
Sempat Ditolak 100 Investor, Ini Kisah Melanie Perkins CEO Canva yang Jadi Perempuan Terkaya Kedua di Australia

Beauties, siapa yang tak kenal dengan platform desain gratis, Canva? Pastinya platform ini sangat familiar untuk kamu yang sering kali dituntut untuk menghasilkan karya visual yang indah dan menarik namun belum memiliki kemampuan mengoperasikan software desain yang mumpuni.
Ternyata dibalik kemudahan yang ditawarkan oleh platform Canva, ada sosok perempuan muda inspiratif yang pertama kali menginisiasikan ide bisnis ini, lho! Perempuan tersebut bernama Melanie Perkins yang tak lain merupakan pendiri sekaligus CEO dari startup Canva.
Lantas bagaimana perjalanan jatuh bangun Perkins dalam membangun Canva hingga sukses seperti sekarang? Keep scrolling, Beauties!
Berawal dari Platform Fusion Yearbooks
![]() Ilustrasi desain buku tahunan/Foto: Pinterest.com |
Ide menciptakan platform desain bermula ketika Melanie merasa kesulitan ketika harus menggunakan software desain. Menurutnya fitur yang tersedia dalam software tersebut kurang ramah bagi pengguna pemula seperti dirinya. Tak disangka, ternyata hal serupa juga dirasakan oleh teman-temannya di kampus.
Melalui permasalahan ini, Perkins akhirnya melihat adanya peluang besar jika ia mampu menciptakan platform yang menyediakan jasa desain mudah dan gratis bagi para penggunanya. Pada akhirnya ia bersama dengan sang kekasih, Cliff Obrecht, mulai membangun sebuah platform desain buku tahunan, Fusion Yearbooks, yang mempunyai banyak templat desain dengan fitur drag-and-drop.
Dari ruang tamu rumahnya, Perkins bersama Obrecht menjalankan bisnis pertama mereka mulai dari tahun 2007. Lambat laun Fusion Yearbooks semakin banyak diminati pengguna dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang sedang merancang buku tahunan mereka sendiri. Bisnisnya pun semakin berkembang hingga sukses menjadi salah satu perusahaan penerbitan yang cukup populer di Australia.
Sempat Ditolak Ratusan Investor
Semakin sukses Fusion Yearbooks, semakin banyak pula permintaan dari para pengguna. Artinya, Perkins membutuhkan modal yang lebih besar lagi dibandingkan sebelumnya agar bisnisnya tetap berjalan. Ia pun mulai mencari investor yang mau menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Ternyata hal tersebut nggak mudah, Beauties!
Perempuan cantik ini mengaku sampai harus berhijrah ke San Fransisco demi menyodorkan proposal bisnisnya kepada calon investor. Sekitar tiga bulan ia bertahan dengan total lebih dari 100 investor yang sudah ditawari proposal, namun semuanya menolak ide platform desain yang ia bawa.
Memperoleh Pendanaan dan Mendirikan Canva
![]() Platform Canva/Foto: Canva.com |
Walaupun telah ditolak ratusan kali, Perkins tak pernah sekalipun berkeinginan untuk menyerah. Sebaliknya, ia justru terus memperbaiki konsep bisnisnya dengan mengacu pada saran dan kritik yang datang dari para calon investor sebelumnya.
Bak peribahasa yang mengatakan, “usaha tak akan pernah mengkhianati hasil”, begitu pula yang dialami Perkins. Pada tahun 2012, akhirnya ia berhasil menggandeng investor pertamanya dengan total pendanaan mencapai US$ 3,6 juta yang terkumpul dari Matrix Partners, Interwest Partners dan startup lainnya.
Berbekal modal yang ada, Perkins dan Obrecht tak hanya memajukan Fusion Yearbooks tetapi juga resmi mendirikan platform desain Canva di tahun yang sama. Salut!
Canva menjadi Startup Unicorn yang Sukses
![]() Founders Canva/Foto: Huffpost.com |
Sejak 2012, Melanie Perkins, Cliff Obrecht dan Cameron Adams sebagai founders benar-benar fokus mengembangkan ide bisnis Canva. Beragam templat desain beserta ilustrasi yang ciamik turut dihadirkan pula dalam platform gratis tersebut. Tentu saja ini semakin bagus karena didukung dengan fitur yang mudah dipahami bahkan oleh orang awam sekalipun. Alhasil, pengguna Canva kian bertambah dari hari ke hari.
Tercatat selang 2 tahun berdiri, Canva telah memperoleh 1 juta pengguna pertamanya. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan maraknya penggunaan sosial media seperti Instagram, Pinterest dan YouTube yang membuat orang-orang menjadi lebih kreatif. Bahkan, kini platform Canva sudah digunakan oleh lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia, lho!
Berkat kesuksesan Canva, nama Melanie Perkins pun masuk ke dalam daftar perempuan terkaya kedua se-Australia. Dilansir dari Forbes, jumlah kekayaannya mencapai US$ 65 miliar atau setara Rp936,65 triliun (kurs Rp14.410). Wah, keren banget ya, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!