Serba-serbi Kontroversi Karya Seni Buatan AI, Ngaruh ke Privasi?

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 08 Apr 2025 18:30 WIB
Bahaya untuk Privasi Pribadi
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/Vidal Balielo Jr.

Artificial intelligence (AI) merupakan teknologi kecerdasan buatan yang bisa membantu kita meningkatkan produktivitas, terlebih dalam hal pekerjaan. Namun di balik kecanggihannya, ada sisi negatif yang bisa dirasakan dalam kehidupan. Sebut saja gambar buatan AI yang marak belakangan ini. Teknologi AI membantu penggunanya mentransformasi foto sesuai gaya yang diinginkan, termasuk gaya ala Studio Ghibli yang viral baru-baru ini.

Tren tersebut menimbulkan perdebatan, Beauties. Banyak orang beranggapan bahwa gambar AI bukan memimik gaya tertentu, melainkan mencuri karya kreatif orang lain. Tak hanya Studio Ghibli saja, tapi juga seniman-seniman di luar sana yang membagikan hasil karyanya ke publik. Nggak cuma karya seni berupa gambar ilustrasi, tapi juga mencakup musik sampai game. Lantas, apa saja sih yang menjadi kontroversi serta bahaya dari karya seni buatan AI ini?

Pelanggaran Hak Cipta 

Ilustrasi AI

Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Markus Winkler

Mencuri karya seni orang lain yang dilindungi hak cipta tentu saja berkaitan dengan pelanggaran hukum, Beauties. Apalagi tiap ilustrasi yang dibuat merupakan hasil jerih payah seniman, mulai dari ide kreatif orisinal mereka sampai proses pembuatan yang detail dan memakan waktu.

AI mempelajari karya seni yang sudah ada tersebut dan menirunya untuk menghasilkan gambar sesuai keinginan pengguna tanpa perizinan. “Algoritma [AI] harus dilatih pada sesuatu…” ujar John McGee, profesor 3D Visualisation Fakultas Seni, Desain, dan Arsitektur di UNSW, dikutip dari ABC News. “Saya menduga akan ada implikasi hukum karena mengambil karya seni orang lain, dan tidak meminta izin untuk melakukan itu”.

Maka dari itu, gugatan hukum atas pelanggaran hak cipta inilah yang sedang marak digaungkan terhadap perusahan-perusahaan teknologi penyedia karya seni buatan AI, seperti OpenAI, Midjourney, Stability AI, Runway AI, dan masih banyak lagi.

Namun OpenAI berargumen bahwa perusahaannya hanya melakukan “penggunaan wajar”, yakni melatih sistem AI mereka menggunakan karya seni milik orang lain sambil menyertakan pengaruh lainnya juga.

Nilai Gambar AI vs Karya Seni Autentik Seniman

Ilustrasi gambar AI

Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Google DeepMind

Gambar buatan AI bukan karya seni sesungguhnya. Melansir dari laman Philosophy Now, seni adalah suatu yang personal; sebuah ekspresi dari pemikiran, emosi, intuisi, dan keinginan––sesuatu yang hanya dimiliki manusia, bukan teknologi. Setiap seniman mengerahkan kreativitas dan kemampuannya dalam hasil karya yang bersumber dari keempat hal tersebut. 

AI memang bisa membuat gambar, menulis cerita, dan menghasilkan karya seni lainnya, tapi tidak akan ada terobosan, imajinasi, atau pun inovasi sebagaimana dimiliki karya seni autentik ciptaan seniman. Karya seni AI tercipta dari teknologi tidak bernyawa, sehingga ada elemen-elemen tertentu yang hilang dari hasilnya. Mengutip dari Forbes, inti dari seni itu sendiri adalah penikmatnya dapat memeroleh pengalaman unik dari perspektif yang seniman tuangkan dalam karyanya.

Bahaya untuk Privasi Pribadi

Ilustrasi keluarga

Ilustrasi/Foto: Pexels.com/Vidal Balielo Jr.

Cara kerja pembuatan gambar AI dengan gaya tertentu juga mengharuskan pengguna mengunggah foto pribadi ke sistem secara sukarela. Demi mengikuti tren, banyak orang mengunggah foto selfie, foto bersama keluarga, bahkan anak-anak untuk ditransformasi menjadi gambar ala Ghibli. Sayangnya, membagikan foto pribadi tersebut juga bisa menyebabkan penyalahgunaan, Beauties. 

Luiza Jarovsky, Co-Founder dari aitechprivacy.com, menjelaskan dalam akun X miliknya bagaimana tren ‘Ghibli-Style’ tak hanya memicu kontroversi seputar hak cipta, tapi privasi. Ribuan pengguna mengunggah foto dalam ChatGPT, sehingga OpenAI berhasil mendapatkan akses ke ribuan wajah baru untuk melatih model AI mereka.

“Ketika orang-orang mengunggah gambar-gambar ini secara sukarela, mereka memberikan persetujuan mereka kepada OpenAI untuk memprosesnya,” tulis Jarovsky. “Kebijakan privasi OpenAI secara eksplisit menyatakan bahwa perusahaan mengumpulkan data pribadi yang dimasukkan oleh pengguna untuk melatih model AI-nya ketika pengguna belum memilih keluar”.

Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE