Viral kisah seorang pria bernama Samin (53), penjaga SDN Lojiwetan, Pasar Kliwon, Solo, karena uang tabungan senilai hampir Rp50 juta rusak dimakan rayap.
Uang tersebut diketahui untuk tujuan tabungan haji, disimpan di celengan plastik di rumahnya, Beauties. Dirinya kemudian mengakui bahwa itu menjadi pembelajaran baginya untuk tidak menyimpan uang kertas sembarangan.
Mengutip detikJateng, uang milik Samin tidak bisa ditukar seluruhnya. Hanya sebagian saja sebesar Rp9.900.000. Memang uang rusak/cacat bisa ditukar di bank tetapi dengan syarat tertentu.
Laman Bank Indonesia melansir salah satu syaratnya bila kurang dari 2/3 dari ukuran asli, tidak bisa diberikan penggantian.
Pilihan Tempat Simpan Uang yang Aman
Simpan di Bank
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa menjadi pembelajaran bagi Samin untuk menyimpan uangnya di bank. Ini memang benar adanya, Beauties. Selain itu menabung di bank juga lebih aman karena LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) menjamin tabungan nasabah.
Bank saat ini juga semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman. Kamu nggak selalu harus ke bank saat ingin transaksi, karena sudah ada mobile banking dan aplikasi perbankan lainnya. Selain rekening tabungan, kamu juga mengecek produk penyimpanan yang menarik, contohnya deposito.
Reksa Dana dan Saham
Selain di bank, menyimpan uang juga dapat dilakukan di perusahaan sekuritas. Mengutip Sikapi Uangmu OJK, perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari OJK, untuk dapat melakukan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pengawas pasar modal. Selain simpan uang, dana kamu juga berpotensi bisa bertumbuh. Sehingga cocok sebagai tempat berinvestasi.
Di sini kamu bisa menyimpan uangmu di reksa dana dan saham, misalnya. Reksa dana dapat diartikan sebagai tempat yang menghimpun dana dari pemodal yang kemudian akan dikelola manajer investasi terpercaya, demi mendapat keuntungan. Cocok buat pemula yang ingin mencoba berinvestasi.
Sementara saham, merupakan bukti kepemilikan kamu terhadap sebuah perusahaan yang menerbitkan sertifikat saham, sehingga nantinya kamu bisa dibilang sebagai pemegang saham. Tentu kamu perlu mempelajari dulu terkait ingin menaruh uang di saham apa saja. Pasalnya, jenis investasi ini dapat dikatakan tergolong high risk.