5 Efek Depresi pada Otak, Salah Satunya Terjadi Perubahan Struktural

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Selasa, 18 Jan 2022 09:45 WIB
5 Efek Depresi pada Otak, Salah Satunya Terjadi Perubahan Struktural
Ilustrasi radang otak/ Foto: Freepik.com

Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Meski demikian, perlu ditekankan bahwa depresi bukan sekadar perasaan sedih. Lebih dari itu, depresi dapat memengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan.

Tidak sampai di situ, depresi juga bisa mendatangkan perubahan fisik pada otak. Dikutip dari Depressionals, terdapat empat efek utama dari depresi terhadap otak. Simak selengkapnya di bawah ini.

Penyusutan Otak

Ilustrasi penyusutan otak/ Foto: Freepik.com
Ilustrasi penyusutan otak/ Foto: Freepik.com

Efek depresi terhadap otak yang pertama adalah penyusutan otak atau yang disebut dengan brain shrinkage. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa depresi dapat berdampak pada ukuran daerah otak tertentu. Meski demikian, tentang seberapa besar penyusutan tersebut, masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa area otak yang mungkin terpengaruh yaitu hipokampus, talamus, amigdala, frontal dan korteks prefrontal. Depresi berkepanjangan untuk jangka waktu yang lama dapat mengecilkan area-area tersebut.

Misalnya saja perubahan hipokampus dapat dilihat dari 8 bulan hingga satu tahun depresi. Sebagai contoh konkritnya adalah orang yang menderita depresi pascamelahirkan atau PDD mungkin tidak bisa berempati banyak karena terpengaruhnya korteks prefrontal dan amigdala. Korteks ini saling bekerja sama untuk mengatur perasaan dan mengenali perasaan orang lain.

Radang Otak

Ilustrasi radang otak/ Foto: Freepik.com
Ilustrasi radang otak/ Foto: Freepik.com

Berikutnya adalah radang otak atau yang disebut brain inflammation. Peradangan dan depresi bisa dihubungkan dengan cara baru, di mana depresi bisa menyebabkan peradangan atau peradangan dapat menyebabkan depresi.

Meskipun depresi dikaitkan dengan peradangan otak, durasi dari depresi itu sendiri juga terkait dengan terjadinya peradangan di otak. Orang yang mengalami depresi selama lebih dari 10 tahun menderita peradangan 30% lebih banyak daripada mereka yang mengalami depresi selama 3 tahun atau kurang. Akibatnya, gangguan depresi persisten menunjukkan peradangan otak yang signifikan.

Lebih menyeramkannya, peradangan otak dapat menyebabkan sel-sel otak mati yang akhirnya berakibat pada munculnya berbagai komplikasi termasuk fungsi neurotransmitter menurun, penyusutan pengurangan plastisitas otak terkait usia serta disfungsi lainnya.

Kekurangan Oksigen

Ilustrasi kekurangan oksigen/ Foto: Freepik.com
Ilustrasi kekurangan oksigen/ Foto: Freepik.com

Tahukah kamu Beauties bahwa kekurangan oksigen juga dikaitkan dengan depresi. Depresi dapat menyebabkan perubahan pernapasan. Meski demikian tidak diketahui dengan jelas penyebab mana yang terjadi lebih dulu.

Orang dengan gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar mengalami peningkatan kadar faktor seluler yang dihasilkan sebagai respon terhadap kekurangan oksigen di otak. Pada akhirnya penurunan oksigen di otak dapat menyebabkan peradangan, cedera sel otak bahkan kematian sel otak.

Di sisi lain, studi telah menunjukkan bahwa peradangan dan kematian sel dapat menyebabkan berbagai gejala yang memengaruhi perkembangan, suasana hati dan juga memori.

Perubahan Struktural dan Ikat

Ilustrasi otak manusia/ Foto: Freepik.com
Ilustrasi otak manusia/ Foto: Freepik.com

Siapa sangka depresi juga dapat mempengaruhi struktur otak dan jaringan ikat. Beberapa di antaranya adalah gejala penurunan fungsi hipokampus yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya memori, fungsi korteks prefrontal berkurang yang bisa berakibat ada kesulitan untuk memerhatikan, fungsi amigdala berkurang yang berpengaruh pada regulasi emosional dan suasana hati.

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE