Sosok Kamora Freeland, Salah Satu Pilot Perempuan Termuda Sepanjang Sejarah AS

Cikal Chairunisa | Beautynesia
Sabtu, 04 May 2024 12:00 WIB
Semua Berawal dari Inisiatif Sang Ibu
Di awali dari Inisiatif Sang Ibu/ Foto: Instagram.com/@kamora_freeland

Perempuan memiliki kebebasan untuk mengejar karier pilihannya di berbagai bidang profesional, termasuk bidang yang biasanya didominasi oleh pria. Kamora Freeland, seorang perempuan dari Staten Island awalnya tidak pernah bermimpi untuk menjadi pilot.

Dulu dia bercita-cita sebagai ahli biologi laut. Akan tetapi, nasib membawanya menjadi pilot yang telah terbang di atas awan pada ketinggian lebih dari 5.500 kaki atau sekitar 1.676 meter di usia 17 tahun. Hal ini mengukuhkannya sebagai salah satu pilot perempuan termuda sepanjang sejarah Amerika Serikat (AS).

Penasaran dengan kisah lengkapnya? Simak informasi di bawah ini dikutip dari New York Post.

Pilot Termuda di Negara Bagian New York 

Salah satu pilot perempuan termuda sepanjang sejarah AS/ Foto: Instagram.com/@kamora_freeland
Salah satu pilot perempuan termuda sepanjang sejarah AS/ Foto: Instagram.com/@kamora_freeland

Kamora menjadi pilot termuda di Negara Bagian New York dan salah satu penerbang berlisensi termuda dalam sejarah AS pada 26 Februari 2024, yang memungkinkannya untuk mengemudikan pesawat bermesin tunggal dengan 12 penumpang. Dia menerima surat izin mengemudinya keesokan harinya.

Atas prestasinya dalam dunia penerbangan, Kamora dianugerahi penghargaan Proclamation of Achievement (Proklamasi Prestasi) oleh Anggota Majelis Charles Fall dan Senator Negara Bagian Jessica Scarcella-Spanton di Albany pada 18 Maret 2024.

Seorang lulusan Kingsborough Early College Secondary School di Bensonhurst ini menyatakan bahwa dia tidak pernah bermimpi menjadi pilot. "Saya tidak pernah ingin menjadi pilot, tetapi setelah penerbangan pertama saya, saya merasa, 'Wow! Saya bisa melakukan ini untuk mencari nafkah," kata Kamora.

Semua Berawal dari Inisiatif Sang Ibu

Di awali dari Inisiatif Sang Ibu/ Foto: Instagram.com/@kamora_freeland

Berkat campur tangan ibunya yang bernama Lakema (47 tahun), Kamora bisa menemukan United Youth Aviators (UYA) pada Agustus 2019. Program tersebut diluncurkan oleh petugas New York Police Department (NYPD), Milton Davis dan Clet Titus, yang bertujuan untuk mengajarkan prosedur penerbangan kepada remaja berusia 13 hingga 18 tahun di bawah bimbingan instruktur penerbangan yang bersertifikat Federal Aviation Administration (FAA).

Lakema tetap mendaftarkan anaknya yang saat itu masih berusia 12 tahun untuk belajar pilot, walaupun awalnya Kamora tidak pernah menunjukkan minat untuk menekuni profesi tersebut. Bahkan ketika putrinya masuk dalam daftar tunggu, Lakema tetap gigih menelepon penyelenggara setiap tiga bulan sekali untuk memperjuangkan pendaftaran anaknya, hingga akhirnya Kamora diterima di UYA pada usia 15 pada tahun 2021.

"Yang saya sukai dari [Kamora] adalah dia belajar dari kesalahannya dan dengan cepat mengoreksi dirinya sendiri di dalam kokpit," kata Titus kepada The Post.

Selama pelatihan 18 bulan di Bandara Republic di Long Island, Farmingdale, Kamora diajari tentang dasar-dasar penerbangan, bagaimana pesawat berfungsi, dan pentingnya memahami tren cuaca dan perhitungan.

Mengemudikan pesawat Cesna 172 G1000 atau pesawat Piper low-wing telah menjadi hal yang biasa bagi Kamora. "Kamora serius dalam menerbangkan pesawat," kata Davis. "Kecerdasannya, dedikasinya, dan kematangannya jauh melampaui usianya, menjadikannya seorang pilot yang fenomenal," imbuhnya. 

Terbatasnya Pilot Muda yang Berlisensi

Ilustrasi/ Foto: Freepik/@DC Studio

Menjadi pilot muda yang membumbung tinggi di langit bukanlah hal yang umum untuk dilakukan. Sebuah laporan terbaru dari Pilot Institute menemukan bahwa kurang dari 4 persen pilot berlisensi berusia antara 16 dan 19 tahun, yang benar-benar memilih untuk meniti karir dalam penerbangan.

Menurut peraturan FAA, usia kelayakan untuk mendapatkan sertifikat pilot adalah 16 tahun, sementara anak muda yang ingin mengendalikan glider atau balon udara dapat memperoleh izin pada usia 14 tahun.

Mack Rutherford menjawab panggilan tersebut pada 2020. Pada usia 15 tahun, pria berkewarganegaraan ganda Belgia-Inggris ini menjadi pilot termuda di dunia. Dia kemudian dinobatkan sebagai penerbang termuda yang terbang solo keliling dunia pada usia 17 tahun pada Agustus 2022.

Ingin Menginspirasi Banyak Orang

Kesuksesan yang tidak disangka-sangka/ Foto: Instagram.com/@kamora_freeland

Sosok Kamora Freeland, Salah Satu Pilot Perempuan Termuda Sepanjang Sejarah AS/Foto: Instagram.com/@kamora_freeland

Kamora, yang baru-baru ini menyelesaikan misi cross country solo flight yang berlangsung selama hampir dua jam, yang berarti dia lepas landas dan mendarat di tiga bandara lokal selama satu perjalanan siap untuk mengikuti jejak Rutherford.

Sebagai salah satu dari sedikit pilot perempuan Afrika Amerika di AS, dimana hanya 5 persen dari kapten penerbangan adalah perempuan dan kurang dari 1 persen pilot tersebut adalah orang berkulit hitam, ia berharap prestasinya yang luar biasa ini akan menginspirasi perubahan dalam industri penerbangan.

"Saya bersyukur bisa mendapatkan gelar ini," kata Kamora.

Pada musim gugur nanti, sang penerbang akan belajar ekonomi sebagai mahasiswa baru di Spelman College di Atlanta, di mana dia mendapatkan beasiswa penuh dari presiden.

"Saya ingin orang-orang seusia saya dan di komunitas saya tahu bahwa tidak ada yang tidak mungkin," ujar Kamora. "Kamu benar-benar bisa menembus penghalang apa pun," tambahnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE