10 Makanan Indonesia yang Ternyata Hasil Akulturasi Budaya Asing, Termasuk Bakso?

Natasha Riyandani | Beautynesia
Minggu, 03 Aug 2025 13:00 WIB
4. Sate
Sate/Foto: Freepik.com/ignartonosbg

Kekayaan kuliner Indonesia tidak lepas dari pengaruh kebudayaan lain. Sejarah panjang berdirinya negara Indonesia yang disertai dengan masuknya budaya asing menciptakan beragam tradisi maupun sajian makanan yang berujung menjadi warisan Nusantara.

Banyak makanan bercita rasa lezat yang kita kenal saat ini merupakan hasil perpaduan budaya antara Indonesia dengan budaya asing seperti Eropa, Tiongkok, dan India. Hal inilah yang membuat beberapa makanan Indonesia tak sepenuhnya berasal dari Tanah Air, melainkan ada campur tangan negara lain.

Melansir dari detikFood, berikut daftar makanan Indonesia hasil akulturasi budaya asing yang populer dan digemari oleh banyak orang. Apa saja?

1. Bakso

Bakso/ Foto: Instagram.com/laperin.ajaa

Siapa yang tak mengenal bakso? Makanan yang sangat populer dan digemari di Indonesia ini, sering dianggap sebagai “comfort food” karena rasanya yang lezat, gurih, dan menghangatkan. Namun, tahukah kamu bahwa bakso bukanlah hidangan asli dari Indonesia, melainkan hasil akulturasi dengan budaya Tionghoa?

Yap, bakso diketahui diciptakan pertama kali oleh Meng Bo, yang awalnya berinisiatif menumbuk daging dan membentuknya menjadi bola-bola agar ibunya mudah memakannya.

Awalnya bakso terbuat dari daging babi, sesuai dengan arti kata ‘bak’ dalam bahasa Tionghoa. Namun, setelah berkembang dan diminati orang Indonesia, bakso justru lebih awam dibuat dengan daging sapi.

2. Bakpia

Bakpia/ Foto: Instagram.com/bakpiapathok145

Tak lengkap rasanya berkunjung ke Yogyakarta tanpa membawa pulang oleh-oleh khasnya yaitu bakpia. Kue bundar pipih ini terkenal dengan kulitnya yang tipis dan berbagai isian di dalamnya, mulai dari kacang hijau, cokelat, keju, hingga durian, yang padat dan legit rasanya.

Meski identik dengan camilan tradisional khas Yogyakarta, ternyata bakpia berasal dari akulturasi hidangan Jawa dan China di masa lampau. Bakpia berasal dari dialek Hokkian, yang berarti kue atau roti berisi daging.

Fakta menariknya, ketika pertama kali dibuat di Yogyakarta, bahan dasar bakpia sebenarnya menggunakan daging dan minyak babi. Namun karena menyesuaikan dengan selera dan lidah masyarakat Indonesia, maka lahirlah bakpia yang dibuat dengan isian kacang hijau sehingga terjamin kehalalannya.

3. Bakpao

Bakpao/ Foto: Freepik.com/topntp26

Bakpao/ Foto: Freepik.com/topntp26

Bakpao juga bukan makanan asli Indonesia, melainkan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Roti dengan ciri khasnya berwarna putih ini berasal dari Tiongkok, yang dibawa masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan.

Di Indonesia, bakpao telah mengalami adaptasi dan modifikasi rasa yang signifikan. Awalnya, bakpao diisi dengan daging babi, tetapi seiring waktu variasinya berkembang pesat. Kini, bakpao bisa ditemukan dengan berbagai isian seperti daging ayam, sapi, atau sayuran. Sementara isian manisnya ada kacang hijau, selai cokelat, stroberi, blueberi, keju, dan masih banyak lagi.

Selain itu, ada juga bakpao dengan isian yang lebih unik seperti telur asin dan ubi ungu. Terkadang untuk membedakan berbagai isiannya, bakpao diberi penanda warna di bagian atasnya.

4. Sate

Olahan sate daging kambing/Foto: Freepik.com/ignartonosbg

Sate/Foto: Freepik.com/ignartonosbg

Sate merupakan salah satu kuliner khas Indonesia yang telah diakui kelezatannya dan populer hingga mancanegara. Meskipun dikenal sebagai makanan khas Indonesia, sebenarnya sate merupakan hasil akulturasi budaya India dan Timur Tengah.

Awalnya, pedagang dari Gujarat dan Tamil memperkenalkan teknik memanggang daging dengan tusuk besi untuk menjual kebab, yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan tusuk bambu.

Tak hanya itu, sate mengalami banyak modifikasi di Indonesia. Selain mengadopsi teknik memanggang, tetapi juga menyesuaikan rasa sate dengan bumbu-bumbu lokal sehingga menciptakan cita rasa khas yang berbeda dari asalnya. Dagingnya bisa berupa ayam, kambing, atau sapi.

5. Semur

Semur Daging/Foto: Pexels.com/Rendy Ramdani

Semur Daging/Foto: Pexels.com/Rendy Ramdani

Beauties pastinya sudah tak asing dengan olahan berbagai bahan makanan, umumnya berupa daging sapi, tahu, telur, dan kentang yang direbus dalam kuah kecap yang manis dan nikmat.

Semur, khususnya semur Betawi, merupakan kuliner tradisional hasil dari akulturasi budaya Indonesia dan Belanda, dengan cita rasa khas Nusantara. Istilah ‘semur’ berasal dari bahasa Belanda ‘smoor’, yang berarti masakan yang direbus lama.

Dari segi isian, baik semur khas Indonesia maupun Belanda sama-sama menggunakan daging sapi. Namun, perbedaan keduanya ada pada kombinasi rempah yang digunakan. Masyarakat Indonesia, khususnya Betawi, menambahkan berbagai rempah seperti cengkeh, pala, ketumbar, dan kayu manis sehingga menciptakan hidangan yang kaya rasa dan aroma.

6. Perkedel

Perkedel tempe

Perkedel/Foto: Pinterest.com

Sama halnya dengan semur, perkedel merupakan makanan yang berasal dari akulturasi budaya Indonesia dan Belanda. Berasal dari kata ‘frikadel’, yang berarti daging cincang yang dihaluskan dan digoreng.

Setelah masuk ke Indonesia, perkedel mengalami adaptasi dan modifikasi dengan bahan-bahan lokal seperti kentang dan rempah-rempah. Masyarakat Indonesia menggunakan kentang yang dihaluskan sebagai bahan utamanya, sementara daging ditambahkan sebagai isian atau campurannya saja.

Selain perkedel kentang, ada juga variasi lain seperti perkedel jagung, perkedel tempe, maupun perkedel tahu, yang mana menunjukkan kreativitas masyarakat Indonesia dalam mengolah makanan ini.

7. Soto Betawi

10 Soto Betawi Legendaris di Jakarta yang Tak Lekang oleh Waktu

Soto Betawi/Foto: detikFood

Meskipun dikenal sebagai makanan khas Betawi, ternyata soto Betawi lahir dari akulturasi budaya Indonesia, China, dan India. Berawal dari pengaruh kuliner Tionghoa bernama “cuado”, hidangan berkuah yang berisi jeroan dan daging, yang kemudian diadaptasi dan dimodifikasi oleh masyarakat Betawi dengan cita rasa lokal.

Selain itu, penggunaan ghee (mentega khas India) untuk memberikan rasa gurih dan aroma yang khas dalam kuah soto Betawi juga menjadi bukti adanya pengaruh budaya India dalam hidangan ini.

Namun, menyesuaikan dengan ketersediaan bahan di Tanah Air, soto Betawi dibuat dengan rempah dan bahan lokal. Sebagai pengganti ghee, banyak orang menambahkan minyak samin untuk menghasilkan rasa kuah yang gurih dan creamy.

8. Nasi Goreng

Nasi goreng

Nasi goreng/Foto: wirestock/Freepik

Bagi sebagian orang, nasi goreng kerap kali menjadi menu sarapan khas Nusantara yang tersaji di berbagai rumah. Namun, nasi goreng sebenarnya merupakan kuliner yang diadaptasi dari budaya Tiongkok.

Diketahui, nasi goreng berasal dari kebiasaan masyarakat Tiongkok untuk mengolah kembali sisa nasi agar tidak terbuang. Mereka memasak ulang nasi tersebut dengan berbagai bumbu dan rempah menjadi nasi goreng.

Ketika dibawa ke Indonesia, nasi goreng kemudian diadopsi dan mengalami banyak modifikasi dengan bahan-bahan lokal sehingga menciptakan cita rasa yang khas seperti yang kita kenal saat ini.

9. Martabak Telur

20 Martabak Telur Gurih Renyah

Martabak telur/Foto: detikfood/Instagram

Menjadi salah satu camilan populer di Indonesia, ternyata martabak telur merupakan hasil akulturasi budaya India. Diketahui, martabak dibawa masuk ke Indonesia oleh pedagang atau pendatang dari India. Makanan ini merupakan perpaduan antara kuliner India (murtabak) dengan sentuhan lokal, khususnya Jawa.

Di Indonesia, martabak telur sendiri telah mengalami modifikasi dengan menambahkan isian sayuran dan daging cincang. Berbeda dengan martabak India yang hanya menggunakan daging.

10. Bakwan

Bakwan Sayur/Foto: Pexels.com/Chan Walrus

Bakwan Sayur/Foto: Pexels.com/Chan Walrus

Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam, membuat bakwan menjadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia. Meskipun sangat lekat dengan kuliner khas Indonesia, bakwan merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa.

Dalam bahasa Tiongkok, “bak” berarti daging, sementara “wan” berarti bola. Namun, di Indonesia, khususnya di Jawa, bakwan berkembang menjadi gorengan sayur yang berisi campuran wortel, kubis, dan tauge karena harga daging yang mahal.

Saat ini, bakwan memiliki berbagai variasi yang populer di masyarakat, seperti bakwan jagung, bakwan udang, dan bakwan teri. Sedangkan di Jawa Timur, ada juga sajian mirip bakwan sayur yang dikenal dengan Ote-ote.

Kehadiran makanan-makanan akulturasi budaya asing ini semakin menambah kekayaan kuliner Indonesia. So, ada makanan favorit Beauties nggak, nih?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE