Unik! 7 Penjualan Barang "Receh" Ini Ternyata Bisa Prediksi Kondisi Ekonomi

Justina Nur | Beautynesia
Kamis, 17 Apr 2025 12:30 WIB
Unik! 7 Penjualan Barang
Foto: Freepik.com/prostooleh

Tidak dapat dipungkiri, memprediksi kondisi ekonomi suatu negara mungkin agak sedikit membingungkan. Pendapat para ekonom mungkin akan berbeda, apakah suatu negara sedang menuju resesi atau tidak.

Tidak mengherankan jika sebagian orang mulai meninggalkan data ekonomi tradisional seperti PDB, ketersediaan pekerjaan dan sebagainya, dan mencoba menggunakan indikator ekonomi yang lebih tidak biasa untuk membantu mereka mengambil keputusan bisnis.

Indikator ekonomi yang dimaksud adalah penjualan barang tertentu yang dipercaya dapat memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi terkini. Inilah beberapa barang yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi ekonomi.

Pakaian Dalam Pria

Pakaian Dalam Pria/ Foto: Freepik.com/mrsiraphol

Seperti yang dilansir dari The Guardian, pada saat kondisi ekonomi sedang baik, pria biasanya membeli pakaian dalam dengan bahan yang bagus sehingga nyaman untuk digunakan. Akan tetapi, ketika ekonomi sedang sulit, mereka akan tetap memakai pakaian dalam yang sudah lama sampai benar-benar rusak.

Hal ini bahkan diyakini oleh mantan ketua The Fed atau Federal Reserve Chief, Alan Greenspan. Indikator pakaian dalam ini tampaknya juga mudah untuk dipahami, karena kita semua memakainya dan sangat sedikit dari kita yang akan menjadikannya sebagai barang prioritas untuk dibeli ketika kondisi ekonomi sedang sulit.

Lipstik

Lipstik/ Foto: Freepik.com

Kamu pasti sudah sering menjumpai berbagai produk lipstik dengan warna dan formula menggoda serta harganya cukup terjangkau. Bahkan, di Indonesia ini kamu bisa mendapatkan lipstik atau lip cream dengan formula dan kualitas yang bagus, tapi harganya kurang dari Rp150 ribu.

Sejarah telah menunjukkan bahwa saat ekonomi sulit, perempuan akan mengurangi pembelian produk kecantikan yang mahal seperti parfum dan makeup premium. Akan tetapi, menariknya, produk lipstik justru tetap dibeli. Ketika penjualan lipstik meningkat sementara produk kecantikan mewah lainnya menurun, hal ini bisa jadi suatu pertanda terjadinya penurunan kondisi ekonomi.

Pengiriman Internasional

Pengiriman Internasional/ Foto: Freepik.com

Pengiriman barang ke berbagai negara memiliki dampak besar pada ekonomi. Bukannya melihat jumlah kargo, beberapa ekonom justru memilih melacak harga pengiriman untuk mengetahui kondisi ekonomi.

Hal ini karena para ekonom berpegang pada hukum permintaan dan penawaran, semakin tinggi permintaan pengiriman, maka akan semakin mahal pula biaya kirimnya, begitu pula sebaliknya.

Kendaraan Rekreasi (Recreational Vehicle)

Kendaraan Rekreasi (Recreational Vehicle)/ Foto: Freepik.com

Beberapa ekonom melihat bahwa penjualan RV sebagai indikator ekonomi karena RV adalah barang mewah. Seperti yang kamu tahu, RV harganya mahal, biaya perawatan tinggi, dan boros bahan bakar. 

Selain itu, biasanya RV digunakan untuk liburan atau berwisata di taman nasional. Oleh karena itu, ketika penjualan RV tidak terlalu bagus, bisa jadi kondisi ekonomi sedang tidak baik karena masyarakat lebih cenderung menggunakan dan membeli barang yang penting dan pokok.

Gaya Rambut Perempuan di Jepang

Gaya Rambut Perempuan di Jepang/ Foto: Freepik.com/Jcomp

Indikator ekonomi selanjutnya adalah tentang gaya rambut. Seperti yang dilansir dari The Economic Times, ketika kondisi ekonomi sedang baik, perempuan di Jepang cenderung lebih banyak mengeluarkan uang untuk perawatan diri mereka. 

Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi sedang sulit, perempuan di Jepang cenderung memotong rambut jadi lebih pendek karena gaya rambut pendek membutuhkan perawatan yang lebih sederhana dan membutuhkan uang lebih sedikit untuk merawatnya.

Panjang Rok Perempuan

Panjang Rok Perempuan/ Foto: Freepik.com/ArthurHidden

Indikator ekonomi unik lainnya adalah panjang rok atau gaun yang sering dikenakan oleh perempuan. Ternyata, panjang rok dan gaun bisa naik-turun seiring dengan kondisi ekonomi, yang dikenal sebagai Hemline Index.

Teori ini menjelaskan bahwa saat ekonomi sedang bagus dan orang merasa optimis, tren fashion cenderung beralih ke rok yang lebih pendek, seperti rok mini. Sebaliknya, ketika ekonomi memburuk, tren fashion akan cenderung kembali ke rok yang lebih panjang seperti midi skirt atau maxi skirt, yang mencerminkan suasana hati yang lebih konservatif dan hati-hati.

Meski hal ini bukan jadi alat ukur ekonomi yang sahih, ada banyak orang yang ikut mempercayai indikator ekonomi ini. Teori ini juga dapat menambah wawasan bahwa ternyata kondisi ekonomi dapat tercermin dalam hal-hal yang tidak terduga, bahkan dalam pilihan fashion item.

Patch Seragam

Patch Seragam/ Foto: Pexels.com/Mikhail Nilov

Salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan sebagai acuan adalah lapangan kerja. Hal ini biasanya bisa diketahui lewat angka pengangguran. 

Akan tetapi, bisa jadi ada indikator yang lebih akurat, seperti jumlah patch atau emblem seragam yang berhasil terjual setiap tahunnya. Hal ini karena emblem atau patch seragam biasanya dipasang di pakaian kerja jutaan orang, mulai dari kasir restoran cepat saji hingga kontraktor bangunan.

Jika keterserapan tenaga kerja menurun, atau tidak banyak lowongan kerja yang dibuka, maka bisa jadi patch seragam yang dijual akan semakin menurun. Hal itu bisa disimpulkan bahwa kondisi ekonomi juga sedang tidak baik.

Itu tadi beberapa indikator kondisi ekonomi yang unik lewat penjualan suatu barang. Apakah kamu juga sering menjumpainya, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE