Sutradara No Other Land Hamdan Ballal Diserang dan Diculik Israel, Ini Kronologinya
Salah satu sutradara film dokumenter Palestina No Other Land, Hamdan Ballal, dilaporkan diserang oleh pemukim Israel di Tepi Barat. Menurut saksi mata, usai dipukuli, Ballal dibawa pergi oleh tentara Israel.
Rekan sutradara Ballal, Basel Adra, mengatakan kepada CNNÂ bahwa ia telah pergi ke rumah Ballal di desa Susya, Tepi Barat pada Senin (24/3) waktu setempat setelah Ballal meneleponnya dalam keadaan tertekan.
Dalam wawancara dengan AP, Adra mengatakan para pemukim memasuki Susya pada Senin (24/3) malam tak lama setelah penduduk berbuka puasa di bulan suci Ramadan. Seorang pemukim yang ditemani oleh personel militer diduga berjalan ke rumah Ballal sementara tentara melepaskan tembakan ke udara. Menurut Adra, tentara kemudian membawa Ballal, yang diborgol dan ditutup matanya, dari rumahnya ke dalam kendaraan militer.
"Saya berdiri bersama Karam, putra Hamdan yang berusia 7 tahun, di dekat darah Hamdan di rumahnya, setelah para pemukim menghakiminya. Hamdan, salah satu sutradara film kami No Other Land, masih hilang setelah tentara menculiknya, terluka dan berdarah. Beginilah cara mereka menghapus Masafer Yatta," tulis Adra di akun X-nya, @basel_adra, Selasa (25/3).
Kronologi Penyerangan dan Penculikan Hamdan Ballal
Kronologi Penyerangan Hamdan Ballal/Foto: X/basel_adra
Kabar Ballal diserang dan diculik juga diungkapkan oleh rekan sutradara lainnya, yaitu Yuval Abraham. Melalui unggahan di media sosial, Yuval menjelaskan situasi yang dialami Ballal sebelum menghilang.Â
"Sekelompok pemukim baru saja menghakimi Hamdan Ballal, salah satu sutradara film kami No Other Land. Mereka memukulinya dan dia mengalami luka di kepala dan perutnya, berdarah. Tentara menyerbu ambulans yang dia panggil, dan membawanya. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sejak saat itu," ungkap Abraham di akun X-nya, @yuval_abraham, Selasa (25/3).
Abraham juga mengunggah video CCTV yang menunjukkan serangan kepada rekannya tersebut. Video tersebut menunjukkan sekelompok orang mengenakan celana seragam militer Israel serta topeng.
"Pemukim bertopeng dalam video tersebut merupakan bagian dari massa yang menyerang desa Hamdan, mereka terus menyerang aktivis Amerika, menghancurkan mobil mereka dengan batu. Lokasi Hamdan masih belum diketahui," tulisnya.
Tak hanya itu, Abraham juga mengunggah sebuah video pendek hasil rekaman CCTV. Video tersebut menampilkan seorang pria bertopeng melempar batu ke arah kamera CCTV hingga kamera tersebut mati.Â
"Kelompok pemukim bertopeng mirip KKK yang bersenjata yang menyerang sutradara No Other Land Hamdan Ballal (masih hilang), tertangkap kamera di sini," tulis Abraham. Sebagai informasi, KKK adalah Ku Klux Klan, sebuah kelompok ekstremis Kristen Protestan, supremasi kulit putih, dan kelompok pembenci sayap kanan.
Kesaksian Saksi Mata
Hamdan Ballal/Foto: Dok. X
Dilansir dari CNN, lima aktivis Amerika dari Center for Jewish Nonviolence (CJNV) yang juga berada di lokasi kejadian mengatakan bahwa mereka juga diserang oleh para pemukim Israel. Mereka mengatakan lebih dari selusin pemukim telah menyerang desa tersebut, menggunakan tongkat, pisau, dan setidaknya satu senapan serbu.
Jenna (nama samaran), seorang aktivis, mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya diserang oleh sekitar 20 pemukim bertopeng ketika mereka mendekati Susya malam itu. Namun, ia dan kelompoknya tidak menyaksikan penangkapan Ballal.
"Kami mencoba mundur ke mobil, dan mereka memukul saya dengan tongkat," katanya kepada CNN. Menurut Jenna, para pemukim Israel memecahkan beberapa jendela mobil dan merobek ban.
Video dari kamera dasbor mobil yang dibagikan oleh CJNVÂ memperlihatkan seorang individu bertopeng melemparkan batu langsung ke kaca depan, dan foto-foto menunjukkan pecahan kaca berserakan di bagian dalam mobil.
Josh Kimelman, yang berada dalam kelompok yang sama, mengatakan tentara Israel menyaksikan insiden tersebut tetapi tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.
"Kami memberi tahu mereka bahwa mereka menyerang kami," kata Kimelman kepada CNN. "Mereka mengatakan semuanya akan baik-baik saja dan kemudian berdiri di samping kami dan tidak mengikuti para pemukim."
Bukan Serangan Pertama
Poster Film No Other Land/Foto: IMDb/No Other Land
Baru-baru ini, Hamdan Ballal bersama Basel Adra, Yuval Abraham, dan Racher Szor berhasil memenangkan Piala Oscar 2025 untuk kategori Film Dokumenter Terbaik untuk film No Other Land. Film yang dibuat oleh tim gabungan Israel-Palestina ini mengisahkan pengusiran warga Palestina dari rumah mereka di Tepi Barat yang diduduki.
Ballal, seorang petani Palestina, sebelumnya pernah menjadi sasaran intimidasi dan ancaman oleh para pemukim Israel. Ia menceritakan kepada CNN tahun lalu bagaimana para pemukim meletakkan ternak mereka di tanahnya saat ia sedang tidur.
Ia mengatakan kepada Nic Robertson dari CNN bahwa para pemukim berencana untuk mengambil tanah dan pertaniannya dan bahwa agresi mereka meningkat setelah serangan pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Adra juga pernah menjadi korban serangan oleh pemukim Israel. Peristiwa tersebut terjadi ketika ia baru saja memenangkan Oscar.
"Pagi ini, satu hari setelah saya kembali dari Oscar, sekelompok pemukim Israel bertopeng menyerbu rumah tetangga saya, menyerang anggota keluarga, menyemprotkan semprotan merica ke mata mereka, dan menghancurkan telepon aktivis. Kelompok pemukim lain menyerang keluarga lain di daerah tersebut," tulis Adra di akun X-nya, Rabu (12/3).
"Teror terhadap warga Palestina oleh para pemukim dan penghancuran rumah-rumah warga Palestina terus berlanjut. Seminggu yang lalu, saya berdiri di panggung Oscar dengan bangga untuk menyerukan kepada dunia agar menghentikan pembersihan etnis terhadap warga Palestina," ungkapnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!