Sederet Fakta Bencana Kelaparan Akibat Cuaca Ekstrem di Yahukimo Papua, 24 Orang Meninggal Dunia

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 06 Nov 2023 18:15 WIB
Faktor Lain: Bencana Longsor hingga Lokasi Jauh
Ilustrasi longsor/Foto: Andhika-detikcom

Bencana kelaparan melanda wilayah Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Sejak Agustus 2023 hingga saat ini, dilaporkan 24 orang meninggal dunia dari 13 kampung yang terletak di Distrik Amuma dengan penyebab kematian yang bervariasi, yakni akibat sakit dan lansia di tengah bencana kelaparan ini.

Bencana kelaparan ini disebabkan oleh kekeringan dan gagal panen akibat cuaca ekstrem. Dirangkum dari detikcom, berikut sederet fakta yang perlu kamu ketahui soal bencana kelaparan akibat cuaca ekstrem di Yahukimo.

Penyebab Bencana Kelaparan di Yahukimo

Sejumlah warga membawa bahan makanan yang diturunkan dari pesawat terbang di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis (26/10/2023). BNPB akan mendistribusikan bantuan berupa beras 20 ton, makanan siap saji 10.000 paket, perlengkapan penunjang, anggaran operasional Rp1 miliar serta menyiapkan satu unit pesawat jenis Cessna Grand Caravan yang dapat membawa muatan seberat 1.500 kg dalam sekali penerbangan dalam penanganan dampak bencana tanah longsor dan bencana kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. ANTARA FOTO/HO/Humas BNPB/wpa/tom.

Sederet Fakta Bencana Kelaparan Akibat Cuaca Ekstrem di Yahukimo Papua, 24 Orang Meninggal Dunia/Foto: ANTARA FOTO/Humas BNPB

Warga Yahukimo mengandalkan bahan pangan pokok seperti umbi-umbian hingga sagu. Namun, cuaca ekstrem berdampak buruk pada hasil pertanian setempat, misalnya seperti embun salju. Akibatnya, warga Yahukimo kehilangan sumber makanan.

"Kan di Pegunungan Tengah dan Pegunungan Puncak itu ada yang di atas ketinggian sampai 4.000 meter di atas permukaan laut, udaranya sangat tipis, kemudian juga akibat pemanasan global ini, salju yang di atas Gunung Jayawijaya itu kan sering meleleh," ucap Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dilansir dari detikcom.

Selain itu, menurut Muhadjir, sagu tidak bisa tumbuh di wilayah setempat yang kering dan dingin.

"Sementara kalau kita mau introduksi tanaman lain, misalnya padi dan sebagainya, harus kita cek cuacanya, mungkin tidak di sana untuk ditanam padi. Kemudian kalau sagu di tempat itu tidak bisa tumbuh sagu itu karena daerah kering, kering tapi dingin," katanya.

Faktor Lain: Bencana Longsor hingga Lokasi Jauh

Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)

Ilustrasi longsor/Foto: Andhika-detikcom

Bencana di Yahukimo bukan hanya soal kelaparan imbas gagal panen, namun juga bencana longsor. 

"Ada juga bencana longsor selain gagal panen, akibat bencana longsor 70 rumah masyarakat rusak ringan dan 30 lebih rumah rusak berat. Seperti di daerah lain yang rumah rusak ringan akan dapat bantuan per rumah Rp 15 juta dan rusak berat akan dapat pergantian Rp 60 juta, data rumah rusak ini sifatnya masih belum pasti dan akan diverifikasi terus," kata Suharyanto, dikutip detikEdu dari laman BNPB.

Plt Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Sorni Paskah Daeli mengatakan, masalah utama warga Papua Pegunungan, khususnya Yahukimo, yakni fenomena cuaca ekstrem akibat curah hujan tinggi diselingi cuaca panas. Akibatnya, ubi dan keladi sulit berbuah dan perkebunan warga gagal panen.

Lebih lanjut, warga yang tidak ada bahan makanan mengalami kesulitan untuk menjangkau lokasi pangan di distrik lain karena jarak tempuh perjalanan yang jauh. Masalah konektivitas antardistrik ini menurutnya tengah direspons jangka pendek dengan rencana pembangunan gudang logistik di sekitar lokasi yang kerap mengalami bencana kelaparan.

Konektivitas jalan darat dan menambah runway di Amuma menurut Sorni juga menjadi jalan agar pesawat besar bisa mendarat dan membawa bahan logistik lebih banyak dari wilayah Wamena dan Mimika. Sedangkan rencana antisipasi bencana kelaparan jangka panjang yakni dengan menemukan umbi-umbian varietas unggul dan transfer teknologi pertanian.

Bukan Pertama Kali

Penyaluran bantuan Kemensos ke masyarakat Distrik Amuma, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Sederet Fakta Bencana Kelaparan Akibat Cuaca Ekstrem di Yahukimo Papua, 24 Orang Meninggal Dunia/Foto: Dok. Kemensos

Bencana kelaparan ini bukan pertama kalinya terjadi di Yahukimo. Pilunya, ini adalah kejadian yang terus berulang. Misalnya, pada Agustus 2022, akibat embun beku dan kemaran, warga Kabupaten Lanny Jaya, Papua, alami kelaparan karena gagal panen.

Bencana embun beku di daerah itu berdampak terhadap 548 keluarga, empat orang meninggal dengan dua di antaranya anak-anak, sebagaimana dilansir dari detikNews.

Dikutip dari laman Kemenko PMK, Kementerian Sosial melakukan pendistribusian bahan logistik 11,5 ton pangan dan sandang ke Distrik Amuma pada 20 Oktober 2023 dan 7,9 ton hingga 26 Oktober 2023.

Ma'ruf Amin: 24 Warga Yahukimo Tewas Bukan karena Kelaparan

Ma'ruf Amin (Wildan-detikcom)

Ma'ruf AminFoto: Wildan-detikcom

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan 24 warga di wilayah Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, meninggal dunia bukan karena kelaparan. Ma'ruf menyebut di Yahukimo memang saat ini tengah terjadi kekurangan pangan.

"Menurut Bupati Yahukimo ya itu tidak ada yang mati kelaparan bahwa di sana ada kekurangan pangan iya ada," kata Ma'ruf Amin selepas acara Gerakan Nasional Ketahanan Pangan TNI di Bekasi, Rabu (1/11), dilansir dari detikNews.

Ma'ruf Amin menjelaskan penyebab meninggalnya 24 warga di wilayah Distrik Amuma saat ini tengah ditangani Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama TNI. Dia juga menyebut pemerintah akan memprioritaskan ketahanan pangan di wilayah Papua.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE