Protes Kematian Mahsa Amini: Pasukan Iran Tembak Area Wajah hingga Alat Kelamin Pendemo Perempuan

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 13 Dec 2022 09:30 WIB
Protes Kematian Mahsa Amini: Pasukan Iran Tembak Area Wajah hingga Alat Kelamin Pendemo Perempuan
Protes Kematian Mahsa Amini: Pasukan Iran Tembak Area Wajah hingga Alat Kelamin Pendemo Perempuan/Foto: dia images via Getty Images/dia images

Pasca kematian Mahsa Amini, perempuan berusia 22 tahun yang ditangkap-tewas karena diduga melanggar aturan hijab setempat pada September 2022 lalu, unjuk rasa pecah di Iran. Hingga saat ini, protes kian bergejolak, bahkan menelan korban jiwa.

Setelah Iran mengeksekusi mati seorang demonstran yang terlibat aksi protes kematian Mahsa Amini, baru-baru ini pasukan Iran dilaporkan menembak wajah, payudara, hingga alat kelamin para pendemo perempuan

Dilaporkan The Guardian, para dokter dan perawat yang merawat para demonstran secara diam-diam demi menghindari penangkapan, mengatakan bahwa mereka melihat para pendemo perempuan memiliki luka yang berbeda dengan pengunjuk rasa pria. Para pendemo pria lebih sering terkena tembakan di area kaki, bokong, dan punggung.

Kepada Guardian, sejumlah petugas medis menunjukkan gambar para pendemo yang mengalami luka tembak akibat peluru pelor kecil. Para petugas keamanan Iran diduga menembak korban dari jarak dekat. Mereka juga memperingatkan tentang keseriusan cedera yang dapat membuat ratusan pemuda Iran mengalami kerusakan permanen. Tembakan ke area mata perempuan, pria, dan anak-anak sangat umum.

BERLIN, GERMANY - SEPTEMBER 28: Supporters of the National Council of Resistance of Iran, an Iranian opposition group based abroad, protest over the death of Mahsa Amini in Iran on September 28, 2022 in Berlin, Germany. Amini, 22, was arrested by Iranian authorities in Tehran on September 13 for not wearing her headscarf properly and died three days afterwards, apparently due to a severe head injury. Her death has sparked demonstrations in Iran nationwide that have spiralled into violence between protesters and police and left dozens of protesters dead. (Photo by Sean Gallup/Getty Images)Protes Kematian Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Sean Gallup

Seorang dokter dari provinsi Isfahan mengatakan dia yakin pihak berwenang menargetkan pria dan perempuan dengan cara yang berbeda. Sebab, mereka ingin "menghancurkan kecantikan perempuan tersebut".

"Saya merawat seorang perempuan berusia awal 20-an, yang tertembak di alat kelaminnya dengan dua pelet. Sepuluh pelet lainnya bersarang di paha bagian dalamnya. 10 pelet ini dengan mudah dikeluarkan, tetapi dua pelet itu merupakan tantangan, karena terjepit di antara uretra dan lubang vaginanya, " kata dokter tersebut.

ISTANBUL, TURKEY - SEPTEMBER 29: Women hold signs and chant slogans during a protest over the death of Iranian Mahsa Amini outside the Iranian Consulate on September 29, 2022 in Istanbul, Turkey. Mahsa Amini fell into a coma and died after being arrested in Tehran by the morality police, for allegedly violating the countries hijab rules. Amini's death has sparked weeks of violent protests across Iran.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)Protes Kematian Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Chris McGrath

"Ada risiko infeksi vagina yang serius, jadi saya memintanya untuk pergi ke dokter kandungan tepercaya. Dia mengatakan dia memprotes ketika sekelompok sekitar 10 agen keamanan berputar-putar dan menembaknya di alat kelamin dan pahanya," lanjutnya.

Seorang dokter dari Karaj, sebuah kota dekat Teheran, mengatakan, "pasukan keamanan menembak wajah dan bagian tubuh pribadi perempuan karena mereka memiliki rasa rendah diri. Dan mereka ingin menghilangkan kompleks seksual mereka dengan menyakiti anak-anak muda ini."

Banyak Pendemo yang Kehilangan Penglihatan Usai Ditembak Pasukan Iran

ISTANBUL, TURKIYE- OCTOBER 22: Protests in Iran, which started with the death of 22-year-old Mahsa Amini after being detained on the grounds that she did not comply with the headscarf rules, continue. The protest at the Iranian consulate in Istanbul continues on October 22, 2022 in İstanbul, Türkiye. (Photo by Omer Kuscu/ dia images via Getty Images )

Protes Kematian Mahsa Amini: Pasukan Iran Tembak Area Wajah hingga Alat Kelamin Pendemo Perempuan/Foto: dia images via Getty Images/dia images

Para dokter yang merawat para pendemo yang terluka mendapat ancaman. Menghadapi kondisi berbahaya tersebut, seorang dokter dari Mazandaran mengatakan dia mengeluarkan pelet, yang terkadang terbuat dari logam dan terkadang plastik, dengan lampu mati untuk menghindari deteksi dari pasukan Iran.

“Para perempuan sangat malu pergi ke rumah sakit sehingga banyak yang dirawat di rumah dan itu sangat berbahaya,” kata dokter tersebut.

Pada 26 Oktober, ratusan petugas medis memprotes di luar dewan medis Iran, dan ditembak dengan senjata pelet oleh pasukan keamanan. Seorang ahli bedah dari Teheran merawat rekan-rekannya yang ditembak di punggung dan kaki mereka saat melarikan diri.

Dokter bedah mengatakan dia merawat luka serius dari setidaknya lima pengunjuk rasa yang ditembak dari jarak dekat dengan senjata pelet. “Salah satu orang yang terluka yang saya rawat bahkan tidak memprotes. Dia hanya mengamati dan mengira dia tidak akan ditembak. Mereka menembak membabi buta pada semua orang yang bukan salah satu dari mereka [pendemo]," tuturnya.

A woman holds a banner during solidarity demonstration in memory of Mahsa Amini, at the Main Square in Krakow, Poland on October 1st, 2022. Protests have erupted across Iran and worldwide after Mahsa Amini, a 22-year old Kurdish Iranian girl was brutally killed by the morality police of Islamic republic for her alleged failure to fully observe Islamic dress regulations. (Photo by Beata Zawrzel/NurPhoto via Getty Images)Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

Banyak pengunjuk rasa yang kehilangan penglihatannya setelah ditembak dari jarak dekat. Salah satu kasus yang menjadi sorotan nasional adalah penyerangan terhadap seorang pelajar dari kota pelabuhan Bandar Abbas, yang tertembak di mata kanannya. Ghazal Ranjkesh membagikan kisahnya melalui media sosial Instagram, mengatakan bahwa ia ditembak dalam perjalanan pulang kerja.

“Hal terakhir yang dilihat mata kanan saya adalah senyuman orang yang menembaki saya,” tulisnya dalam sebuah postingan yang kini telah dihapus setelah dibagikan secara luas di kelompok protes dan media sosial.

Lebih dari 400 dokter mata dari Iran telah menandatangani surat yang memperingatkan Mahmoud Jabbarvand, sekretaris jenderal Perhimpunan Oftalmologi Iran, tentang apa yang tampaknya merupakan pembungkaman yang disengaja terhadap para pengunjuk rasa.

SYDNEY, AUSTRALIA - NOVEMBER 04:  A new mural of Mahsa Amini,  to show support for the people of Iran, is presented by artist Scott Marsh, on November 04, 2022 in Sydney, Australia. Protests have spread across Iran in response to the death of Amini, who was arrested for not covering her head properly in the view of religious police, and was killed while in custody. Several protesters have since been arrested and also have died in the hands of Iranian police. (Photo by Saverio Marfia/Getty Images)Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Saverio Marfia

Salah satu dokter mata yang menandatangani surat tersebut mengatakan bahwa mereka telah merawat empat pasien yang kehilangan sebagian atau seluruh penglihatannya, termasuk seorang pria berusia 20 tahun yang hasil rontgennya menunjukkan 18 pelet di kepala dan wajahnya.

"Saya merasa ngeri, saya merasa sangat marah dan saya meneteskan air mata melihat rasa sakit mereka. Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan sangat menyakitkan memikirkan orang-orang yang terluka ini yang semuanya masih muda dan harus hidup dengan kecacatan dan penglihatan yang buruk selama sisa hidup mereka,” katanya.

Kematian Mahsa Amini telah memicu gerakan protes anti-pemerintah terbesar di Iran dalam lebih dari satu dekade. Pihak berwenang Iran diketahui melakukan tindakan keras dan brutal terhadap pengunjuk rasa, dilaporkan setidaknya ada 1.000 orang di provinsi Teheran menjadi terdakwa atas dugaan keterlibatan mereka dalam protes tersebut. Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 326 orang sejak protes dimulai dua bulan lalu, menurut LSM Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE