Queen Of The Month: Kisah Nonita Respati Bawa Fashion Lokal Mengglobal dan Arti Merdeka Berpakaian

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Jumat, 11 Aug 2023 15:00 WIB
Queen Of The Month: Kisah Nonita Respati Bawa Fashion Lokal Mengglobal dan Arti Merdeka Berpakaian
Foto: Dok. Beautynesia

"Bhinneka Tunggal Ika" bukan sekadar kalimat, melainkan semboyan pemersatu banyaknya perbedaan. Budaya Indonesia, misalnya. Perbedaan budaya yang hanya akan memperkaya bangsa. Berlimpah warisannya kita miliki, terentang dari kuliner, kesenian, hingga mode. Ya, mode Indonesia yang tidak pernah kalah saing di mata dunia.

Pada Queen of The Month edisi Agustus 2023, Beautynesia dapat kesempatan berbincang bersama seorang perancang busana yang merintis labelnya sendiri dari nol. Nonita Respati merancang busana tak hanya untuk hadirkan kenyamanan bagi pemakainya, tapi juga menerjemahkan kekayaan nusantara ke rupa kontemporer yang bisa membuat pemakainya merasa cantik dan stunning.

Dengan harapan ada lebih banyak desainer Indonesia yang tampil di kancah internasional sembari mengangkat budaya nasional, Nonita jadi salah satu saksi bahwa melangkah ke ranah global bukan hal mustahil.

Label yang didirikannya, Purana, telah presentasi karya di LA Fashion Week, Hong Kong Fashion Week, serta dua kota di Afrika Selatan, Cape Town dan Durban. Simak kisah Nonita yang dikupas tuntas kepada Beautynesia.

Akrab dengan Budaya Indonesia Sejak Kecil

Nonita Respati mengenakan koleksi Purana Nonita Respati mengenakan busana Purana/ Foto: Dok. Beautynesia

Habiskan masa kecil di Solo, Jawa Tengah, Nonita hidup berdampingan dengan budaya Jawa. Tinggal di rumah tradisional dengan pendopo sampai belajar bermain gamelan dan tari. Budaya Indonesia pun mendarah daging. Namun jika ada wastra yang paling dekat dengannya, batik jadi jawaban karena keluarga sempat memiliki pabrik batik.

Keberhasilan menampilkan karya di panggung bergengsi juga tak lepas dari peran mendiang ibu yang berkat jaringannya, mendekatkan Nonita ke rekan-rekan pengrajin tekstil. Ia merasa beruntung bisa menjalin kerja sama dengan mereka yang mau mengakomodir, membantu merealisasikan ide-idenya.

Berbekal lingkungan masa kecil, Nonita semakin terinspirasi saat UNESCO menetapkan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia. "Jadi waktu itu memang batik lagi booming-boomingnya dan aku inget banget waktu itu yang berhasil memodernkan batik sedikit sekali, salah satunya Bang Edo," terang perempuan kelahiran 9 Mei 1978 itu.

"So, I really look up to him juga karena berhasil mengangkat batik yang tadinya sifatnya seremonial menjadi sesuatu yang sifatnya adalah bagian dari fashion dan lifestyle orang Indonesia. Pada akhirnya yang membuat batik tidak sedemikian tuanya sehingga generasi muda mau memakainya".

 

Dari Fashion Journalist ke Fashion Designer

Nonita Respati

Foto: Dok. Beautynesia

Meninggalkan Profesi Fashion Journalist untuk Hidupi Panggilan Jiwa

Nonita RespatiNonita Respati/ Foto: Dok. Beautynesia

Tak mudah beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, apalagi harus mempelajari segalanya secara otodidak. Butuh dorongan, dedikasi, serta kedisiplinan tinggi. Pengalaman Nonita sebagai fashion journalist mengizinkannya untuk belajar lebih dalam seputar fashion, mulai dari desain, menyusun moodboard, hingga bertemu desainer ternama sekaligus mengamati komposisi koleksi dan jalannya sebuah show di Milan Fashion Week.

Profesi pendahulu itulah yang menyalakan semangat untuk merintis label Purana. “Ketika kerja di majalah sebagai fashion journalist, kok kayaknya panggilannya makin kuat untuk membuat suatu produk yang memang ada gaung Indonesianya gitu,” ungkapnya setelah bercerita bagaimana ia lebih suka bikin baju daripada beli baju semasa kecil. 

[Gambas:Instagram]

Ia pun mulai merintis konsep Purana tahun 2008, debut koleksi pada tahun berikutnya, dan berkembang kian pesat hingga debut di Jakarta Fashion Week 2012. “Dan kayaknya dari 2012 itu bener-bener udah mulai serius. Purana ini di-moulding atau di-shaping sebagai serious fashion brand”.

Inovasi vs Jiplak Desain

Nonita Respati

Foto: Dok. Beautynesia

Inovasi vs Jiplak Desain

Nonita RespatiNonita Respati/ Foto: Dok. Beautynesia

“Kalau buat aku, tantangan mendesain itu adalah tentunya menemukan sesuatu yang baru,” kata Nonita. ‘Innovate’ menjadi kata kunci, yakni seorang desainer perlu menemukan sesuatu yang baru, mengemasnya sehingga bisa dimengerti, diterima dan menarik daya beli audiensnya. 

Baginya, berinovasi tidak harus semuanya serba baru karena inspirasi bisa didapat dari apa pun, bahkan yang sudah tereksplorasi sebelumnya, seperti arsitektur, interior, sampai travel. 

Contoh, botol air mineral kolaborasi Purana dengan Aqua Reflections yang terinspirasi flora endemik Indonesia. Rancangan botol kaca tersebut bisa dipercantik dengan keindahannya.

[Gambas:Instagram]

“Jadi menurut aku tanggung jawab terbesar desainer itu adalah menghadirkan sesuatu yang fresh dan baru dan tidak meng-copy dari apa yang pernah dia lihat atau pernah dia experience atau pernah dia sentuh sebelumnya. That’s the biggest responsibility”.

Wastra di Mata Orang Asing

Nonita Respati mengenakan busana Purana

Foto: Dok. Beautynesia

Kekaguman Orang Asing dengan Wastra

Nonita Respati mengenakan busana PuranaNonita Respati mengenakan busana Purana/ Foto: Dok. Beautynesia

Purana telah lahirkan karya hasil kerja sama dengan banyak seniman Indonesia. Namun tak sampai situ, pencapaian mereka termasuk jadi salah satu dari segelintir label yang pernah unjuk karya di panggung internasional. 

Misalnya show mereka di LA Fashion Week, Amerika Serikat, yang sukses tuai perhatian orang asing. Sebelum presentasi dimulai, mereka sengaja memutar video proses pembuatan sehingga orang tahu apa yang ditampilkan.

[Gambas:Instagram]

Para penikmatnya kagum karena mereka belum ada akses ke handmade fabric dan dibuat penasaran dengan tekstil Indonesia. Rasa ingin tahu seputar wastra nusantara makin tergali setelah mendengar seminar lebih lanjut oleh Nonita di Fowler Museum, UCLA.

“Kita nih di Indonesia cukup beruntung karena hal-hal tersebut accessible dan affordable untuk desainer mengeksplor dan membuat koleksi based on karya-karyanya pengrajin kain itu”.

Desainer dan Pengrajin Tekstil Indonesia

Nonita Respati dan rancangan busana Purana

Foto: Dok. Beautynesia

Sinergi Antara Desainer dan Pengrajin Indonesia

Nonita Respati dan rancangan busana PuranaNonita Respati dan rancangan busana Purana/ Foto: Dok. Beautynesia

Hal tidak kalah menarik diceritakan adalah jalinan kerja sama desainer dan pengrajin kain Indonesia. “Pengrajin kain dengan desainer tuh harus ada sinergi menurutku. Bersinergi dan dinamis yang seimbang. Artinya dari sisi desainer itu juga harus mau berbagi ilmu kepada perajin kain, kemudian dari sisi perajin kain juga harus mengakomodir kebutuhan desainer,” tuturnya. Sebab, tidak semua pengrajin kain ingin bereksplorasi dan maju bersama desainer. 

Hal ini pun jadi salah satu harapan Nonita, yakni di kemudian hari, pengrajin bisa terbuka untuk berkreasi bersama desainer, serta mengerti etika dalam berbisnis, “bahwa apa yang sudah dikreasikan baru bersama desainer tersebut itu copyright-nya di-keep untuk desainer tersebut dan tidak diproduksi atau dijual resmi”.

Merdeka dalam Berpakaian

Nonita Respati

Foto: Dok. Beautynesia

Merdeka dalam Berpakaian

Nonita RespatiNonita Respati/ Foto: Dok. Beautynesia

Di tengah pergantian tren fashion kian cepat berkat media sosial, gaya personal yang menjadi identitas sekaligus cara mengekspresikan diri jadi hal esensial buat dibahas. Apa yang menjadi hot item pada musim tertentu, perempuan berbondong-bondong beli dan mengenakannya. Namun bagi Nonita, meski dengan fashion item yang sama, setiap perempuan tetap bisa menampilkan gaya personal melalui cara dia mengombinasikan. 

Freedom of expression dalam ber-fashion itu menurut aku tetap harus keluar pribadi kita, nyaman dikenakan,” sang desainer menjelaskan. Dengan demikian, personality pemakainya tidak hilang dalam berbusana. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.