Ramai Akan Ada Ancaman Gelombang 3 Covid-19 di Indonesia, Apa Maksudnya? Ini Penjelasan Ahli!
Saat ini, dilaporkan kalau angka kasus covid-19 harian di Indonesia menurun, Beauties. Tentu hal ini menjadi kabar baik bagi kita semua.
Meski begitu, beberapa pihak justru meyakini kalau Indonesia berisiko mengalami gelombang ketiga covid-19! Kok bisa?
Gelombang Ketiga atau Lonjakan Kembali Kasus Covid-19
Diketahui, Indonesia telah dua kali menghadapi lonjakan covid-19. Demikian diungkap Ahli epidemiologi dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr Masdalina Pane, dikutip dari detikHealth.
Lonjakan tersebut bukannya tanpa alasan, sebab pada dasarnya ada yang melatarbelakangi. Misalnya saja pada Juli 2021, lonjakan kasus disebabkan oleh temuan varian Delta yang dilaporkan 'ganas' dan gampang menularnya.
Selandia Baru catat lonjakan tertinggi kasus COVID-19 di wilayahnya sejak April 2020. Negara itu pun diketahui perpanjang lockdown hingga 27 Agustus mendatang./ Foto: Getty Images/Hagen Hopkins/detikcom |
Menurut Dr Pane, prediksi lonjakan kasus idealnya tidak dilakukan dalam jangka panjang menurut epidemiologi, Beauties.
"Apakah akan datang gelombang ketiga? Sebagai epidemiolog, kami jarang memprediksi jauh-jauh. Biasanya kami prediksi satu atau dua kali satu masa inkubasi, 2 minggu atau 1 bulan. Tetap catatan kami di penurunan kasus saat ini yang pertama, hampir di semua negara (mengalami) penurunan kasus berlangsung 8-14 minggu, jadi dia turun sendiri memang," katanya.
Meski begitu menurut Dr Pane, 'puncak' dapat dikatakan berhasil ditanggulangi bila penurunan kasus terus berjalan dalam waktu 10-15 minggu.
"Penanggulangan wabah itu sederhana sebenarnya. Yang disebut berhasil itu kalau kita sudah melalui puncak, kemudian puncak itu turun dan itu bisa menjaga 10-15 minggu penurunan kasus," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/9).
Kapan Prediksi Gelombang Ketiga?
Waspada akan ancaman gelombang covid-19. /Foto: pexels.com/Polina Tankilevitch/ |
Menurut Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko, risiko penyebaran covid-19 kian meningkat seiring dengan semakin tingginya mobilitas dan kerumunan masyarakat. Yakni karena adanya peningkatan mobilitas selama pelonggaran PPKM.
Ia juga mengungkap, belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus di tanah air juga terjadi setelah melewati libur panjang.
"Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya," katanya dikutip dari siaran pers KPCPEN, Selasa (28/9), via detikHealth.
Ya, pada bulan tersebut, akan ada hari libur panjang dari Natal hingga tahun baru. Hal ini kemungkinan akan meningkatkan mobilitas juga kerumunan. Puncak kasus juga dapat terjadi oleh beberapa faktor.
Di antaranya masyarakat yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, tracing yang lambat, juga pengawasan pada pasien isolasi mandiri yang lemah.
Karena itu, meski angka kasus covid-19 sudah menurun, kita jangan sampai lengah ya, Beauties!
------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Selandia Baru catat lonjakan tertinggi kasus COVID-19 di wilayahnya sejak April 2020. Negara itu pun diketahui perpanjang lockdown hingga 27 Agustus mendatang./ Foto: Getty Images/Hagen Hopkins/detikcom
Waspada akan ancaman gelombang covid-19. /Foto: pexels.com/Polina Tankilevitch/