Tak Hanya Bercerita Soal Bajak Laut, 4 Arc One Piece Ini Ternyata Punya Tema Politik Kuat
Apakah kamu penggemar serial anime One Piece? Kalau iya, pasti kamu tahu betapa serunya mengikuti petualangan Luffy dan kru Topi Jerami menjelajahi lautan demi menemukan harta karun legendaris, One Piece. Serial ini memang nggak pernah kehabisan aksi, karakter unik, dan plot twist yang bikin penasaran.
Namun, One Piece bukan cuma soal pertarungan seru dan petualangan bajak laut di lautan luas. Di balik aksi-aksi epik Luffy dan kawan-kawan, ada juga cerita-cerita yang menyentuh isu-isu politik, mulai dari perebutan kekuasaan, manipulasi media, hingga diskriminasi rasial.
Nah, beberapa arc di bawah ini punya nuansa politik yang cukup kuat dan bikin ceritanya makin menarik untuk dikupas. Check this out, Beauties!
Alabasta Arc
![]() Alabasta/Foto: onepiece.fandom.com |
Arc Alabasta merupakan arc ke-11 dalam manga dan anime One Piece, sekaligus menjadi alur kelima dan terakhir dari Alabasta Saga. Dalam arc ini, kru Topi Jerami akhirnya tiba di kerajaan gurun Alabasta, tempat asal Vivi.
Negara gurun tersebut berada di ambang perang saudara akibat hasutan Crocodile dan organisasi rahasianya, Baroque Works. Lewat propaganda yang terencana, opini publik dimanipulasi hingga rakyat kehilangan kepercayaan pada pemimpin mereka, Raja Nefertari Cobra.
Konflik ini nggak hanya soal kekuatan fisik, tapi juga menggambarkan bagaimana informasi bisa digunakan sebagai senjata untuk menggulingkan kekuasaan. Di sisi lain, arc ini juga menampilkan dilema batin para karakter, terutama Vivi, soal kesetiaan rakyat terhadap kerajaan versus kebenaran yang mereka percayai.
Dressrosa Arc
Dressrosa adalah salah satu arc yang memperlihatkan wajah kelam kekuasaan (Dressrosa/Foto: onepiece.fandom.com)
Dressrosa adalah salah satu arc yang memperlihatkan wajah kelam kekuasaan. Doflamingo berhasil merebut tahta dari keluarga Riku dengan cara yang licik dan brutal, lalu mengendalikan seluruh kerajaan melalui propaganda, ancaman, dan ketakutan.
Ia memanfaatkan media untuk membentuk opini publik, sekaligus membungkam siapa pun yang mencoba melawan. Di balik kendali tiraninya, arc ini juga membongkar keterlibatan Pemerintah Dunia dan Celestial Dragons, menunjukkan betapa dalam dan rumitnya hubungan antara kekuasaan, politik, dan kekejaman tersembunyi dalam dunia One Piece.
Reverie Arc
Arc ini menjadi bagian ketiga sekaligus penutup dari Whole Cake Island Saga, serta menjadi alur ketujuh dalam paruh kedua seri (Reverie/Foto: onepiece.fandom.com)
Arc Reverie, yang juga dikenal sebagai Arc Pasca-Pulau Whole Cake, merupakan arc ke-30 dalam manga dan anime One Piece. Arc ini menjadi bagian ketiga sekaligus penutup dari Whole Cake Island Saga, serta menjadi alur ketujuh dalam paruh kedua seri.
Cerita dimulai setelah aksi heroik Bajak Laut Topi Jerami melawan Big Mom tersebar ke seluruh dunia, yang memicu perhatian banyak kerajaan dan tokoh penting. Mereka pun berkumpul dalam forum global bernama Reverie (Levely), sebuah pertemuan antar negara yang tergabung dalam World Government untuk membahas isu-isu dunia.
Meskipun terkesan diplomatis, arc ini justru menyoroti ketimpangan kekuasaan global yang nyata. Reverie memperlihatkan bagaimana keputusan penting dunia sangat dipengaruhi oleh Celestial Dragons, kelompok elite yang arogan, penuh privilese, dan kebal hukum.
Setiap kerajaan datang dengan agenda politik masing-masing, seperti Fishman Island yang memperjuangkan kesetaraan antar ras, hingga Alabasta yang menyerukan pentingnya transparansi pemerintahan.Â
Enies Lobby Arc
Arc Enies Lobby, yang juga dikenal sebagai Arc Pulau Judicial, merupakan arc ke-16 dalam seri manga dan anime One Piece (Enies Lobby/Foto: onepiece.fandom.com)
Arc Enies Lobby, yang juga dikenal sebagai Arc Pulau Judicial, merupakan arc ke-16 dalam seri manga dan anime One Piece, serta menjadi alur cerita ketiga dari Water 7 Saga. Arc ini digambarkan sebagai lambang sistem hukum otoriter di mana tak ada tempat bagi belas kasih, kebebasan berpendapat, atau pembelaan diri yang adil.
Siapa pun yang dianggap mengancam tatanan kekuasaan bisa langsung dicap sebagai penjahat, tanpa melihat konteks atau kebenaran di baliknya.Â
Lewat arc ini, One Piece menyentuh isu penting seperti hak individu, penyalahgunaan kekuasaan, dan kekebalan hukum yang hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Â
