Apakah kamu pernah merasa takut tersaingi saat ada teman atau rekan kerja sesama perempuan di sekitar kamu? Kamu kemudian bersikap cuek dan terkadang enggan untuk memberi bantuan karena takut posisi kamu terancam? Hati-hati, jangan-jangan kamu terkena Queen bee syndrome.
Apa itu Queen Bee Syndrome
queen bee syndrome / freepik.com / lookstudio |
Queen Bee Syndrome pertama kali didefinisikan oleh psikolog di University of Michigan, G.L. Staines, T.E. Jayaratne, dan C. Tavris, pada tahun 1973. Sindrom ratu lebah adalah suatu fenomena kepribadian manusia atau sifat manusia yang menggambarkan seorang wanita yang mempunyai posisi atau jabatan tinggi dalam lingkungan yang didominasi laki-laki kemudian memperlakukan bawahan lebih kritis terlebih jika mereka perempuan. Selain itu, terkadang mereka melakukan diskriminasi pada perempuan yang posisinya lebih rendah.
Saat Perempuan Lain Seolah Menjadi Ancaman
mengkritik bawahan / freepik.com / yanalya |
Perempuan yang terkena Queen Bee Syndrome enggan memberikan arahan pada pekerja junior terlebih lagi jika juniornya sesama perempuan. Kehadiran perempuan dalam sebuah komunitas pekerjaan bukan dianggap sebagai teman, melainkan sebagai saingan. Alih-alih bertindak sebagai mentor dan menciptakan lingkungan kerja yang suportif satu sama lain
Mereka yang mengidap sindrom ini malah lebih mengkritik dan merendahkan rekan kerja atau bawahan yang sesama perempuan karena mereka menganggap wanita lain yang dirasa berbakat dan potensial sebagai ancaman. Pengidap queen bee syndrome cenderung merasa “I am not like the other girls, I am better than her” dan harus menjadi satu-satunya perempuan yang paling outstanding.
Pengaruh Queen Bee Syndrome
Overthinking / freepik.com / diana.grytsku |
Queen bee syndrome dapat memberikan pengaruh buruk bagi kehidupan sosial, karena pasalnya mereka berpotensi untuk mendiskriminasi dan membully perempuan lain. Sehingga, mereka mungkin tidak memiliki hubungan yang baik dengan siapapun, misalnya dengan rekan kerjanya. Selain itu, sindrom ini juga berdampak pada kinerja dan produktivitas karena terlalu fokus mengkhawatirkan posisinya yang akan diambil oleh perempuan lain. Kekhawatiran tersebut kemudian menyebabkan emosi yang tidak stabil, overthinking, dan gangguan tidur.