Terlalu Sensitif Terhadap Penolakan Ternyata Berbahaya! Kenali Berbagai Fakta Pentingnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti tak asing dengan hal yang bernama penolakan. Hal ini sebenarnya wajar. Penolakan bisa terjadi di lingkungan pertemanan, hubungan percintaan, keluarga, hingga dunia kerja. Misalnya, kamu ingin mengundang seorang teman yang sangat spesial di hari ulang tahunmu, tapi ternyata ia tak dapat hadir lalu kamu merasa temanmu membencimu. Di sisi lain, ketika kamu mendapatkan kritik atas pekerjaanmu, kamu merasa kamu ditolak dan ide kamu tidak dianggap oleh tim kerja kamu.Â
Di saat seseorang merespon berlebihan dan sangat sensitif terhadap kondisi penolakan, bisa jadi hal ini menandakan adanya rejection sensitivity. Dikutip dari penelitian psikologi yang dilakukan oleh Herndon, berikut berbagai fakta penting seputar rejection sensitivity yang patut kamu ketahui, Beauties.
Berkenalan dengan Rejection Sensitivity
Merasa ditolak secara berlebihan dan membuat kamu sangat sensitif terhadap sebuah penolakan bisa dikenal dengan istilah rejection sensitivity. Herndon dalam penelitian psikologinya mengungkapkan kalau hal ini memang bukan sebuah gangguan klinis, tapi lebih kepada bentuk kondisi emosi kamu merespon sebuah hal secara berlebihan. Padahal sangat wajar jika seseorang ditolak oleh orang lain karena punya perbedaan pendapat, atau terjadi penolakan kerja sama di dalam dunia kerja karena adanya perbedaan prinsip, serta visi atau misi.
Bahkan hanya karena ada teman yang belum membalas chat kamu, kemudian kamu menjadi merasa ditolak secara berlebihan. Kemudian muncul berbagai dugaan negatif, seperti, "Jangan-jangan teman aku nggak mau bersahabat lagi denganku." Atau, "Jangan-jangan dia benci, nggak suka lagi sama aku."Â
Berbagai Penyebab Rejection Sensitivity
Rejection sensitivity tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, tapi beberapa hal. Di antaranya kondisi trauma masa kecil, pembullyan, dan masalah pada sistem kerja saraf seseorang/Foto: Freepik.com/Freepik
Saat seseorang di masa kecil pernah mengalami penolakan dari keluarga, seperti dari orang tua bisa jadi membuat seseorang jadi sangat sensitif dan berlebihan menyikapi sebuah penolakan. Bayangkan ketika kecil, seorang anak tidak bisa berkomunikasi dan bermain bersama orang tua sebagai keluarga intinya. Tak heran jika hal ini akan menciptakan trauma tersendiri.
Ketika berharap ingin didengarkan, tapi orang tua tidak hadir secara emosi, sehingga kerap merasa sering terabaikan. Atau kondisi lainnya jika seseorang pernah mengalami bullying, ditolak oleh lingkungan sekitarnya, maka ia akan sulit tumbuh untuk percaya pada orang lain.
Kondisi lainnya bisa jadi karena ada gangguan pada pada fungsi sistem saraf yang bertugas untuk mengatur emosi seseorang. Jika aktivitas korteks limbik tidak bekerja dengan sesuai, maka perasaan dan pengelolaan emosi seseorang akan menjadi berlebihan dan tidak terkendali.
Perhatikan Bahaya-Bahayanya
Bahaya dari rejection sensitivity tak hanya merusak diri sendiri, namun ternyata dapat merusak kualitas hubungan pertemanan dan percintaan/Foto: Freepik.com/Freepik
Ingin diterima dan disukai oleh orang lain tentu adalah hal positif yang diinginkan oleh kebanyakan orang. Namun, memaksa semua orang untuk menerima dirimu dengan usaha yang berlebihan hingga mengorbankan berbagai hal, tentu bukanlah hal yang wajar.
Dalam sebuah penelitian di Journal of Personality and Social Psychology, orang yang merasa sangat sensitif pada suatu penolakan menunjukkan kecenderungan tinggi untuk melakukan berbagai cara agar ia dapat disukai oleh orang lain.
Hal ini tentu sangat berbahaya, karena orang yang sangat sensitif dengan penolakan akan mengeluarkan sejumlah uang untuk mempertahankan sebuah pertemanan atau relasi hanya demi disukai oleh orang lain.
Tentu akan terjadi konflik di dalam relasi persahabatan, maupun percintaan. Terlalu banyak terjadi miskomunikasi, dan ujung-ujungnya bisa merusak kualitas hubungan pertemanan atau percintaan yang selalu dihantui oleh rasa curiga karena merasa ditolak secara berlebihan. Bahkan kemarahan yang berlebihan dan sedih, hingga kecewa yang tidak terkontrol membuat kepercayaan di suatu hubungan sulit terbentuk lagi.
Belajar Fokus Lebih Mencintai Diri Sendiri dengan Setiap Kelebihanmu
Mulai mencintai diri sendiri dengan potensi yang kamu punya. Daripada berpatokan pada berapa banyak orang yang menerima kamu, lebih baik belajar menerima dirimu sendiri/Foto: Freepik.com/Prostooleh
Beauties, kamu akan kesulitan untuk mengontrol orang lain untuk menyukaimu. Kamu perlu fokus untuk menerima kondisi kamu saat ini, terlebih pada kelebihan atau potensi yang kamu punya. Kamu akan kewalahan jika sibuk menghitung berapa banyak orang yang menyukaimu dan berapa banyak orang yang menolak kamu.
Daripada larut dalam rasa kecewa, sedih, hingga marah yang berlebihan dan tidak terkendali karena ada orang-orang yang menolak keberadaanmu sebaiknya kamu fokus pada apa yang ada pada dirimu dan bisa kamu tingkatkan.
Tidak semua orang juga bisa menghargai ide-ide kreatif yang kamu punya, cita-cita kamu, bahkan keinginan kecil yang sedang kamu perjuangkan. Jika kamu bisa fokus pada keadaanmu saat ini, maka kamu akan terbebas dari rejection sensitivity dan punya waktu untuk berkembang jadi versi terbaik dirimu. Selamat mencoba, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!