Istilah ‘dopamin’ terbilang sangat familiar belakangan ini. Terutama di era media sosial seperti sekarang ini. Dopamin digambarkan sebagai efek menyenangkan yang dihasilkan ketika mengonsumsi konten-konten di berbagai media sosial, salah satunya TikTok.
Video-video pendek yang ditonton seringkali mendatangkan motivasi, rasa kegembiraan, rasa haru, takjub, dan lainnya. Tampaknya, dari sinilah asal muasal kenapa rasa keinginan menonton itu terus ada, yakni agar dopaminnya terus-terusan diperoleh.
Nah, bicara soal dopamin, ini dapat dijelaskan lebih detail. Terlebih karena para ahli telah mempelajarinya. Agar lebih paham seperti apa dopamin yang dihasilkan karena penggunaan TikTok, simak penjelasannya berikut ini.
Bagaimana TikTok Menghasilkan Dopamin?
Dopamin dari tiktok/ Foto: Freepik.com/benzoix |
Dr. Sanam Hafeez Psy.D. seorang neuropsikolog sebagaimana dikutip dari laman Bustle menjelaskan bahwa saat kita menelusuri TikTok, kita sebenarnya sedang mengejar dopamin. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ketika scrolling dan menemukan sesuatu yang membuat tertawa, maka di saat yang bersamaan otak akan menerima dopamin.
Dopamin sendiri merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh sistem penghargaan otak, menghasilkan perasaan senang, dan memotivasi untuk menemukan sumber dopamin lainnya kembali. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pelepasan dopamin dapat menjadi faktor kuat dalam menarik perhatian terhadap konten-konten singkat di media sosial TikTok.