Quarter Life Crisis pada Mahasiswa Tingkat Akhir, Galaunya Double!
Skripsi tidak selesai-selesai, temen-temen sudah pada sarjana, bahkan sudah banyak yang kerja. Tapi kamu masih saja jadi mapala, mahasiswa paling lama, mahasiswa tua. Ada di antaramu yang mengalaminya, Beauties? Kamu merasa terjebak, ingin cepat keluar dari situasi mencekik namun sangat sulit. Atau kamu baru saja sarjana? Tapi bingung mau mulai kerja dimana? Kerja apa?
Pembanding dengan rekan seangkatan terus bermunculan. “Kok hidupku gini-gini aja ya? Mereka enak deh, udah dapat gaji tiap bulan”. Penghakiman diri mulai terjadi. Mulai suka merangkai kata-kata galau, status galau. Tidak apa-apa galau, mungkin kamu sedang di fase Quarter Life Crisis.
![]() Quarter Life Crisis/unsplash.com/qwitka |
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter Life Crisis adalah krisis emosional direntang usia 20-30 tahun. Fase krisis ini membentuk rasa terisolasi dari lingkungan baik itu keluarga atau pertemanan, perasaan tidak pantas mendapatkan apa yang sebenarnya memang pantas didapatkan, meragukan diri sendiri, dan ketakutan akan kegagalan.
Di fase Quarter Life Crisis ini muncul perasaan gelisah dan kekhawatiran akan masa depan. Takut tidak mendapat pekerjaan yang mapan, takut hubungan sosial dengan keluarga, teman, dan pasangan tidak harmonis.
![]() Menghadapi Quarter Life Crisis/unsplash.com/jmvillejo |
Menghadapi Quarter Life Crisis
Meskipun ini fase normal, berlarut-larut didalamnya tanpa bertindak juga bukan hal baik loh, Ladies? Secara psikologi ini adalah fase yang baik sebenarnya, karena di masa ini kita seperti diingatkan ingin hidup seperti apa ke depannya. Kita dipaksa berpikir bagaimana cara hidup dengan baik.
Ketakutan yang kita rasakan adalah hal yang wajar. Kadang mimpi terasa jauh dari gapaian, terlalu jauh untuk dikejar dan ragu apakah mimpi itu bener-benar yang kita inginkan.
Namun, hal pasti yang harus dilakukan adalah bergerak! Kembalikan kesadaranmu! Sadarlah bahwa waktu terus berjalan selama kau berhenti melakukan apapun. Hubungi Dosenmu dan selesaikan skripsimu. Kerjakan pelan-pelan namun jangan terlalu lama, nikmati prosesnya dan targetkan kapan akan selesai.
Hubungi teman-temanmu, berbagi pikiran dengannya tentang darimana kamu harus memulai mencari pekerjaan. Cari-cari lowongan di media sosial, koran, atau kenalan. Sudah saatnya berhenti memposting kata-kata galau dan status galau.
![]() Bangkit dari Quarter Life Crisis/unsplash.com/danielhering |
Saatnya Bangkit dan Keluar
Yuk, sudah waktunya bangkit! Jika talimu putus, kamu sendiri yang harus menyambungnya. Jika tembokmu runtuh, perlahan susun sedikit demi sedikit. Jika merasa sedih, ciptakan kebahagiaanmu, pergilah ke teman dan keluargamu dan nikmati dekapan hangat mereka. Bergerak maju mengejar ketertinggalan, meskipun ini bukan perlombaan tentang siapa yang menang dan tertinggal. Tapi mulai menetapkan masa depan dan menargetkan kesuksesan sudah jadi kewajiban.
Terhimpit antara realitas dan impian yang tidak sejalan memang bisa jadi tembok penghalang yang menyulitkan. Tapi situasi ini juga bisa jadi cambuk yang membawa kewarasan dan penyulut semangat untuk hidup lebih baik di masa depan. Semangat, Beauties! Kamu tidak sendirian, banyak dari mereka yang berhasil dengan kebanggaan karena mampu melepas ketakutannya. Ingat, sarjanamu menunggu dan pekerjaan impian sudah menantimu! Semoga kamu berhasil!


