Sosok Inspiratif Layla Almasri, Atlet Asal Palestina yang Menyuarakan Perjuangan Warga Gaza

Dalam dunia olahraga internasional, sosok Layla Almasri, seorang atlet lari asal Palestina, baru-baru ini telah berhasil menyita perhatian banyak orang. Layla Almasri yang lahir di Colorado Springs, Amerika Serikat, membawa harapan baru rakyat Palestina di tengah situasi yang sulit dan penuh tantangan.

Seperti yang diketahui, warga Palestina hingga kini terus menghadapi serangan bertubi-tubi dari Israel. Meski demikian, Israel tetap diizinkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional seperti Olimpiade 2024 di Paris, sementara Rusia dan Belarusia justru dilarang.

Situasi ini menimbulkan banyak kekecewaan, terutama bagi para atlet Palestina yang harus bertanding melawan atlet dari negara yang telah memporak-porandakan tanah air mereka.

Di balik ketegangan tersebut, Layla Almasri tetap teguh berjuang, membawa semangat dan harapan bagi rakyat Palestina. Yuk, simak lebih jauh perjuangan Layla yang menginspirasi banyak orang.

Layla Almasri Seolah Menjadi ‘Diplomat’ untuk Rakyat Palestina

Layla Almasri Seolah Menjadi ‘Diplomat’ untuk Rakyat Palestina/ Foto: instagram.com/_masrii

Seperti yang dilansir dari TRT World, Layla Almasri mengaku bahwa sulit bagi dirinya melihat semua hal yang telah dilakukan Israel di Gaza. Ia juga kesulitan untuk melihat apa yang terjadi dengan ibu-ibu dan anak-anak di Palestina. 

Ia menyadari bahwa saat dirinya dan tim bertanding di Olimpiade Paris, ada tanggung jawab yang lebih berat untuk mereka tanggung. Hal ini bahkan jauh lebih dari soal persaingan antar atlet atau negara.

“Saya rasa saya bisa mewakili kita berdelapan di sini di Olimpiade. Kami jelas merupakan diplomat bagi rakyat kami dan juga para atlet,” kata Layla Almasri usai bertanding di nomor 800 meter beberapa waktu lalu.

Tidak Terbebani Meski Finish Terakhir

Tidak Terbebani Meski Finish Terakhir/ Foto: instagram.com/_masrii

Layla Almasri mengatakan bahwa ia sangat sulit untuk tahan melihat kondisi yang dialami warga Palestina. “Setiap saat, sangat sulit untuk melihatnya. Ibu-ibu dengan wajah ibu saya. Anak-anak yang mirip dengan saya ketika saya masih kecil. Sungguh memilukan. Dan rasanya seperti saya baru saja disambar petir. Suatu keberuntungan bisa tinggal di suatu tempat di mana saya tidak harus menghadapi hal-hal yang mereka hadapi.”

Hal itulah yang membuat Layla Almasri tidak masalah ketika ia harus finish di posisi hampir terakhir, yaitu urutan ke-48 dari 49 finisher di cabang lari 800 meter, mengungguli kompetitornya dari Kosovo.

“Saya bahkan tidak melihat jam. Saya hanya menikmati momen. Fokusku benar-benar pada penonton. Dan tentu saja saya memiliki penampilan terbaik di dalam rumah saat menyaksikan balapan itu. Tepat di lintasan,” kata Layla Almasri.

Layla Almasri Lahir dan Besar di Colorado Springs, Colorado

Layla Almasri Lahir dan Besar di Colorado Springs, Colorado/ Foto: instagram.com/_masrii

Layla Almasri memiliki ayah dari Palestina yang meninggalkan Nablus untuk tinggal di Amerika Serikat. Layla Almasri juga diketahui lahir dan besar di Colorado Springs, Colorado.

Tahun lalu ia dikabarkan memperoleh gelar master dalam bidang Health Promotion atau Promosi Kesehatan dari University of Colorado, Colorado Springs. Kemudian ia melanjutkan menjadi asisten pelatih untuk tim lari cross-country putri.

Layla Almasri juga dikabarkan memperoleh medali perunggu di cabang lari 1.500 meter pada kejuaraan atletik Arab tahun lalu. Ia juga mengatakan bahwa pertama kali berkesempatan mengunjungi Nablus yaitu dua tahun yang lalu.

“Itu ada di dalam darahku dan hatiku. Itu indah. Itu adalah rumah. Semua sepupuku, semua bibi, dan pamanku ada di sana. Jadi, aku langsung merasa cocok di sana,” ungkap Layla Almasri yang dikabarkan tumbuh dengan berbagai masakan khas Palestina dan selalu merasa terhubung dengan tanah air ayahnya.

Ratusan Atlet Palestina Tewas

Ratusan Atlet Palestina Tewas/ Foto: instagram.com/african_stream

Presiden Komite Olimpiade Palestina, Jibril Rajoub mengatakan bahwa ada sekitar 400 atlet dari berbagai tingkatan diperkirakan telah meninggal sejak Oktober tahun lalu.  Atlet Palestina yang meninggal dalam serangan ini termasuk pelari jarak jauh, Majed Abu Maraheel yang pada tahun 1996 di Atlanta menjadi orang Palestina pertama yang berkompetisi di Olimpiade. Ia meninggal dunia karena gagal ginjal awal tahun ini setelah ia tidak mendapatkan perawatan di Gaza dan tidak bisa dievakuasi ke Mesir.