Serangan Israel ke Utara Gaza, Melibatkan Strategi "Menyerah atau Kelaparan" yang Menggusur Ribuan Orang

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Jumat, 01 Nov 2024 18:15 WIB
Pernyataan dari Pemimpin Israel
Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images/AHMAD GHARABLI

Pada Sabtu (12/10) pagi, militer Israel memberikan peringatan kepada warga di daerah ‘D5’ di utara Gaza melalui media sosial. Mereka diminta untuk segera pindah ke selatan. Wilayah tersebut, yang dibagi menjadi beberapa blok berdasarkan peta IDF, dinyatakan sebagai “zona pertempuran berbahaya”.

Peta yang disertakan menunjukkan panah kuning besar yang mengarah ke selatan sepanjang Jalan Salah al-Din. Peringatan tersebut tidak menyebutkan kapan atau apakah warga dapat kembali ke rumah mereka. IDF menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut “dengan kekuatan besar” dan “untuk waktu yang lama”.

Rencana Jenderal

Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images
Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images

Rencana untuk menaklukkan Hamas yang diajukan oleh beberapa mantan jenderal Israel itu disebut sebagai “Generals’ Plan”. Rencana ini bertujuan untuk memaksa penduduk Gaza menyerah dengan meningkatkan tekanan pada warga sipil.

Rencana ini mencakup perintah bagi warga untuk meninggalkan bagian utara Gaza dalam waktu tertentu. Setelah itu, wilayah tersebut akan dijadikan zona militer yang diisolasi dari pasokan.

Para pendukung rencana ini percaya bahwa dengan mengisolasi Gaza dan membatasi pasokan, Hamas akan terpaksa menyerah. Mereka menganggap penutupan akses ini sah berdasarkan hukum internasional.

Pernyataan dari Pemimpin Israel

Israeli security forces use tear gas to disperse Palestinians demonstrating against the demolition of houses by Israeli authorities, following the Friday prayer in the Arab neighbourhood of Silwan in Israeli-annexed east Jerusalem, on March 3, 2023. (Photo by Ahmad GHARABLI / AFP) (Photo by AHMAD GHARABLI/AFP via Getty Images)

Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images/AHMAD GHARABLI

Para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Netanyahu, telah menyatakan bahwa mereka akan menggunakan kekuatan militer untuk melawan Hamas. Netanyahu mengatakan dalam pertemuan tertutup bahwa rencana militer ini akan segera diterapkan.

Mereka percaya bahwa tindakan militer adalah cara terbaik untuk mengatasi situasi di Gaza, meskipun hal ini dapat membahayakan warga sipil. Mereka berharap bahwa dengan meningkatkan tekanan militer, Hamas akan menyerah.

Rencana Evakuasi

TOPSHOT - Palestinian women with their children fleeing from their homes following Israeli air strikes rush along a street in Gaza City on October 11, 2023. At least 30 people have been killed and hundreds wounded as Israel pounded the Gaza Strip with hundreds of air strikes overnight, a Hamas government official said on October 11. Israel declared war on Hamas on October 8 following a shock land, air and sea assault by the Gaza-based Islamists. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (Photo by MOHAMMED ABED/AFP via Getty Images)

Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images/MOHAMMED ABED

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pihak militer Israel meminta warga di utara Gaza untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Mereka diberi batasan waktu untuk pergi dan harus menggunakan jalur yang ditentukan oleh Israel. Setelah waktu habis, wilayah tersebut akan menjadi zona militer dan siapa pun yang masih tinggal akan dianggap sebagai musuh.

Namun, banyak warga yang khawatir tentang keselamatan mereka karena tempat yang dikatakan aman juga sudah diserang. Banyak warga yang merasa tidak punya pilihan lain dan terjebak dalam situasi yang berbahaya.

Zona Aman yang Ditentukan

EDITORS NOTE: Graphic content / Friends and relatives of Palestinian Fulla al-Masalma, 16, mourn during her funeral in the village of Beit Awa, west of Hebron, in the occupied West Bank on November 15, 2022. - Israeli forces shot dead the Palestinian teenager in the occupied West Bank the previous day, the Palestinian health ministry said, while the army confirmed raids and a shooting incident in the area. The Israeli Defence Forces reported that its soldiers had fired at a car that was speeding toward them and that

Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images/HAZEM BADER

Daerah yang disebut “aman” di Gaza sendiri adalah al-Mawasi, sebuah wilayah pertanian dekat Rafah, yang telah dibom beberapa kali. Serangan udara Israel tidak berhenti di daerah ini meskipun disebut sebagai zona kemanusiaan.

Ketika warga sipil lari ke selatan, mereka menyadari bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman di Gaza. Sementara itu, Hamas meminta warga untuk tetap tinggal dengan alasan bahwa selatan tidak lebih aman dan mereka mungkin tidak akan pernah diizinkan kembali ke utara Gaza.

Dampak Kemanusiaan

Ilustrasi/Foto: AFP via Getty Images

Dampak kemanusiaan dari genosida yang dilakukan Israel sangat parah, dengan lebih dari 41 ribu orang—sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak—dilaporkan tewas. Infrastruktur kesehatan di Gaza hancur dan ancaman kelaparan massal makin nyata akibat penyegelan akses ke makanan dan air bersih.

Situasi ini menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam, di mana banyak warga Palestina hidup dalam ketakutan dan penderitaan. Dengan kondisi yang makin sulit ini, banyak yang merasa bahwa mereka tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi.

Reaksi Internasional

Ilustrasi/Foto: bbc.com

Beberapa negara dan organisasi internasional meminta agar Israel tidak diberikan senjata lagi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berharap Israel menghentikan kekerasan dan serangan terhadap warga Palestina.

Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah salah satu pemimpin dunia yang mendukung ide ini. Ia percaya bahwa embargo senjata adalah langkah penting untuk menyelesaikan masalah. Namun, tidak semua pemimpin dunia setuju dengan ide embargo senjata.

Perdana Menteri Inggris Keir Starner, misalnya, memilih untuk tidak memberikan tanggapan tegas meskipun situasi di Gaza makin buruk. Perbedaan sikap ini menunjukkan bahwa para pemimpin dunia belum menemukan kata sepakat tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasi genosida Israel terhadap Palestina.

Reaksi Internasional

Ilustrasi/Foto: Getty Images

Pada akhir Oktober 2024, serangan Israel di wilayah Gaza Utara terus menargetkan area berpenduduk padat yang mengakibatkan banyak korban sipil. Israel menginstruksikan evakuasi besar-besaran, tetapi keterbatasan area aman menyebabkan banyak warga sipil tetap dalam bahaya.

Serangan ini telah menghambat operasi bantuan kemanusiaan dari organisasi seperti PBB sehingga sulit menyalurkan bantuan vital seperti makanan dan layanan kesehatan karena pembatasan akses yang ketat. Hal ini memperburuk krisis kemanusiaan dengan kondisi pangan yang makin terbatas dan layanan kesehatan yang berada di ambang kehancuran karena kekurangan suplai medis yang krusial.

Upaya untuk mengalihkan penduduk Gaza ke wilayah selatan tidak berjalan efektif karena daerah ini juga telah melebihi kapasitas dan minim layanan dasar, termasuk air bersih dan tempat penampungan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)