'Salah Lapak' di Instagram Dewi Sandra Jadi Bukti Netizen Indonesia Malas Membaca tapi FOMO 'Nyinyir'

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 01 Apr 2024 13:00 WIB
Netizen Indonesia Malas Membaca tapi Cerewet di Medsos
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/lookstudio

Kasus sejumlah netizen 'salah lapak' di kolom komentar akun Instagram Dewi Sandra menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia darurat membaca. Baru-baru ini, sejumlah netizen menyerang akun Dewi Sandra terkait kasus korupsi timah yang dilakukan suami Sandra Dewi, Harvey Moeis.

Memang ada kemiripan nama di antara keduanya, username akun Instagramnya pun cukup mirip, yaitu @dewisandra dan @sandradewi88. Namun, sangat jelas keduanya merupakan sosok yang berbeda.

Netizen lainnya berkomentar bahwa hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang minim literasi dan malas membaca.

"Ciri kualitas SDM rendah seperti ini, literasi membacanya kurang banget malah nambah dosa buat diri sendiri. Ampun dah," tulis netizen di Instagram.

"Minim membaca, FOMO menghujat," tulis netizen lainnya.

Minat Baca Warga Indonesia Rendah

Membaca Berita atau Baca Buku/ Foto : Freepik/ Jcomp

Ilustrasi/Foto : Freepik/ Jcomp

Sudah ada beberapa survei yang menunjukkan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia, sayangnya, menunjukkan angka yang rendah.

Beberapa waktu lalu, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO yang dilansir Kominfo, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Ada pula riset berbeda yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016 bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked. Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Dilansir dari detikNews, berdasarkan catatan Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) skor literasi membaca pelajar di Indonesia terus menurun. Pada 2015 skor PISA untuk literasi membaca pelajar Indonesia tercatat 397, tahun 2018 sebesar 371, dan tahun 2022 sebesar 359.

Netizen Indonesia Malas Membaca tapi Cerewet di Medsos

Cara menjaga keseimbangan penggunaan media sosial

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/lookstudio

Meski malas membaca, tapi netizen Indonesia dinilai yang paling cerewet di media sosial, duh!

Menurut laman Kominfo, data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari.

Lalu, berdasarkan hasil riset Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris, Jakarta menjadi kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang hari, aktivitas kicauan dari akun Twitter di kota ini paling padat melebihi Tokyo dan New York. Ada lebih dari 10 juta cuitan yang bisa dikeluarkan oleh netizen di Jakarta.

Kecanggihan teknologi saat ini memudahkan kita untuk mengakses berbagai informasi. Banyaknya bentuk media sosial mendorong netizen untuk mengekspresikan diri serta mengemukakan pendapatnya, terlepas dari apakah pendapat itu disokong oleh fakta atau data yang sebenarnya.

Netizen Indonesia cenderung lebih suka berkomentar terlebih dahulu sebelum mengecek faktanya. Singkatnya, 'nyinyir' dulu, cek fakta belakangan. Salah satu bukti terbarunya perihal berkomentar di akun Instagram Dewi Sandra soal kasus korupsi suami Sandra Dewi, Harvey Moeis.

Yang dibutuhkan saat bermain media sosial bukan hanya soal kuota dan gadget, tapi juga etika, mengecek fakta yang sebenarnya, dan bersikap bijak. Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.