Ari Saputra/detikFoto
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Satryo bergabung dengan ITB dan menjadi dosen di Jurusan Teknik Mesin. Lalu pada 1992, ia terpilih menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB, dan menjadi Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Mesik pada 1995-1998.
Dari kampus kemudian Menteri Satryo ditarik menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Indonesia periode 1999-2007.
Saat menjabat Dirken Dikti, dia dikenal sebagai salah satu pembaharu dunia pendidikan, peletak konsep Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang setelah era 2000 dikenal dengan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), demikian dilansir dari situs Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
Bidang penelitian Satryo meliputi tribologi, mekanika fraktur, analisis elemen hingga, desain mekanis, serta pengembangan dan kebijakan pendidikan tinggi. Ia merupakan Fellow Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) sejak 2008.
Setelah menjadi Anggota AIPI selama 10 tahun, Satryo akhirnya dipilih menjadi Ketua AIPI ke VI periode 2018-2023 menggantikan Prof Sangkot Marzuki yang telah menjabat Ketua AIPI selama dua periode berturut-turut (2008-2018). Sebelum itu, Satryo mengemban Wakil Ketua AIPI periode 2013-2018.
Beberapa tahun terakhir ini, Satryo juga aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang, dan juga almamaternya ITB.
Penghargaan Satryo Soemantri
Penghargaan Satryo Soemantri/Foto: Ari Saputra/detikfoto
Nama Satryo terkenal di bidang riset dan kependidikan. Ada banyak penghargaan yang berhasil ia torehkan.
Dilansir dari CNN Indonesia, Satryo berhasil memperoleh Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB pada Maret 2010 dan mendapatkan Bintang tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia pada 3 November 2016.
Selain itu, Satryo dinilai sukses mengemban Keketuaan S20 (Science-20), engagement group pada forum kerja sama ekonomi internasional Presidensi G20 tahun 2022, ketika Indonesia mendapat giliran menyelenggarakan Keketuaan G20.
Ia berhasil merangkul seluruh Akademi Ilmu Pengetahuan negara-negara yang tergabung dalam G20 di tengah tantangan luar biasa yaitu konflik Uni Soviet-Ukraina memanas dan pandemi Covid-19 yang sedang memuncak.
Harta Kekayaan Satryo Soemantri
Harta Kekayaan Satryo Soemantri/Foto: Nikita Rosa/detikedu
Dilansir CNN Indonesia dari laman LHKPN, Satryo tercatat memiliki harta kekayaan senilai Rp46,05 miliar.
Jumlah itu terdiri dari tanah atau bangunan di sejumlah tempat. Total kekayaan dari tanah dan bangunan ini senilai Rp33,6 miliar.
Selain itu, ia tercatat juga memiliki empat buah kendaraan dengan nilai total Rp1,4 miliar. Satryo juga memiliki kas dan setara kas senilai Rp11 miliar.
Didemo Pegawai karena Dugaan Pemecatan Sepihak dan Mendadak
Mendiktisaintek Satryo Didemo Pegawai karena Dugaan Pemecatan Sepihak dan Mendadak/Foto: Dok. X
Belakangan ini nama Satryo Soemantri menjadi perbincangan hangat. Para pegawai Kemdiktisaintek mendemo dirinya, memprotes langkah Satryo yang memberhentikan salah seorang pegawai yang diduga secara sepihak dan mendadak.
Neni Herlina mengungkap pemecatannya dari kementerian yang dirasa begitu mendadak. Neni mengatakan dirinya telah bekerja sejak 2001 dan kini menjabat sebagai Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek. Menurutnya, selama 24 tahun perjalanan kariernya, semua berjalan baik-baiknya sampai ia diusir pada 17 Januari 2025.
Dilansir dari CNN Indonesia, menurut Neni, pemecatan itu berawal dari pergantian meja kerja menteri. Satryo disebut tidak terima dengan meja kerja yang disediakan.
Neni mengatakan sebetulnya meja yang disediakan hanya sementara. Permasalahan yang ditumpahkan padanya pun tak substantif dengan kerja-kerja kementerian.
"Sebenarnya itu kan gini, ruangan beliau itu kan sedang kita buat di lantai 10. Itu ruang sementara, sementara itu bekas ruang Dirjen. Nah, itu peralatannya itu bekas Dirjen dulu. Sebenarnya enggak substansi masalah pendidikan tinggi," kata Neni di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1).
Setelah peristiwa itu, diduga ada ancaman pemecatan dari Satryo. Karena itu, atasannya meminta Neni tidak muncul atau bersembunyi dulu.
"Maksudnya saya sudah disuruh ngumpet lah istilahnya," ucap dia.
Setelah itu, karena pekerjaan di bidang rumah tangga kementerian banyak, Neni terlibat untuk pemasangan internet di rumah dinas menteri. Menurut penuturan Neni, Satryo meminta internet untuk dipasang sesegera mungkin.
"Karena Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah. Marah dia langsung, dia nelpon ketua tim saya. Kebetulan Mas Angga waktu itu lagi sakit. Jadi enggak angkat telepon, itu sudah malam-malam," ujar dia.
Neni mengatakan saat itu Satryo lalu mengirim pesan melalui WhatsaApp yang isinya memecat dirinya dan ketua tim tersebut.
Namun, dia tetap berkantor seperti biasa karena pemecatan itu tak punya dasar hukum. Hingga akhirnya pada Jumat (17/1), Satryo masuk ke ruangan dan mengusirnya.
"Bapak Menteri langsung ke lantai 8. Langsung, ya gitulah kejadiannya. Dengan tidak, ya tidak etis ya seperti itu, membentak saya menyuruh saya keluar di hadapan anak-anak magang, di depan staf saya, jadi memang sudah di luar logika," katanya.
Akibat peristiwa ini, sejumlah pegawai yang bekerja untuk melayani menteri merasa khawatir dengan kejadian yang menimpa dirinya juga terjadi pada mereka. Neni berharap hal serupa tak terulang lagi.
Bertalian dengan itu, sejumlah ASN di Kemendiktisaintek pun ikut unjuk rasa. Mereka mempertanyakan soal status Neni yang dipecat tiba-tiba. Neni pun mengaku juga akan mengadukan masalah tersebut ke DPR.
"Status saya nih apakah beneran dipecat atau enggak? Karena itu kan tidak ada dasar hukum yang jelas nasib saya. Saya saja enggak tahu hari ini saya mau kerja gimana. Sebenarnya kita semua sudah pengin, kalau memang tidak berubah juga ya, kita mau merencanakan untuk menurunkan beliau," ucapnya.
Saat aksi demo, sejumlah spanduk dibentangkan. Spanduk tersebut bertuliskan "Kami ASN Dibayar oleh Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga". Ada pula papan bunga berbunyi "turut berdukacita atas matinya nurani dan welas asih menteri kami'#lawan #paguyubanpegawaidikti#menteri dzalim."
Tanggapan Satryo Soemantri hingga Berakhir Damai
Tanggapan Satryo Soemantri Terkait Dugaan Pemecatan Sepihak/Foto: Ari Saputra/detikFoto
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro buka suara menanggapi aksi ratusan ASN di Kemendiktisaintek buntut dugaan aroganisme hingga pemecatan pegawai di kantor kementeriannya, Jakarta, Senin (20/1) pagi.
Satryo mengklaim demo itu justru dilakukan buntut mutasi besar-besaran karena dari lembaga yang semula satu kementerian di pemerintahan sebelumnya, kini dipecah di bawah tiga menteri.
Kemendikbudristek di pemerintahan sebelumnya, pada pemerintahan Prabowo ini dipecah jadi dipimpin tiga menteri yakni Kemendikdasmen, Kemendiktisaintek, dan Kementerian Kebudayaan.
"Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah," kata Satryo usai menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin sore, seperti dikutip dari detikJabar.
Satryo mengakui, ada pihak yang tidak ingin dimutasi sehingga terjadi demonstrasi. "Kita melakukan mutasi yang cukup besar, karena memang ada pihak yang tidak berkenan," ungkapnya.
Namun, pada Senin (20/1) malam, kasus ini berakhir damai. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Togar M Simatupang jelaskan buntut akhir dari demonstrasi pegawai ASN kementerian. Ia menyatakan kasus ini selesai dengan damai.
Togar menjelaskan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro sudah bertemu dengan pihak-pihak terkait seperti Neni Herlina hingga Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno. Pertemuan itu menghasilkan hasil yang baik.
"Pertemuan terjadi di rumah dinas Pak Menteri pukul setengah 8 malam. Di situ terjadi perbincangan dari mulai aspirasi perbedaan yang ada sampai rekonsiliasi. Saling menerima, memaafkan, dan juga meluruskan hal-hal yang perlu diluruskan," ujarnya kepada detikEdu, Senin (20/1).
Sebelumnya tersebar Neni Herlina mengungkapkan bila Satryo memintanya pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Ketika dikonfirmasi, Togar menyatakan Neni dan dan Angga akan tetap berada di Kemendiktisaintek.
"Iya dong (tetap di Kemendiktisaintek)," tegas Togar.
Ia kembali menegaskan perselisihan antara Kemendiktisaintek dan pegawai sudah berakhir damai. Menurutnya, perbedaan dan miskomunikasi/salah paham yang terjadi perlu ditanggapi secara dewasa.
"Iyalah (damai). Kita harus dewasa dalam menyikapi perbedaaan. Kan ini ada perbedaan miskom, interkultural, perseptual, dan macam-macam. Ini kan biasa dalam pemekaran organisasi," tambahnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!