Serba-Serbi 'Parentification Daughter', Ketika Anak Perempuan Terpaksa Dewasa Sebelum Waktunya
Beauties, pernahkah kamu menonton film dan melihat tokoh utama perempuan yang masih sibuk kuliah dan merintis karier, namun harus memikirkan berbagai kebutuhan rumah tangga anggota keluarganya? Di saat teman-teman yang lain sibuk bermain, bermimpi dengan cita-citanya, atau nonton konser sambil membahas idolanya dan berlibur dengan santai. Namun ada perempuan yang harus bekerja usai kuliah dan menempatkan tanggung jawab layaknya orang tua.
Meski terlihat seperti perempuan independen, ternyata hal itu merupakan fenomena yang dikenal dengan istilah parentification atau parentified daughter. Masalah ekonomi keluarga, konflik dalam keluarga bisa jadi salah satu pemicunya. Dikutip dari penelitian psikolog klinis, Â Robyn Koslowitz dan situs Verywellmind serta Psychology Today, berikut tips mengatasinya jika kamu berada di posisi yang nggak mudah sebagai parentified daughter.
1. Terima dan Rasakan Emosi yang Kamu Alami
![]() Terima Emosi yang Dialami/Foto: Freepik.com/Freepik |
Kamu tidak perlu merasa bersalah terhadap emosi negatif yang kamu alami. Kamu cukup menerima dan mengakui keberadaan atau hadirnya emosi tersebut. Ketika kamu merasa kecewa, sedih, bahkan iri melihat teman-teman kuliahmu bisa berlibur, menginap ke tempat yang mereka sukai, dan nongkrong di kafe, kamu berhak mengakui perasaan kecewa yang kamu rasakan.
Setidaknya hal itu bisa sedikit mengurangi beban akan tanggung jawab yang harus kamu pikul, demi memenuhi kebutuhan keluarga, meski tidak secara otomatis menghilangkan masalahmu yang masih perlu mengembangkan diri, terlebih di usia yang masih sangat butuh waktu untuk eksplorasi dan menemukan jati diri yang sebenarnya.
2. Batasi Peran yang Kamu Lakukan
Batasi Peran yang Kamu Lakukan/Foto: Freepikcom/Freepik
Beauties masih ingat dengan cerita film Satu Kakak, 7 Keponakan? Film itu membahas tentang beban dan tanggung jawab dari salah satu tokoh utama yang harus memikul anggota keluarganya, di saat dirinya masih sangat perlu fokus bekerja dan mengembangkan karir.
Masih banyak hal yang ia korbankan, sehingga ia tak melulu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Termasuk menabung, membeli laptop, dan kebutuhan sehari-harinya. Ia perlu menyisihkan uang yang cukup untuk keponakannya dan saudaranya.
Maka, Beauties sebagai anak perempuan yang sedang kuliah atau baru saja merintis karir di dunia kerja tentu sangat berhak membatasi peran untuk menjalankan tanggung jawabmu. Di saat kamu hanya dapat membantu kebutuhan ekonomi seadanya, maka kamu perlu jujur dan menyampaikan kondisimu.
Mungkin kamu menilai kalau kamu perlu hadir dan jadi andalan untuk membantu anggota keluarga, tapi batasi dan jangan sampai kamu jadi mengabaikan kebutuhanmu sendiri. Ini tak menjadikanmu egois, tapi kamu perlu membantu sesuai batasan yang mampu kamu berikan, karena kamu tetap perlu mencintai dirimu sendiri, Beauties.
3. Terbuka untuk Menerima Bantuan
Terbuka untuk Menerima Bantuan/Foto: Freepik.com/Odua
Kamu berhak dan tidak perlu takut untuk menerima bantuan. Sekalipun menjadi tulang punggung keluarga, Beauties tetap berhak untuk meminta pertolongan pada orang lain. Bentuk pertolongan tidak hanya bantuan materialistik saja.
Mungkin kamu membutuhkan bantuan emosional untuk berkeluh kesah, bercerita, dan menumpahkan kesulitan yang kamu alami di kampus atau pun di tempat kerja. Saat ada bantuan yang datang dan sahabat yang siap mendengar, kamu berhak mendapatkan bantuan itu, Beauties.
Kamu berhak untuk didengarkan juga, karena cerita dan masalahmu sama-sama pentingnya dengan cerita yang dikeluhkan oleh anggota keluargamu. Jadi kamu tidak perlu merasa nggak enak ya, Beauties.
4. Kenali Trauma yang Kamu Rasakan
Kenali Trauma yang Kamu Rasakan/Foto: Freepik.com/Freepik
Menyadari kamu memiliki trauma dan menggali apa hal di masa lalu yang membuatmu takut, cemas, dan tidak berani mencoba bukan merupakan hal yang buruk. Justru dengan mengenali pola masa lalu yang menghambat dirimu, kamu dapat berkembang dengan lebih baik lagi, Beauties. Kamu jadi tahu secara jelas apa yang membuatmu sulit mencoba, sulit mengungkapkan pendapat hingga meminta bantuan.
Lewat mengenali trauma, kamu dapat menata diri lebih baik dalam hal berkarir, berelasi dalam kebutuhan sosial atau pun percintaan. Jangan sampai trauma masa lalu yang kamu rasakan, seperti takut kehilangan keluarga, takut tidak didengarkan, dan merasa diri tidak berharga jika gagal membantu keluarga terus menghantui dirimu. Kenali trauma yang kamu miliki dan ambil aksi untuk menerimanya dengan proses dan waktu yang kamu butuhkan.
5. Temui Profesional
Temui Profesional/Foto: Freepik.com/Freepik
Mungkin ada beberapa hal yang dapat kamu atasi sendiri dan kamu selesaikan, namun ada juga bagian di mana kamu mengalami kebuntuan, Beauties. Jadi, bukan hal yang salah apalagi memalukan saat kamu perlu mengunjungi profesional. Kamu dapat berdiskusi, mendapatkan insight atau ide dari psikolog profesional. Bukan untuk diberikan nasihat, tapi kamu akan didengarkan dari perspektif atau sudut pandangmu.
Bahkan kamu juga dapat mendengarkan masukan atau perspektif lainnya dari profesional, terhadap hal yang belum pernah kamu coba. Tentunya kamu bebas bercerita karena tidak akan ada bias atau penghakiman atau kalimat yang judgemental dari seorang profesional.Â
Nah, itulah beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk memulihkan dirimu saat harus jadi perempuan yang mandiri sebelum waktunya. Selamat mencoba dan tetap semangat, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
