Saat Halalbihalal, ini 3 Alasan Kenapa Kamu Sebaiknya Tidak Lontarkan Komentar Asal yang Berisiko Menyakiti Orang Lain
Halo Beauties! Idulfitri bagi umat Islam dimaknai sebagai hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalani puasa Ramadan. Idulfitri identik dengan perasaan syukur, sukacita, dan kehangatan bersama dengan orang lain.
Begitu sakralnya makna Idulfitri, sampai umat Islam di berbagai negara mempunyai cara atau tradisinya masing-masing untuk menyambutnya. Di Indonesia sendiri, kita mengenal tradisi halalbihalal, tradisi yang telah lama dipraktikkan sebagai kegiatan saat Hari Idulfitri dan beberapa hari setelahnya.
Halalbihalal biasanya dilakukan setelah selesainya salat id, dengan berkumpul bersama keluarga atau kerabat. Inti dari halalbihalal adalah untuk saling meminta maaf serta menyambung tali silaturahmi. Selain itu, halalbihalal juga ditandai dengan acara makan Bersama untuk menambah kedekatan.
Momen Idulfitri dan halalbihalal memang merupakan ajang berkumpulnya orang-orang yang biasanya jauh ya, Beauties. Terlebih dengan adanya pembatasan interaksi fisik selama dua tahun ini akibat pandemi, pastinya halalbihalal ini akan menjadi ajang reuni dengan keluarga, kerabat, maupun teman-teman yang telah lama tak bertemu.
![]() Ilustrasi halalbihalal/pexels/Cottonbro |
Salah satu hal unik dari pertemuan orang-orang dalam lingkup besar seperti ini adalah, adanya ketakutan beberapa orang untuk dikomentari oleh kerabat atau teman yang akan ditemui. Hal ini merujuk pada seringnya kebiasaan orang Indonesia melontarkan komentar atau pertanyaan tabu dan sensitif yang bisa menyinggung orang lain. Beberapa komentar dan pertanyaan yang dimaksud, misalnya:
- Komentar mengenai kondisi fisik seseorang, misalnya wajah yang berjerawat dan berat badan yang jauh dari kata ‘normal’,
- Komentar tentang pencapaian seseorang, misalnya pekerjaan dan gaji yang dianggap tidak mengesankan.
- Pertanyaan ‘kapan menikah?’ dan ‘kapan wisuda?’
Tidak sampai di situ, kadang komentar dan pertanyaan miring tersebut digunakan sebagai bahan untuk dibanding-bandingkan dengan kondisi orang lain.
![]() Komentar negatif menyebabkan insecure/pexels/Andrea Piacquadio |
Mungkin bagi beberapa orang hal semacam ini biasa saja, hanya merupakan upaya untuk mencairkan suasana. Namun, nyatanya ada banyak orang yang menjadi insecure dan overthinking karena merasa dirinya tidak ‘cukup’ setelah dikomentari atau diserbu pertanyaan demikian. Akibatnya, momen Idulfitri dan halalbihalal yang seharusnya dinantikan menjadi momen seram yang ingin dihindari.
Beauties, untuk menghindari banyak hati tersakiti akibat komentar dan pertanyaan miring, ini beberapa alasan lainnya lagi agar kamu tidak melakukannya.
Kehidupan Orang Lain Bukanlah Urusan Kita
![]() Orang dan urusannya masing-masing/pexels/Cowomen |
Meskipun kita sejak kecil diajarkan untuk saling memedulikan orang lain, namun dalam kehidupan ini setiap orang mempunyai batasan terhadap kehidupan orang lain. Yang perlu diingat, menjadi urusan kita adalah kehidupan kita sendiri. Sedangkan kehidupan orang lain menjadi urusan dan tanggung jawab mereka masing-masing.
Louise M Finlayson, seorang psikolog klinis dalam The Art of Living Consciously menjelaskan bahwa ‘urusi urusanmu sendiri’ adalah fokus pada sesuatu yang dapat kita kontrol dan meninggalkan yang tidak bisa kita kontrol, misalnya kehidupan orang lain.
Setiap Orang Punya Waktu dan Kapasitasnya Masing-masing
![]() Stan Lee sukses di masa tua/IMDB/Stan Lee |
Kita mungkin dituntut untuk menjadi orang yang sukses oleh lingkungan sekitar. Seringkali ada standar untuk pencapaian tertentu, seperti harus punya rumah di usia 25. Padahal, setiap orang punya waktu masing-masing untuk bersinar.
Misalnya Alan Rickman yang meraih sukses setelah menyerah menjadi desainer grafis di usia 42 tahun, atau Stan Lee yang baru menerbitkan komik fenomenalnya di usia 38 tahun.
Selain itu, setiap orang juga diberkahi kapasitas yang beragam. Jadi, tidak mungkin harus mengukur pencapaian seseorang dari standar orang lain.
Komentar Positif Jauh Lebih Baik Dibandingkan Komentar Negatif
![]() Komentar positif membuat orang bahagia/pexels/Andrea Piacquadio |
Dalam buku Skill With People karya Les Giblin, disebutkan bahwa dalam hidup, di samping membutuhkan nasi untuk makan, manusia juga membutuhkan santapan untuk jiwa. Santapan yang dimaksud adalah pujian.
Sama halnya dengan kita, orang lain juga akan jauh lebih bahagia Ketika mendapat komentar positif tentang dirinya. Komentar positif akan membawa suasana yang baik dan membahagiakan. Selain itu, komentar positif bisa menjadi pemacu seseorang untuk menjadi lebih baik.
Nah Beauties, sudah valid kan alasan mengapa kamu sebaiknya tidak memberikan komentar miring terhadap seseorang saat halalbihalal nanti? Dari aspek manapun, jelas komentar negatif sebenarnya tidak menguntungkan siapapun. Oleh karena itu, jangan lupa untuk mengomentari orang yang baik-baik saja ya, supaya kamu juga mendapatkan yang setimpal.
See you!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!




